"Kamu gamau nginep aja kah disini?" Rengek Karina sambil masih memeluk Windu dan menaruh dagu nya di bahu kanan Windu, badan Karina yang sedikit lebih tinggi dari Windu mempermudah aksinya.
Windu juga mengusap pelan rambut Karina yang tergerai sampai ke punggungnya.
"Kan besok bisa ketemu lagii, katanya mau makan siang bareng?" Windu mendorong pelan badan Karina sebagai upaya melihat wajah Karina yang saat ini sedang memasang wajah cemberut.
Gemas sekali batin Windu.
"Kok cemberut?" Windu ikut ikutan memasang wajah cemberut.
"Ya tapi kan kalo ketemunya pas makan siang doang sebentar banget, Winnn, apalagi minggu-minggu depan kamu pasti udah sibuk banget kan? Aku juga pasti bakal sibuk karena harus ngurusin fashion week, pasti kita jarang ketemu" Karina kembali memeluk Windu.
Windu terkekeh.
"Umm kalo gitu weekend ini kamu nginep apartment ku gimana? oke ga?"
Karina melepas pelukannya dan tersenyum lebar seperti anak kecil.
"Okeee, awas ya gajadi!"
"Iyaaa janji" Kata Windu sambil mengangkat jari kelingkingnya.
"Yailah lu berdua udah kek anak SMA aja dah" Raiyan yang menunggu Windu di teras dan menyaksikan kemesraan keduanya sedari tadi akhirnya angkat bicara.
"Yah maaf, setannya ngamuk, Rin" Windu menanggappi Raiyan
Karina pun tertawa sambil melihat ke arah Raiyan.
"Heh temennya kok dibilang setan sih" Kata Karina membela Raiyan meskipun tertawa juga.
"Emang agak lain anaknya, Rin, biasanya kan yang temenan ama setan juga sesama setan, jangan mau Rin sama dia, hiy serem" Raiyan berlagak seperti orang bergidik sambil melihat sinis ke arah Windu
"Alay" Windu juga memandang Raiyan dengan tatapan sinis
Karina hanya bisa terkekeh melihat kedua sahabat itu
"Udah gih sana pulang, keburu malem banget, bahaya" Karina akhirnya menyuruh Windu dan Raiyan untuk pulang
"Yaudah aku pulang ya, sayang, nitip pamitin ke Yaya besok ya, pules banget tadi dia tidurnya ku liat, jadi ga enak mau pamit" Kata Windu sambil menyelipkan helai rambut Karina kebelakang kuping Karina.
"Iyaa, um..Raiyan juga ga sekalian mau nitip pamit ke Yaya?"
Raiyan yang mendengar itu langsung memasang wajah terkejut
"h-hah u-um i-ya boleh n-niti- uhuk!" Raiyan gelagapan lalu terbatuk.
Windu hanya bisa tertawa, sudah jelas sekali makhluk satu ini sedang kasmaran
"uH iya boleh deh, Rin, bilangin sorry ngerepotin" Raiyan akhirnya mampu menyusun kata-katanya meskipun sekarang kupingnya terlihat sangat merah, tabiatnya jika sedang gugup.
-----------
"Kamu jangan membebani orang tua mu terus lah, Windu. Ngapain segala operasi di luar negeri? buang-buang duit, heboh, nanti kalau terdengar media bagaimana? Kalau mereka tau anak saya penyakitan, bisa malu saya, Win, dan kamu tau? mungkin kamu penyakitan begitu karena susah diatur, susah dibilangi orang tua, makanya kualat."
"Aryo! udahlah! Anak mu ga penyakitan! kamu ini kalau ngomong sama anaknya gapernah halus, kasihan Windu, lagian ini juga kan salah kamu juga toh?!" Ibu Windu yang mendengar perkataan dari suaminya langsung membalas dengan belaan.
"Maksudnya?!!" Ayah Windu mulai meninggikan suaranya
Malam itu perdebatan kembali terdengar di meja makan keluarga Kertayasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Angostura
RomanceWindu Januar yang bertemu dengan dunianya dan Karina Jimbaran yang bertemu dengan semestanya di saat yang sama.