Part 6

471 77 26
                                    

Singto bangun dari tidurnya dan melihat keberadaan krist yang masih terlelap di sampingnya, dia memegang kepalanya yang terasa pusing dan mengingat kejadian tadi malam.

Singto ingat, dia mencium krist bahkan mengoral penis krist!? Singto menatap wajah krist, harus menggunakan alasan apa dia untuk kejadian tadi malam?

Singto termenung sembari menatap wajah damai krist yang tertidur, tiba-tiba sebuah bayang hitam lewat di belakangnya, apa itu? Singto memegang kepalanya yang memang masih sangat pusing, mungkin dia berhalusinasi.

"Sudah bangun, tuan?" Ucap singto saat melihat krist membuka matanya.

Krist memang terlalu lelah untuk pulang, apa lagi singto memeluknya erat tadi malam jadi dia memilih untuk tidur bersama singto.

"Kamu bahkan tak terlihat menyesal atas apa yang kamu lakukan tadi malam pada ku" ucap krist.

Bukankah biasanya jika orang mabuk dan melakukan hal aneh pagi harinya dia akan menyesal bahkan menangis?

"Kenapa harus menyesal? Bukankah kamu ku beri kenikmatan? Kamu juga tak di rugikan?" Ucap singto sembari mengukung tubuh krist di bawahnya.

"Sing..."

"Krist..." Ucap mereka bersamaan.

"Apa?" Tanya krist.

Singto menaikan selimut menutup tubuhnya dan krist, kemudian ia turun ke bagian bawah krist dan membuka celana krist.

Singto memainkan penis krist lagi dari dalam selimut, mengocok penis tersebut hingga krist memuntahkan cairannya di dalam mulut singto.

Singto mengeluarkan kepalanya dan tersenyum menatap wajah terkejut krist.

"Apa aku boleh melakukannya setiap aku menginginkannya?" Ucap singto.

"A-apa yang kau ucapkan!!" Ucap krist terkejut.

"Kita bisa jadi friend with benefit?"

"M-maksud mu?"

"Aku... Sebelum aku mempunyai kekasih, apa aku boleh melakukan ini pada mu? Kamu juga tak mempunyai kekasih, kita bisa saling memuaskan nafsu satu sama lain" ucap singto terang-terangan.

"S-sing..."

"Yes, sir?"

"K-kamu benar-benar aneh sejak semalam" ucap krist.

"Tidak, aku tak aneh. Aku juga pria normal yang mempunyai nafsu, apa salah jika aku seperti ini?"

"Ini saatnya, krist. Kamu juga sedang tak menjalin hubungan dengan siapapun. Aku sudah lama menginginkan ini" ucap singto.

"Aku bisa menjadi sekretaris mu, teman mu sekaligus jalang pribadi mu" ucap singto.

"S-sing!!" Ucap krist marah.

"Kamu menolak ku? Baiklah aku akan mencari pria lain saja" ucap singto sembari beranjak dari atas tubuh krist.

Singto langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, dia benar-benar kesal pada Krist.

Setelah singto mandi, kini giliran krist membersihkan tubuhnya di kamar mandi, singto mencarikan pakaian untuk krist kenakan.

Keduanya saling diam tak ada yang mengeluarkan suara, krist memakai pakaian dari singto dan keduanya keluar dari kamar singto.

Orang tua singto memang sudah tak heran lagi jika melihat krist menginap di rumah mereka karna krist memang sering melakukan itu.

Krist tak lagi pulang ke rumahnya dan langsung pergi ke kantor bersama singto.




****
Seharian ini singto mendiamkan krist sedangkan krist tengah berperang dengan isi kepalanya sendiri.

Dia memikirkan ucapan singto, setelah lama terdiam, krist beranjak dari kursi kebesarannya dan berjalan menuju ruangan singto.

Di lihatnya singto tengah termenung, krist menghampiri singto dan berdiri di hadapannya.

"Apa kamu tak berkerja?" Tanya krist.

"Perkerjaan ku sudah selesai, tuan" ucap singto.

"Ada apa krist?" Tanya singto sembari menatap wajah krist.

"Untuk penawaran mu tadi, aku mau" ucap krist.

Singto tersenyum mendengar itu dan memegang milik krist yang terlihat mengembung dari dalam celananya.

Singto tersenyum mendengar itu dan memegang milik krist yang terlihat mengembung dari dalam celananya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa ini merindukan ku?" Ucap singto sembari meremas penis krist dan menatap wajah krist.

Krist memegang dagu singto dan mencium bibir singto, singto membalas lumatan krist dan mengalungkan tangannya di leher krist.

Singto berdiri, krist mendorong singto perlahan ke dinding dan memperdalam ciuman mereka. Krist memang tak ingin menjalin hubungan dengan siapapun dalam waktu dekat ini takut kekasihnya akan berakhir tragis lagi, itu sebabnya dia menerima tawaran singto.

Walau dia tak mempunyai kekasih, tapi krist bisa memuaskan nafsunya pada singto 'kan? Sedikit jahat memang, tapi bukankah singto sendiri yang menawarkan dirinya?

Tangan krist mulai meraba tubuh singto membuat singto melenguh nikmat, singto membuka matanya dan langsung mendorong krist karna terkejut melihat seseorang berdiri di balik tirai kaca.

"S-siapa itu?" Ucap singto.

Krist melihat ke arah yang di lihat singto namun tak ada siapa-siapa di sana.

"Tak ada siapapun di sini" ucap krist.

"Sepertinya aku berhalusinasi lagi" ucap singto.

"Lagi?" Tanya krist.

Singto hanya diam tak menjawab, dia tak mungkin mengatakan jika akhir-akhir ini dia sering berhalusinasi melihat hantu maupun darah, krist tak akan mempercayainya.

"Sebaiknya aku kembali ke ruangan ku" ucap krist.

"Ya, aku juga ingin melanjutkan kegiatan ku" ucap singto.

Nafsu krist memang sudah hilang saat singto mendorongnya, mungkin nanti mereka bisa melakukannya? Begitu juga dengan singto yang kini duduk gelisah di kursinya, dia sebenarnya sangat takut dengan apa yang di alaminya beberapa hari ini, kenapa harus dirinya?



















Tbc.

Me And You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang