Part_19

726 105 6
                                    

Di ruangan yang penuh dengan alat-alat medis ini, kecemasan kini terlihat di wajah tampan milik sehun, tadi pagi jisoo pingsan, ia langsung membawanya ke rumah sakit

"bisa ikut keruanganku sebentar?" tanya dokter pada sehun, sehun menganggukan kepala dan berjalan mengekor di belakang dokter

"langsung saja, nyonya oh mengalami dehidrasi, kelelahan, banyak pikiran dan juga kurang gizi" jelas dokter pada sehun

"dan satu lagi tuan oh kemungkinan janin yang ada di rahim nyonya oh bakal terganggu jika terus di biarkan seperti itu" tambah dokter

sehun mengerutkan keningnya

"janin?" tanya sehun memastikan pendengarannya

"iya tuan oh selamat karena anda akan menjadi orang tua, tapi kemungkinan janinnya masih sangat kecil sekitar 4 minggu dan itu sangat beresiko mengalami abortus, janin sebelum 20 minggu sangat-sangat rentan saya harap anda memperhatikan asupan gizi dan keadaan nyonya oh" jelas dokter

sehun menutup wajahnya, ia tidak bisa percaya, janin? di rahim jisoo? ia sangat senang tapi juga sedih, hubunganya dengan jisoo tidak seperti pasangan suami istri pada umumnya

bagaimana cara sehun menjelaskan pada jisoo, apakah jisoo akan menerima janin itu? ataukah keputusan paling terburuk melakukan aborsi.

"bolehkah saya minta satu hal dokter?" tanya sehun

"apa itu?"

"bisakah dokter rahasiakan dulu kabar janin saya ingin memberi kejutan biar saya saja yang memberitahu" jelas sehun, dokter menganngukan kepalanya tanda setuju

"baik dok terimakasih" sehun berjalan pelan keluar dari ruangan dokter, sehun menyandarkan tubuhnya pada tembok

"sayang maukah kau berjuang dengan papa atau papa harus merelakanmu?" gumam sehun

.

.

.

.

.

keluarga kim dan keluarga oh kini berkumpul di ruangan jisoo, sehun langsung memberitahu keluarganya dan keluarga jisoo setelah keluar dari ruangan dokter

terlihat siwon dan jiyong yang sedang mengobrol membahas bisnis karena siwon baru terjun ke dunia bisnis ketika masa pensiun di militer sudah tiba

yoona sedang menyuapi jisoo, sedangkan sandara memeluk jisoo memberi nasihat agar anaknya lebih banyak makan karena berat tubuhnya yang berkurang

sedangkan sehun duduk di sofa yang ada di belakang yoona, memperhatikan jisoo yang kadang tertawa menanggapi sandara maupun yoona

"apa kau sudah makan nak?" tanya yoona yang melihat anaknya melamun

"sudah bu" balas sehun pelan, padahal dari pagi sehun belum mengonsumsi apapun

"kau terlihat pucat" ucap yoona memegang wajah sehun

"mungkin karena kulitku, aku tidak apa, ibu jangan cemas mungkin aku juga kaget jisoo tadi pingsan" yakin sehun

"jangan lupakan makanmu ya" sehun hanya mengangguk

sehun sedang berpikir bagaimana caranya memberitahu keluarga ini tentang kehamilan jisoo, atau sehun tunda saja sampai keadaan jisoo benar-benar membaik

.

.

.

.

.

sudah seminggu jisoo berada di rumah sakit, kondisinya sudah sangat baik, hari ini jisoo di bolehkan untuk pulang.

sehun memindahkan jisoo ke kursi roda, menunggu sandara membereskan barang-barang milik jisoo, sehun memandang jisoo dengan tatapan sedih apakah hubungannya dengan jisoo akan baik-baik saja setelah ini? karena jisoo benar-benar menganggap sehun tidak ada

bagaimana nasib anaknya nanti ketika jisoo tidak menginginkan kehadirannya, sanggupkah sehun membunuh anaknya sendiri?

.

.

.

.

tbc

BEAUTIFUL PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang