Part_21

742 106 4
                                    

Jam menunjukan pukul 03.00 terlihat lelaki tengah berjalan pelan menyiapkan keperluannya, sehun memasukan beberapa barang yang akan di bawa olehnya.

merasa semuanya sudah beres sehun memberi pesan pada ibunya agar ke apartemennya pagi ini , sehun melangkah mendekati jisoo yang sedang tertidur lelap, berjalan tanpa suara, sehun mendudukan dirinya di samping jisoo

menatap lekat wajah cantik milik istrinya tersebut, mencium kening jisoo pelan, pandangannya beralih pada perut jisoo, sehun akan memberitahu kehamilan pada jisoo sesudah dirinya selesai bertugas.

sehun mengelus perut jisoo dengan sayang

"baby papa pergi dulu, baby jangan menyusahkan mama, doakan papa semoga kembali dengan selamat" ucap sehun

sehun berdiri keluar dari kamar

.

.

.

.

Siang ini jisoo sedang melakukan terapis, sudah 30 menit waktu berlalu, baekhyun memegang tangannya dengan erat, melangkahkan kakinya secara perlahan, begitu melangkah Baekhyun akan melepaskan pegangannya pada jisoo

"aku sudah bisa berjalan dokter byun" ucap jisoo senang

"bagus jisoo ini berkat kerja kerasmu" puji Baekhyun

"tapi aku mudah lelah sekarang" keluh jisoo

Baekhyun melihat ke arah jisoo, jisoo sedikit lebih berisi dari terakhir dia datang bersama sehun, ngomong-ngomong tentang sehun sudah hampir 1 bulan lamanya Baekhyun tidak pernah tau kabar lelaki tersebut, yang jisoo katakan hanya sehun sedang bekerja keluar kota.

"mungkin nutrisimu harus di tambah jisoo" balas bekhyun

"atur pola makan dan istirahat yang cukup" tambah Baekhyun lagi

"aku hanya diam jika tidak terapis" ucap jisoo

"begitu? dimana sehun? sudah 1 bulan ini aku tidak melihatnya" tanya Baekhyun

"dia belum pulang mungkin urusannya belum beres" balas jisoo

"dia pasti senang ketika tau kau sudah mulai bisa berjalan" terang Baekhyun

"ya mungkin" balas jisoo dengan cuek

Baekhyun heran dengan jawaban jisoo yang terkesan cuek, apakah sehun dan jisoo bertengkar selama ini? tapi Baekhyun yakin jika bertengkarpun sehun akan bersama jisoo menemaninya terapis, karena sehunlah yang berjuang untuk pengobatan terbaik bagi jisoo.

.

.

.

.

.

Sudah sebulan sehun ada di kantor tempat rahasianya menjalankan tugas, rambutnya sedikit panjang, kantung matanya menandakan dia sangat sibuk dan juga kumis tipis yang terlihat.

Sehun tentu harus membagi pikirannya antara hubungannya dengan jisoo lalu dengan pekerjaanya, sehun tidak pernah menghubungi jisoo sekalipun, sehun terlalu takut jika jisoo membalas dengan kata-kata yang tidak diharapkannya akan mengganggu konsentrasi sehun.

Sudah beberapa kali sehun memulai rencana penangkapan tapi targetnya selalu gagal terhitung 4x rencana mereka tidak berjalan lancar, sehun cukup frustrasi menghadapi ini.

"ini" kai menyerahkan laporannya pada sehun

sehun membukanya mencermati tulisan yang ada di laporan kai dengan teliti

"sial selama ini kita gagal karena dia punya koneksi yang kuat" ucap sehun emosi

"tentu jika dia tidak punya koneksi bagaimana dia bisa bersembunyi selama ini dan beberapa kali lolos" balas kai

"aku tidak menyangka bahwa pria yang di cintai jisoo dulu bekerjasama dengan bandar narkoba" tambah kai

"kau pikir saja ayahnya politisi pasti butuh uang besar untuk itu" sehun menghela nafasnya

"apa yang akan kau lakukan?" tanya kai

"kita akan mulai operasinya malam ini sekarang aku menyusun rencananya" balas sehun serius

"baiklah kalau begitu, aku menunggu perintahmu letnan"

.

.

.

.

.

"apa kau tidak makan selama beberapa hari?" tanya jennie yang melihat jisoo memakan mie pedas dengan porsi yang besar, mungkin tidak masalah jika jisoo baru memakannya tapi ini sudah mangkuk yang ke 3

"aku merasa sangat lapar jennie, terakhir ini aku merasakan yang tidak nyaman pada perutku" jelas jisoo

mungkin jisoo tidak menyadari atau lebih tepatnya tidak ingin mengambil pusing dengan apa yang terjadi pada dirinya

"kau memang lebih subur dari yang terakhir aku melihatmu" jelas jennie

"hidup dengan sehun membuatmu bahagia sampai kau sesubur ini?" tanya jennie

jisoo menghentikan makanannya, pandangannya lurus menatap mie di depannya, apa yang dikatakan jennie itu benar? atau sebaliknya dia bisa begini karena tidak ada kehadiran sehun di sampingnya?

jujur saja jisoo sudah mulai terbiasa dengan kehadiran sehun, tanggung jawab sehun, perhatian kecil yang sehun berikan, jisoo merindukannya

tapi sehun membuat kesalahan yang jisoo sendiri sulit memaafkan sehun, jisoo ingin bercinta dengan orang yang di cintainya, dulu saat taehyung mengajak jisoo untuk melakukannya, jisoo tanpa ragu menolaknya, karena bagi jisoo itu adalah hal yang berharga dan sehun mengambilnya

"jisoo apa kau baik?" jennie menepuk kecil pundak jisoo

"ah maaf aku malah melamun" jisoo memaksakan tersenyum

"tak apa, aku tau kau merindukan si albino itu kan" goda jennie

jisoo tersenyum kecil menanggapi godaan dari jennie dan melanjutkan makannya yang tertunda

.

.

.

.

.

tbc

mohon maaf keterlambatannya karena kondisi yang kurang sehat dan sempet ke log out akunnya wkwkwk

terimakasih untuk vote dan komentarnya

kritik dan saran di persilahkan

terimakasih, salam sehat

BEAUTIFUL PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang