Part_15

782 113 6
                                    

Ruangan yang tadinya di penuhi tawa dari ketiga orang tiba-tiba terhenti ketika sehun bergabung, aura yang di pancarkan lelaki itu sungguh tidak bersahabat terlebih lagi pada jennie, jennie sudah meminta maaf tapi tidak di tanggapi sedikitpun oleh sehun.

"sudah malam ayo tidur" ajak sehun pada jisoo

"masih jam 22:30 malam apanya?" tanya jennie dengan nada tidak terima

"aku berbicara pada istriku" balas sehun

"tidak perlu berdebat lagi kalian bukan anak kecil" ingat jisoo

"sudah, mungkin sehun ingin berduaan dengan jisoo" tambah kai

"kau membela si albino itu mr.black?" tanya jennie melotot pada kai

"tidak justru jika mereka pergi aku bisa berduaan denganmu" kai memeluk jennie

sehun menggendong jisoo dengan hati-hati, membawa ke kamar yang ada di vila tersebut meninggalkan kai dan jennie yang sedang berpelukan

"si albino itu masih kaku" bisik jennie

"setidaknya lebih mencair" balas kai

"rencana kita adalah menyatukan mereka"

"itu rencanamu, jangan membuat sehun kesal seperti tadi kasihan dia bagaimana mau hangat kalau di buat kesal terus olehmu" kai mencubit pipi jennie dengan gemas

"sakit bodoh, niatku baik tapi dia terlalu serius" bela jennie

"siapa yang tidak panik istrinya menghilang, ayo kita buat kim junior sayang" kai menatap jennie genit

"dalam mimpimu" jennie melemparkan remote pada kai

.

.

.

.

sehun menaikan selimut yang jisoo pakai, lalu mendekatkan air mineral diatas lemari kecil di samping jisoo

"tidurlah selamat malam" ucap sehun menatap jisoo, jisoo balas menatap sehun

"kau tidur dimana?" tanya jisoo, sehun heran dengan pertanyaan jisoo biasanya jisoo tidak memperdulikan dimana sehun akan tidur

"tentu aku akan tidur disini"

sehun menunjuk sofa kecil yang jisoo yakini pasti tidak akan muat jika sehun berbaring disana, jisoo menepuk sisi ranjangnya yang masih kosong

"disini saja tidak apa asal jangan macam-macam" peringat jisoo

sehun tersenyum mendengar perkataan jisoo, dan langsung mendekat membaringkan tubuhnya menghadap ke arah jisoo

"ah hangatnya" ucap sehun

"jangan berlebihan ini biasa saja" bantah jisoo

"tidak ini benar-benar hangat karena kau ada di sampingku" sehun menggoda jisoo

"rayuan seperti itu tidak akan mempan untukku"

"jadi kau suka yang seperti apa istriku?" tanya sehun dengan suara yang di buat seksi

"jelmaan buaya tidur sana" jisoo mendorong dada sehun

jisoo membalikan tubuhnya membelakangi sehun

"masih galak rupanya" bisik sehun

"bukan masalah dia sudah membolehkan aku tidur disampingnya saja aku sudah beruntung" sehun mendekatkan wajahnya menghirup aroma rambut jisoo

jisoo sangat wangi dan sehun suka mencuri kesempatan hanya untuk menghirup aroma jisoo saat sedang di gendong, sungguh memabukan untuk sehun, membuat dirinya harus bertahan lebih kuat agar tidak kehilangan kontrolnya jika tidak ingin lebih di benci lagi oleh jisoo

.

.

.

.

.

pagi ini rasanya sungguh lebih hangat dari sebelumnya, jisoo membuka matanya mendapati tangan sehun melingkar di perutnya, jisoo hendak memindahkan tangan sehun memegangnya dengan hati-hati namun jisoo mengurungkan niatnya, diliriknya sehun yang sedang tertidur pulas, jisoo memandangi wajah sehun

sehun sebenernya tidak buruk jisoo mengakui itu, sehun juga tampan dan bertanggung jawab, jika jisoo jadi sehun belum tentu jisoo mau menikahi orang yang di tabraknya terlebih korbannya akan menyusahkannya, tapi sehun berusaha melakukan kewajibannya pada jisoo

sehun sangat memanjakan dirinya, walaupun jisoo bersikap kasar tapi sehun dengan sabar mengurus jisoo, air matanya perlahan keluar, dirinya harus kuat menahan rasanya pada sehun, jisoo sudah berjanji pada dirinya sendiri dia akan sembuh dan berjuang untuk cintanya dan taehyung

"aku tidak ingin menjadi bebanmu, aku merasakan ketulusanmu tapi cintaku untuk taehyung, kau tidak akan bisa memasuki rumah yang sudah mempunyai penghuni hiks"bisik jisoo pelan, jisoo membalikan badannya menutup suara tangis dengan punggung tanggannya agar tidak membangunkan sehun

sehun membuka matanya, sebenarnya sehun sudah bangun ketika merasakan tangan jisoo menyentuh tangannya, jelas sehun mendengar bisikan dari jisoo

sehun tidak percaya hatinya sakit mendengar pengakuan jisoo, tidak ada tempatkah untuk dirinya di hati jisoo? setidaknya jisoo bisa mempersilahkan dulu tapi ini langsung penolakan yang sehun terima jelas di depannya.

.

.

.

.

.

.

.

.

tbc

BEAUTIFUL PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang