Part_10

726 100 9
                                    

Di sebuah tempat yang kosong dan sedikit kotor kini seorang pria kini terlihat sedang menahan emosinya di depannya terdapat satu pria berpakaian hitam

"kalian melawan 2 orang saja tidak becus" tanya nya

"maaf tuan taehyung kami tidak tau bahwa mereka akan membantu para pendemo" balas pria di depannya

"kalau sampai ayah tau kalian gagal aku yang akan kena, kau tau siapa mereka?" tanya taehyung sembari mendorong dada pria tadi dengan keras

"kami minta maaf tuan, kami tidak tau" tunduk pria tadi

"keluar" suruh taehyung

"jangan sampai ayah tau hal ini" ucap taehyung

.

.

.

sehun duduk di samping jisoo begitu juga dengan kai

"kenapa kalian lama sekali berapa bungkus yang kalian habiskan?" tanya jennie menatap kai dan sehun bergantian

"kita lama karena kai menggoda dulu gadis-gadis di luar sana" jelas sehun, kai yang mendengar perkataan sehun langsung menggeleng dengan cepat

"jangan percaya dengan ucapan dia" tanggap kai cepat jennie mengepalkan tangannya ke arah kai

"awas kalau kau berani macam-macam hukumanmu puasa sebulan" balas jennie

"aku hanya mencintaimu seorang" ucap kai

"cih alay sekali" balas sehun yang melihat kai merengek pada jennie untuk percaya, sedangkan jisoo begitu tenang tidak menghiraukan obrolan yang terjadi

"makanlah aku pesan steak untuk kalian" ujar jennie

sehun mengambil orange jus yang ada di depannya dan meminumnya

"itu milikku" ujar jisoo ketika sehun sudah meminumnya

"ah benarkah? aku minta maaf aku kira ini milikku" balas sehun

"itu milikmu" tunjuk jisoo pada minuman rasa mangga

"mau aku pesankan lagi?" tanya sehun

"tidak aku minum milikmu saja" sehun sedikit lega mendengar jawaban dari jisoo biasanya jisoo akan mengamuk dan mengatai sehun ketika sehun salah sedikit saja

setelah itu mereka makan dengan tenang meskipun kadang ada sedikit perdebatan dari jennie, kai dan sehun

"apa kau kenyang? ingin menambah lagi?" tanya sehun yang melihat jisoo memainkan handphonenya

"aku cukup kenyang" balas jisoo

"ayo kita pulang" seru kai berdiri disusul oleh jennie, sehun membantu jisoo membawa tas dan mendorong kursi roda.

kai membuka pintu belakang, sehun terdiam sebentar sebelum mengangkat jisoo, helaan napas pelan terdengar dari sehun membuat jisoo melihat kearahnya, sehun buru-buru mengangkat jisoo dan membenarkan posisi jisoo. setelah itu menutup pintu mobil sehun langsung memegangi bahunya, kali ini memang sehun tidak bisa menahannya lagi sudah beberapa kali bahunya bermasalah dan selalu sehun abaikan, tapi kali ini rasa sakitnya 2x lebih nyeri. setelah menaikan kursi roda jisoo sehun segera masuk dan duduk dengan sedikit kurang nyaman karena rasa nyerinya yang belum mereda.

.

.

.

.

jam pagi ini sudah menunjuk ke angka 8 tapi salah satu penghuni kamar apartemen belum kunjung bangun sedangkan seorang lagi sedang asik bermain handphone di tangannya. jisoo sudah bangun dari jam 7 sesekali jisoo melirik ke arah sehun berharap sehun cepat bangun karena jisoo sudah bosan menunggu, jisoo coba bangun menyandarkan tubuhnya pada ranjang, jisoo menarik kursi roda yang ada di samping ranjang untuk menghadap ke arahnya dan menguncinya agar tidak mundur ke belakang, pelan tapi pasti jisoo menggeser kakinya turun tangannya berpindah memegang kedua sisi kursi roda, mengumpulkan kekuatan pada tangannya, jisoo mencoba berdiri tapi kakinya tidak bisa lagi di gerakan hanya rasa nyeri yang langsung datang menyerang kakinya

BRUKKK

Jisoo ambruk di samping kursi roda

"hikss bunda tolong jisoo" ucap jisoo menangis memegangi kakinya

sehun yang kaget mendengar suara itupun terbangun dari tidurnya melihat jisoo sudah di bawah menangis sembari memegang kaki

"jisoo" ucapnya sedikit berlari dan berjongkok di depan jisoo

"apa yang kamu lakukan jisoo?" tanya sehun

"kakiku sakit hikss tolong" balas jisoo, sehun menarik kursi roda agar mendekat tapi ketika di tarik kursi roda itu berat sehun langsung mengerti kenapa jisoo bisa terjatuh seperti ini

"apa kamu mencoba menaiki kursi roda?" tanya sehun kembali, dan dibalas dengan anggukan oleh jisoo

"lain kali jika kau butuh sesuatu panggil aku" titah sehun

sehun menggendong jisoo ke kursi roda ringisan dari sehun terdengar oleh jisoo, tapi jisoo mencoba tidak perduli, ketika sudah selesai sehun mengelus bahunya

"jika sudah keberatan atas tanggung jawabmu kembalikan aku pada orang tuaku" ucap jisoo dingin

"apa maksudmu?"

"aku tau itu sebuah kode kalau aku hanya menyusahkanmu" jelas jisoo, sehun semakin bingung dengan ucapan jisoo

"kau mengelus bahumu beberapa kali aku melihatnya, dan juga seolah-olah aku ini sangat berat jika tidak sanggup dan merasa terbebani lebih baik pulangkan aku" tambah jisoo lagi

"aku tidak bermaksud seperti itu sungguh" bela sehun, jisoo lalu memandang tidak suka ke arah sehun

"berhenti omong kosong kau sama saja seperti penjahat bermulut besar" sinis jisoo, sehun tidak ingin lagi membalas perkataan jisoo, dirinya sedikit sakit mengingat semua yang dilakukannya untuk jisoo tulus tapi jisoo memandang ketulusan sehun dengan benci.

.

.

.

.

sehun dan jisoo duduk di sebuah ruangan di depannya terdapat satu orang berjas putih sedang serius memperhatikan hasil rontgen yang baru saja keluar

"ada pembengkakan di bagian sekitar acl karena beban yang di paksakan" jelas dokter kepada sehun dan jisoo

"solusinya dokter byun?" tanya sehun to the point

"segera lakukan terapi lebih cepat lebih baik" saran Baekhyun, sehun langsung melihat ke arah jisoo, Baekhyun juga memfokuskan pandangannya pada jisoo

"apakah itu akan terasa sakit?" tanya jisoo pelan

"jika saya berkata jujur mungkin iya tapi kita akan melakukannya secara bertahap" jelas Baekhyun

"kapan itu bisa di lakukan?" tanya sehun

"jika nyonya oh sudah siap, lebih cepat di terapi akan lebih baik" senyum Baekhyun

"aku akan menuruti semua keinginanmu saat kau sembuh" bisik sehun pada jisoo

.

.

.

.

tbc

BEAUTIFUL PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang