Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya? Iya, aku ingin nanya. Aku tidak mengerti. Apakah aku sebodoh itu sampai-sampai tidak paham sedikit pun apa yang Mini jelaskan? Mau dipikir dengan logika, tetap tak masuk akal. Aku tidak suka dengan diriku yang pilon.
Maksudku, astaga, bagaimana mungkin Swift Growers sudah ada dalam diriku sebelum aku terlempar ke dunia lain? Aku seratus persen remaja perempuan normal seperti gadis-gadis SMA pada umumnya. Mama dan Papaku manusia biasa. Tidak ada yang istimewa.
"Masalahnya bukan dari silsilah keluarga, melainkan portal yang kau temukan." Mini berdeham pelan, mencoba menjelaskan tapi dia sendiri juga belum terlalu mengerti.
Ngomong-ngomong kami kembali pulang ke rumah Bibi dan Om Kebajikan (aku memberi mereka berdua julukan begitu karena kemurahan hati mereka), hati-hati masuk lewat jendela agar tidak menimbulkan suara berisik.
"Aku sudah memeriksa energi samar dari portal di hutan itu dan hasilnya bingo! Selain cerewet, kau peri yang beruntung, Dandi."
"Apa maksudmu?" Aku menahan napas.
"Kau sudah tahu kan sejarah Fairyda dan Blackfuror?" Mini malah balik bertanya.
Aku mengangguk-angguk, sudah seringkali mendengar ceritanya. Fairyda adalah anak region Klan Peri yang diasingkan oleh ibukota, sedangkan Blackfuror merupakan peri yang bermigrasi karena ibukota membosankan. Tetapi, mereka justru ingin merebut Patung Kekuatan dan membuat kekacauan di ibukota serta memanfaatkan Swift Growers untuk sesuatu yang masih misterius sampai saat ini.
"Kalau begitu kau pasti sudah tahu Klan Peri sejatinya tak memiliki kekuatan selain merajut sayap." Aku mengangguk lagi, juga sudah dengar kisahnya dari Madam Allura kalau tak salah.
"Dandi, ini sebenarnya tergantung hoki saja. Pecahan dinding istana kediaman Sang Dewa alias aku, jatuh ke wilayah Fairyda. Berkat itu peri-peri di sana memiliki kemampuan yang beragam. Mulianya mereka tidak berniat membelot pada ibukota, menggunakanku untuk kepentingan otonom. Membangun sekolah peri. Aku pikir itu tindakan bijak."
"Iya, bijak..." Aku tersenyum kecil. Aku tak peduli dengan ibukota yang diagungkan. Aku sudah senang dengan teritorial Fairyda walau wilayah kami sangat sempit dan terbatas.
"Calon pemimpin baru Klan Peri, sosok yang membuatkan Pohon Neraida buatan untuk Fairyda, tidak salah lagi portal itu dia lah yang membuatnya. Aku berani bertaruh." Mini mengangguk. Hanya tokoh-tokoh tertentu yang bisa membuka sekat antar dunia.
Ya ampun. Rasanya ada benda berbobot berat menghantam sayap-sayapku. Lututku luruh ke lantai keramik, kehilangan tenaga. Lemas. Tanpa Mini lanjutkan, aku tahu apa yang sedang terjadi padaku. Inilah kebenarannya.
"Kau paham kan, Dandi? Alasan Blackfuror tidak dapat menghisap kekuatanmu adalah, Swift Growers bukan dariku, melainkan dari kandidat pemimpin Klan Peri itu sendiri. Sisa-sisa kekuatannya tertinggal di portal dan masuk ke tubuhmu saat melintasinya. Ini sebenarnya berita yang bagus untukmu lho."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Hush, Fairy Verdandi!
Fantasy[Fantasy & (minor) Romance] Bukan salahku menjadi seorang gadis ceriwis yang suka banyak tanya. Lagi pula, bertanya adalah kebiasaanku sejak kecil. Seperti kata orang: tidak mudah menghentikan kebiasaan. Bahkan sudah ganti status jadi seorang peri...