Part 17

374 48 31
                                        

Jam sudah menunjukkan jam 8 malam namun Singto masih fokus pada layar laptopnya.

Ada beberapa pekerjaan yang deadline-nya sebentar lagi, itu sebabnya dia memutuskan untuk lembur malam ini. Walau atasannya adalah kekasihnya sendiri, tapi Singto merasa dia tak boleh memanfaatkan status mereka, bukankah mereka harus profesional dalam bekerja?

"Sayang, apa belum selesai?" Ucap Krist yang baru saja masuk ke ruangan Singto.

Krist ke toilet tadi, dan sekarang baru datang menemani sang kekasih lagi.

"Sebentar lagi, jika kamu lelah, kamu boleh pulang dulu" Ucap Singto.

"Tidak, di luar sudah gelap, banyak lampu sudah di matikan, aku tak mau kamu sendiri di sini" Ucap Krist.

"Kamu benar-benar romantis" Ucap Singto sambil terkekeh kecil.

"Apa hadiahnya aku boleh melakukan 3 ronde malam ini" Ucap Krist sambil menaik-turunkan alisnya.

"Kamu bahkan boleh melakukannya sampai pagi, asal kamu mau membantu pekerjaan ku" Ucap Singto dengan wajah menggoda.

"Shit! Meskipun itu bukan pekerjaan ku, tapi aku rela menggantikan mu!" Ucap Krist.

Singto beranjak dari duduknya dan Krist duduk di kursi Singto.

"Aku ingin ke toilet sebentar" Ucap Singto.

"Ya, baby" Ucap Krist yang mulai fokus pada pekerjaannya.

Beberapa menit berlalu.

*Ceklek... Terdengar suara pintu ruangan terbuka, Krist masih fokus dengan layar laptopnya sesekali menguap karna merasakan ngantuk.

"Kamu sudah datang, sayang?" Ucap Krist tanpa mengalihkan tatapannya dari laptopnya.

Menit demi menit berlalu, Krist terus menguap, dia melihat jam yang ternyata sudah hampir jam 9, Krist melihat ke sebuah sofa, tak ada Singto disana, apa Singto belum kembali dari toilet?

Krist merasa Singto sudah datang sejak tadi!? Bahkan terdengar jelas olehnya suara pintu ruangan di buka, dan seseorang duduk di sofa yang tak jauh darinya, Krist pikir itu Singto.

"Sing..." Ucap Krist sambil beranjak dari duduknya.

Krist mencoba untuk menghubungi Singto, terdengar suara ponsel Singto berdering di atas meja kerjanya, itu artinya Singto tak membawa ponsel.

Krist langsung berjalan keluar mencari Singto, dia ke toilet, berjalan menelusuri koridor kantor dengan penerangan yang minim.

"Sayang, kamu dimana?" Teriak Krist berharap Singto mendengar suaranya.

Krist membuka pintu setiap toilet berharap menemukan sang kekasih namun semua toilet itu kosong, Krist langsung berlari mencari Singto ke toilet yang ada di lantai bawah, dia membuka setiap pintu toilet dan hasilnya tetap sama, dimana kekasihnya!?

Krist berlari ke lantai atas, masuk ke ruangannya, namun Singto juga tak ada disana, Krist mencoba peruntungan kembali ke ruangan Singto berharap Singto sudah kembali ke ruangannya tapi Singto benar-benar tak ada disana.

Di tempat lain saat ini, Singto berjalan mundur sambil menangis, dia terjebak di dalam gudang dengan orang asing yang entah siapa itu, dia menggunakan topeng yang menutup seluruh wajahnya, yang terlihat hanya mata dan bibirnya.

"K-krist, tolong aku" Lirih Singto dengan suara yang bergetar.

Suara tongkat besi yang di seret oleh pria misterius itu menggema di seluruh ruangan membuat Singto semakin takut.

"T-tolong jangan bunuh aku.. s-siapa kamu" Ucap Singto sambil menangis.

Pria itu mengangkat tongkatnya, ingin memukul Singto, beruntung Singto menghindar sehingga tongkat besi itu tak mengenainya dan malah mengenai dinding di samping Singto.

Me And You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang