Setelah sepuluh hari memutuskan kembali ke dunia paralel, ini mungkin pertama kalinya aku hampir kelepasan menari senang. Iya, aku lebay memang. Tapi, ya ampun! Aku Double Power?! Siapa yang tidak senang dengan itu. Peri dengan Double Power tergolong langka.
Aku memperbaiki posisi berdiriku yang kegirangan. "Apa itu tak melanggar hukum? Yang Double Power cuman Parnox, kan?"
"Siapa bilang?" Mini malah menatapku heran. "Setiap orang hanya memiliki satu kekuatan, Dandi. Si ketua bernama Parnox itu... Hanya kebetulan saja dia punya dua kekuatan."
Alisku bertemu, menukik tajam. Aku yakin Rinvi bilang padaku kalau Parnox double power. Kekuatan keduanya masih misterius.
"Kau lebih percaya pada Klan Druid daripada aku yang memberikan semua benih kekuatan itu ke mereka?" Mini bersedekap kesal.
"T-tidak kok! Bukan begitu! Jangan merajuk dong, Mini. Aku sudah sangat bingung di sini. Rinvi jelas bilang Parnox punya dua kekuatan, meski belum tahu apa kekuatan keduanya."
"Double Power terlahir jika ada dua peri yang punya ikatan semacam teman erat atau hubungan istimewa. Dan ketika salah satunya meninggal, maka kekuatannya akan pindah ke orang yang masih hidup. Mungkin si Parnox itu... Yah, sepertinya kau tahu lanjutannya."
Gyut. Aku dapat merasakan jantungku tiba-tiba digenggam oleh tangan tak kasat mata yang membuatku sesak. Parnox, dia...
"Ei! Jangan menyedihkan sesuatu yang tidak kita ketahui! Mari kita fokus ke pembicaraan. Seperti yang kubilang sebelumnya, setiap peri hanya mendapatkan satu catu kekuatan, dan merujuk kekuatanmu bukan pemberianku, kau berhak mendapat kemampuan kedua."
Belum sempat aku membuka mulut untuk bertanya-tanya, Mini sudah mengeluarkan seratus lembar kartu dan keseratus kartu itu mengambang di udara dalam posisi terbalik.
"Inilah dia, 100 Kartu Kekuatan!"
"J-jangan bilang... Kartu-kartu itu adalah daftar kekuatanmu yang tersisa?" Wajah respekku berubah datar. "Bukankah pasokan Benih Kekuatan-mu mulai menipis, Mini? Maksudku, peri Newbie kan bertambah tiap hari."
Mini berkacak pinggang. "Kau ini! Tidak setiap hari Yang Mulia Luca mengeluarkan kekuatan. Data Sabaism belum di-upgrade!"
Aku terkekeh puas. Gampang sekali membuat Mini mencak-mencak sebal. "Jadi, aku menerima polah yang spesial nih? Tinggal pilih satu kartu, kan?" Aku mendongak. 100 kartu itu mengeluarkan cahaya yang berbeda.
Jujur saja, aku senang dengan perlakuan khusus Mini hanya padaku. Tapi masalahnya...
"Bagaimana cara aku tahu kekuatan yang kuinginkan kalau kau membalikkan semua kartunya?!" Pecah sudah emosiku. Ini benar-benar mirip dengan gacha di game!
Mini menyeringai. Hologram jam hijau berada di udara. Jarum panjangnya bergerak normal. "Tidak perlu terburu-buru memilihnya, Verdandi. Kau masih punya waktu 15 menit lagi sampai Penghentian Waktu milikku habis. Turuti insting dan kata hatimu. Hehehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Hush, Fairy Verdandi!
Fantasy[Fantasy & (minor) Romance] Bukan salahku menjadi seorang gadis ceriwis yang suka banyak tanya. Lagi pula, bertanya adalah kebiasaanku sejak kecil. Seperti kata orang: tidak mudah menghentikan kebiasaan. Bahkan sudah ganti status jadi seorang peri...