Part_7

732 99 2
                                    

sehun mendorong kursi roda yang di pakai jisoo ke dekat kursi yang berada di taman, jisoo meminta pada sehun agar mengantarnya ke taman, jisoo merasa bosan jika harus terus berada di apartemen sehun, jisoo bahkan berpikir jika sehun seorang pengangguran karena selama 2 minggu menikah jisoo tidak melihat tanda-tanda sehun akan bekerja

"beri aku kekuatan untuk ini tuhan" ucap jisoo pelan

"apa kau mengatakan sesuatu?"tanya sehun pada jisoo, tapi jisoo tidak membalas perkataan sehun, jisoo menatap beberapa pasangan yang berada disana, tentunya dengan Anak-Anak yang sedang bermain, sehun duduk di samping jisoo memperhatikan arah pandang jisoo

"apa yang menarik?" tanya sehun

"aku mungkin akan Bahagia seperti mereka jika kau tidak menabrakku" jisoo menatap pasangan yang sedang menggendong seorang bayi

"itu juga bukan kehendakku" bela sehun

"kau terlalu ceroboh"

"ya aku minta maaf,aku akan bertanggung jawab jika kau sudah siap ayo lakukan terapi untuk kakimu" jelas sehun, jisoo menatap sehun tajam

"aku akan Kembali" sehun berdiri meninggalkan jisoo

.

.

.

cukup lama sehun meninggalkan jisoo sendirian, matahari mulai memanas mengenai kulitnya, 2 orang gadis duduk disamping jisoo

"apakah kau kesini sendirian?" tanya remaja gadis pendek, jisoo menengok dan balas tersenyum

"bagaimana mungkin dia kesini sendiri, dia memakai kursi roda kau lihat" balas gadis berambut Panjang

"benar juga, dimana orang yang mengantarmu?" tanya gadis berambut pendek Kembali

"bisa saja dia di buang" ejek gadis berambut Panjang, jisoo menatap tidak suka pada kedua gadis yang ada disampingnya

"hahaha beban keluarga" dua gadis itu tertawa lepas, sedangkan jisoo sudah terlihat sangat marah atas perkataan mereka

"aku bukan beban kelurga seperti kalian" ujar jisoo dingin

"owh benarkah? kau tidak tahu diri ya, lihat kau memakai kursi roda" gadis berambut pendek menunjuk jisoo dan mendorong kursi rodanya, jisoo mengeratkan pegangannya, jisoo merasa sangat sakit hati oleh ucapan mereka

"kalian tidak mempunyai sopan santun pergi sana" jisoo mulai meninggikan nada bicaranya, matanya sudah terlihat berkaca-kaca

"kau iri pada kami yang bisa berjalan ini kan? baiklah kami akan pergi bye bye nona beban" ucap mereka meninggalkan jisoo, jisoo menundukan kepalanya menutup wajahnya menggunakan telapak tangannya bahunya bergetar menandakan ia sedang menangis dengan suara tertahan.

.

.

.

.

"terimakasih ambil saja kembaliannya" ucap sehun sembari memegang dua buah ice cream di tangannya, sehun sedikit berlari karena Jarak anatara dirinya dan jisoo lumayan jauh

sehun dari kejauhan melihat jisoo menunduk, sehun rasa mungkin jisoo sedikit bosan menunggunya sehun tersenyum dan terus berjalan

"Jisoo" panggil sehun, jisoo tidak menanggapi panggilan sehun

"jisoo aku belikan ice cream untukmu, lihatlah" sehun menyodorkan ice creamnya pada jisoo

jisoo mengangkat wajahnya tanpa bicara pada sehun

"astaga kenapa kau menangis?" tanya sehun, sehun langsung berjongkok menatap jisoo

PLAKK

rasa perih mulai terasa di pipi sehun, sehun menundukan kepalanya akibat tamparan yang ia terima, jisoo menarik kemeja yang sehun gunakan

"kau tau sialan aku dihina oleh mereka karenamu" jisoo berbisik ke arah sehun

"kau tau? aku sangat sakit Ketika aku dianggap tidak berguna, mereka mengatakan aku iri karena aku tidak bisa berjalan dan aku di buang oleh keluargaku karena aku cacat" jisoo berteriak ke arah sehun memukul dada sehun berulang kali, sehun tidak bergeming, sehun hanya mendengarkan ucapan jisoo, sehun tau akan perasaan jisoo

"jangan dengarkan ucapan mereka" sehun menahan tangan jisoo memegangnya dengan lembut dan membawanya pada pelukan

"aku akan menjamin kesembuhanmu dengan nyawaku" bisik sehun.

.

.

.

.

.

sehun memakai kaos dan celana hitam memasuki café sendirian, mengedarkan pandangannya ke arah pojok café

"disini" ucap lelaki dengan tangan terangkat, sehun melangkah mendekati lelaki tersebut

"maaf aku sedikit terlambat dokter byun" ucap sehun sembari mendudukan dirinya

"kau pesan saja dulu sehun, tidak usah formal padaku" balas bekhyun dengan kekehan ringannya sehun mulai memesan minumannya

"langsung saja ada yang ingin aku tanyakan" jelas sehun, Baekhyun Kembali tertawa menanggapi ucapan sehun

"kau benar-benar tidak berubah ya dari dulu" Baekhyun membenarkan posisi duduknya

"baiklah apa yang ingin kau tanyakan?" tanya Baekhyun

sehun mengeluarkan amplop coklat dari jaketnya dan menyerahkan pada Baekhyun, Baekhyun membuka amplop itu dan melihat dengan seksama

"ini tidak mungkin milikmu, kau masih bisa berjalan" ucap Baekhyun menatap sehun

"itu milik istrikku" balas sehun

"apa istrimu?kau sudah menikahi?" tanya Baekhyun terkejut, Baekhyun ingin menanyakan kenapa dirinya tidak di undang oleh sehun, tapi mengingat dulu mereka tidak terlalu dekat Baekhyun mengurungkan niatnya

"ya" balas sehun singkat

"lalu apa yang ingin kau tanyakan?" tanya Baekhyun lagi

"bisakah istriku sembuh?" tanya sehun menatap Baekhyun penuh harap, Baekhyun buru-buru meraih lagi hasil rontgen yang sehun berikan

"jika di lihat dari retakannya ini tidak begitu parah, jadi aku rasa istrimu coba terapi dahulu" jelas Baekhyun

"berapa lama?" tanya sehun

"tergantung motivasi juga harus diberikan agar pasien memiliki semangat untuk sembuh" terang Baekhyun lagi, sehun berpikir sebentar mencerna maksud Baekhyun

"tapi dia belum berani bertemu dengan orang baru, dia sedikit trauma" sehun memikirkan jisoo, sehun takut jisoo mendapat perlakuan buruk seperti yang terjadi di taman

"kau bisa mendampinginnya" balas Baekhyun tersenyum, sehun Kembali diam dan menatap ke arah luar café

"kau sudah berubah sehun" ucap Baekhyun dalam hati lalu meminum kopinya dan mengikuti sehun menatap keluar café

.

.

.

.

.

tbc

mohon maaf banyak typo

terimakasih atas votenya sangat membantu sekali :D

BEAUTIFUL PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang