Epilog

1.4K 124 30
                                    

cahaya matahari dengan mudahnya memasuki celah gorden berwarna brown tersebut, sang istri membuka matanya ketika tangan kecil milik anaknya menepuk pipinya

sang anak tersenyum ketika ibunya membuka mata, diraba wajah ibunya dengan senyuman manisnya

"dada" ucap sang anak gembira

"iya sayang bunda bangun, selamat pagi anak bunda" sapa jisoo mencium pipi anaknya gemas

sean menghalangi ciuman yang jisoo berikan, membuat jisoo tambah gemas dan semakin gencar mencium sean

suara tawa terdengar dari jisoo dan sean yang masih belum menghentikan kegiatan tersebut, jisoo melirik sang suami yang masih tertidur, ide jahil muncul di benaknya

"sean ayo kita ganggu papa" ajak jisoo dengan mata berbinar

sean langsung melihat ke arah sehun, merangkak dengan pelan, jisoo membantu sean untuk duduk di sebelah kiri sehun, sedangkan jisoo di sebelah kanan sehun

"papapapa" ucap sean dengan semangat sembari melihat ke arah sehun

"sean liat bunda, sean seperti ini ya" jisoo mencium pipi sehun dan memeluknya

sean mengikuti arahan jisoo mencium pipi sehun dan memeluknya, tapi tidak cukup bagi sean jika harus duduk di samping sehun, sean merangkak duduk di dada sehun

jisoo tidak ingin kalah dari sang anak, jisoo mencium rahang tegas milik sehun, sesekali menghisapnya dengan gigitan kecil

sehun yang merasa terusik mulai terbangun dari tidurnya, perasaan hangat dalam hatinya melihat sang anak dan istrinya tengah bermanja padanya

"sudah sean papa sudah bangun" sehun memeluk sean dengan sebelah tangannya, mengusap punggung kecil milik sean

"kau juga sayang, stop seperti itu, kau membangunkan adikku" ucap sehun mengecup surai hitam milik jisoo

jisoo mendengus geli mendengar perkataan sehun, jisoo lupa jika laki-laki akan mudah terbangun dengan versi mininya ketika pagi hari

jisoo mengecup bibir sehun sekilas lalu beranjak bangun dari ranjangnya

"aku akan memasak kau jaga sean" jisoo menggulungkan rambutnya lalu mengikatnya

adegan itupun dilihat oleh sehun dengan pandangan yang nakal

"kau sengaja menggodaku?" tanya sehun

jisoo mengerutkan alisnya, mencoba mengerti maksud ucapan sehun

"pertama kau membuat tanda disini" tunjuk sehun pada lehernya yang tadi dikecup oleh jisoo

"dan yang kedua kau memperlihatkan leher cantikmu itu, bukankah itu pertanda kau mengundangku untuk melukis di lehermu" sehun tersenyum jahil

"hei aku bukan kanvas tempatmu melukis, masih pagi pikiranmu sangat kotor sekali tuan" balas jisoo dengan lirikan mata sinisnya

"bagaimana aku tidak berpikiran kotor kalau di otakku hanya terisi dengan dirimu yang sexy ini" sehun mengelus pinggang ramping milik jisoo

"sean papamu tidak waras,awas aku mau memasak" jisoo menyingkirkan tangan sehun dari pinggangnya dan melempar bantal pada muka sehun, lalu pergi keluar dengan cepat.

sean yang melihat bantal mengenai muka sehun tertawa dengan renyahnya, sedangkan sehun tidak percaya dengan anaknya yang menertawakan kejadian yang menimpanya

"kau nakal seperti bundamu sean, papa hukum sekarang" sehun menggelitik pinggang sean membuat sang anak kembali tertawa dengan keras

.

BEAUTIFUL PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang