"Kapan kalian akan menikah?" Ucap papa Krist sehingga membuat Singto tersedak makanan mendengarnya.
Saat ini Krist dan Singto sedang sarapan bersama di rumah Krist.
Semalam Singto memang menginap di rumah Krist, dan pagi ini mereka sarapan bersama sebelum ke kantor.
"Terserah kapan Singto siap" Ucap Krist sambil terkekeh kecil.
"Jadi, kapan, Sing?" Tanya mama Krist sembari menatap Singto.
"Huh... Hmm... A-aku belum memikirkan itu, tante. Mungkin nanti?" Lirih Singto dengan wajah merahnya, entah kenapa dia benar-benar malu sekarang.
"Tak perlu terburu-buru, ma, pa. Bukankah hubungan ku dan Singto baru berjalan 1 bulan, biarkan kami saling mengenal lebih dulu" Ucap Krist, dia tahu Singto sedang gugup sekarang.
"Kalian sejak kecil sudah bersama, apa masih belum saling mengenal satu sama lain?" Ucap papa Krist.
"Ku pikir aku belum terlalu mengenal dia" Ucap Krist sambil terkekeh kecil.
Setelah sarapan, Krist dan Singto pamit berangkat ke kantor.
Di sepanjang jalan tangan keduanya saling bertautan, sesekali Krist mencuri kecupan kecil disana.
"Krist, aku ingin buah. Berhenti sebentar" Ucap Singto saat melihat toko buah di pinggir jalan.
"Apa perlu ku temani?" Ucap Krist setelah dia menghentikan mobilnya.
"Tidak, biar aku pergi sendiri" Ucap Singto.
Singto keluar dari mobil, baru saja dia ingin melangkah menyebrang jalan, ada sebuah motor melaju kencang sehingga membuat Singto tak jadi menyebrang.
Krist yang melihat itu langsung keluar dari mobilnya, dia memegang tangan Singto.
"Ayo ku temani" Ucap Krist.
Singto mengangguk, mereka menyebrang jalan sambil berpegangan tangan.
Setelah membeli beberapa buah, Krist melihat kiri dan kanan lebih dulu sebelum menyebrang lagi.
"Motor tadi seperti ingin menabrak mu" Ucap Krist.
Saat ini Krist dan Singto sudah masuk ke dalam mobil, dan Krist sudah menjalankan mobilnya ke kantor.
"Mungkin dia terburu-buru?" Ucap Singto yang masih mencoba untuk berpikir positif.
"Hati-hati" Ucap Krist.
"Aku pasti berhati-hati, jangan khawatir" Ucap Singto sambil tersenyum.
Beberapa menit kemudian mereka tiba di kantor. Krist menjalankan mobilnya ke tempat parkir.
"Bagaimana rasanya memiliki kekasih satu kantor, Krist?" Ucap Off yang tiba-tiba ada di samping mereka.
"Rasanya benar-benar menyenangkan" Ucap Krist dengan senyum mengejek.
"Bukan hanya satu kantor, Off. Tapi juga satu komplek perumahan, jika aku rindu, aku tinggal menelpon Krist, dan hanya butuh waktu 10 menit dia datang ke rumah ku" Ucap Singto dengan senyum bahagianya.
"Huh, aku benar-benar iri" keluh Off.
"Selamat pagi!?" Ucap Chimon, dia berdiri di tengah-tengah Off dan Krist sambil merangkul keduanya.
Singto langsung menepis tangan Chimon dari pundak Krist, dan memeluk erat lengan Krist.
"Upss, maaf" Ucap Chimon yang mengerti itu.
Mereka masuk ke dalam lift bersama, Singto terus memeluk tangan Krist sejak tadi, dan Chimon masih berdiri di samping Krist.
Chimon memegang ujung jari tangan Krist sehingga membuat Krist menatap ke arah Chimon, sedangkan sang pelaku hanya tersenyum seakan tak mempunyai salah.
Krist menarik tangannya, dia juga mundur perlahan agar tidak sejajar dengan Chimon.
"Krist mu tidak akan hilang, Sing" Ucap Off yang mulai jengah melihat Singto yang terus bergelayut di lengan Krist.
"Aku suka dia seperti ini" Ucap Krist sambil tersenyum, Krist juga mengusap rambut Singto membuat wajah Singto memerah karna perlakuan Krist.
"Dengar sendiri, Off" Ucap Singto sambil memeletkan lidahnya.
Krist mengecup bibir Singto singkat sehingga membuat Chimon langsung menatap ke sembarang arah, sedangkan Off hanya menghela nafas melihatnya.
Lift terbuka, Krist dan Singto berjalan ke ruangan mereka, begitu juga dengan Off dan Chimon.
"Kenapa kamu mengikuti ku hingga ruangan ku!?" Ucap Singto saat melihat Krist masih betah mengikuti dia.
"Aku hanya masih ingin bersama mu, apa itu salah?" Ucap Krist.
"Tentu saja, apa semalam masih kurang?" Ucap Singto sembari memainkan jarinya di dada Krist.
"Semalam sudah lebih dari cukup, sayang" bisik Krist.
"Kamu tahu sendiri itu, sekarang silakan keluar dari ruangan ku, tuan" Ucap Singto.
"Ckk, baiklah" Ucap Krist.
Singto duduk di kursi kebesarannya dan mulai membuka laptopnya, memeriksa apa saja yang akan mereka lakukan hari ini, dan melanjutkan beberapa pekerjaan yang belum selesai kemarin.
Tbc.
Vote woy vote!!! Maksa nih gue 😾🔪

KAMU SEDANG MEMBACA
Me And You ✓
FanficKrist benar-benar heran, kenapa setiap orang yang menjalin hubungan dengannya pasti akan berakhir tragis? Apa yang salah darinya? *Top Krist, bot Singto.