Part 10

766 70 55
                                        

"Masuk" ucap krist.

Terdengar suara pintu di buka membuat krist mengalihkan tatapannya dari berkas miliknya.

"Apa kamu sibuk, krist?" Ucap chimon.

"Tidak, apa ada masalah, chi?" Ucap krist.

"Kamu bisa memanggil ku chimon tanpa perlu menyingkat nama ku" ucap chimon sambil tertawa.

"Ku pikir lebih mudah memanggil mu chi" ucap krist sambil terkekeh kecil.

Wajah chimon memerah mendengar itu, jantungnya juga berdetak kencang.

"Ada apa? Tak biasanya kamu menghampiri ku di jam kerja" ucap krist.

"A-aku... A-aku hanya ingin berbicara dengan mu, jika di jam istirahat kamu selalu tak ada di kantor" ucap chimon.

Ya, saat jam istirahat krist memang selalu makan di luar bersama singto hingga membuat chimon tak pernah bisa bertemu dengan krist.

"Apa yang ingin kamu bicarakan?" Tanya krist.

"Krist, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Ucap chimon.

"Huh? Apa aku melupakan itu? Kapan kita bertemu?" Ucap krist.

"T-tidak, sebaiknya aku kembali berkerja sekarang" ucap chimon, ia langsung berjalan keluar dari ruangan krist membuat krist menatap aneh ke arah chimon.

"Apa dia masuk hanya untuk menanyakan itu? Benar-benar aneh" gumam krist.

*Bugghh... Chimon berjalan tanpa melihat ke depan membuatnya tak sadar menabrak singto yang kebetulan tengah berjalan, singto terjatuh ke lantai sembari memegang pantatnya yang terasa perih.

Chimon hanya melihat itu kemudian pergi dari sana tanpa mengucapkan kata maaf membuat singto menatap heran.

Apa yang salah darinya? Apa chimon ingin balas dendam karna dia selalu mengabaikan chimon?

Singto beranjak dari lantai dan melanjutkan langkahnya ke ruangan krist.

"Ada apa dengan mu?" Ucap krist saat melihat kehadiran singto.

"Pantat ku sakit" ucap singto.

"Kenapa?" Tanya krist.

"Di tusuk oleh mu tadi pagi kemudian di tabrak chimon hingga aku terjatuh ke lantai, ku pikir lubang ku terluka sekarang" ucap singto.

Wajah krist memerah mendengarnya, singto berjalan mendekat kemudian memberikan berkas yang di bawanya.

"Apa kamu mempunyai salep?" Ucap singto.

"Tidak" ucap krist sembari menandatangani berkas yang di bawa singto.

"Kamu benar-benar tak ada pertanggung jawaban untuk lubang ku!!" Ucap singto.

Krist menghentikan kegiatannya kemudian menatap singto.

"Sing, ucapan mu. Bagaimana jika ada yang mendengar?" Ucap krist.

"Bukankah ruangan CEO kedap suara, hmm?" Ucap singto sembari mendekatkan wajahnya ke wajah krist.

Bibir keduanya bertemu, krist membalas lumatan singto.

"Cih, jalang murahan" gumam seseorang yang memang mengintip melalui kaca ruangan, ia langsung pergi dari sana sebelum ketahuan.

"Mmpphhh, lepashhh" ucap singto setelah dia berhasil melepas lumatan krist.

"Apa kamu ingin membunuh ku, krist!?" Ucap singto marah.

"Maaf, aku lepas kendali. Bibir mu nikmat" ucap krist sembari mengedipkan satu matanya.

Me And You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang