Krist benar-benar heran, kenapa setiap orang yang menjalin hubungan dengannya pasti akan berakhir tragis? Apa yang salah darinya?
*Top Krist, bot Singto.
Sekarang sudah pukul 10 malam, krist dan teman-temannya memutuskan untuk pulang.
"Sing..." Ucap krist.
"Hmm" ucap singto singkat.
"Aku minta maaf untuk tadi" ucap krist sembari mendekati singto dan mengusap pipinya yang membengkak.
"Aku tak ingin mendengar kalian bertengkar lagi" ucap gun.
"Kami pulang dulu" ucap tay sembari menepuk pundak krist.
Off, gun, tay dan newwie memutuskan untuk pergi dan membiarkan krist dan singto berdua di tempat parkir.
"Pipi ku membiru dan membengkak! Aku tak ingin memaafkan mu!" Ucap singto.
"Aku lepas kendali tadi, harusnya kamu menjaga ucapan mu agar aku tak marah" ucap krist.
"Apa kamu berniat minta maaf, krist? Kenapa masih membahas itu?"
"Baiklah, baiklah, aku benar-benar minta maaf"
"Aku akan memaafkan ku tapi dengan dua syarat?" Ucap singto sambil tersenyum.
"Apa?" Ucap krist.
"Pertama, kamu harus menjemput ku setiap kali kita pergi berkerja selama 3 bulan dan kamu juga harus mentraktir ku makan 3 bulan ini, bagaimana?" Ucap singto.
"Ckk, kamu memanfaatkan ku, baiklah aku akan melakukan itu" ucap krist.
Singto tersenyum senang mendengarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa kita damai sekarang?" Ucap krist sembari mengulurkan tangannya ke arah singto.
"Tentu" ucap singto sembari menjabat tangan krist.
"Hati-hati di jalan" ucap krist sembari membukakan pintu mobil untuk singto.
"Terima kasih, kamu juga" ucap singto.
Setelah singto masuk ke mobilnya krist juga masuk ke mobilnya sendiri dan melajukan mobilnya untuk pergi dari sana.
Krist dan singto memang memakai mobil sendiri tadi saat ke kafe, keduanya masih berperang dingin jadi wajar bukan jika mereka menggunakan mobil masing-masing?
Singto tersenyum menatap mobil krist di depannya, perjalanan mereka memang satu arah.
Saat krist tiba di depan pagar rumahnya, ia berhenti lebih dulu dan membuka kaca mobilnya begitu juga dengan singto yang membuka kaca mobilnya, keduanya saling melambaikan tangan, saat pintu pagar rumah krist terbuka, krist masuk sedangkan singto menjalankan mobilnya untuk pulang ke rumahnya.
Singto berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai atas dan masuk ke sana, dia membersihkan diri lebih dulu di kamar mandi kemudian baru mengistirahatkan tubuhnya. . . . . Pagi-pagi sekali krist sudah berada di rumah singto, sesuai perjanjian mereka tadi malam, mulai hari ini krist akan menjemput singto untuk pergi ke kantor.
Krist di suruh oleh mama singto agar menemui singto di kamarnya sekarang, saat krist masuk dia tak melihat keberadaan singto.
Krist duduk di tepi ranjang dan melihat di atas nakas ada foto mereka berenam, krist tersenyum melihat itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Foto itu di ambil saat mereka masih menjadi mahasiswa baru dan itu sudah sekitar beberapa tahun yang lalu, singto masih betah menyimpan foto itu di atas nakas, walau tay, new dan gun beda tempat kerja dengan mereka, sesekali mereka memang sering menyempatkan waktu untuk bertemu.
tak lama pintu kamar mandi terbuka, singto keluar dari sana hanya dengan menggunakan handuk.
Singto berdehem kecil membuat krist menyadari kehadirannya.
"Ku pikir kamu sudah siap" ucap krist.
"Sebentar lagi, tuan" ucap singto sembari berjalan membuka lemari pakaiannya dan mencari pakaian kantor yang akan di kenakannya hari ini.
Singto masuk ke dalam walk in closet untuk memakai pakaiannya.
"Krist, apa kamu masih di sana?" Ucap singto.
"Ya... Ada apa?"
"Sepertinya aku lupa membawa celana ku, tolong ambilkan itu"
Krist melihat celana hitam singto tergeletak di lantai, ia mengambil itu dan membawanya ke dalam walk in closet.
Krist terkejut melihat singto yang hanya mengenakan kemeja tanpa celananya.
"M-maaf, a-aku tak bermaksud"
"Mana celana ku?" Ucap singto sembari berjalan mendekati krist sedangkan krist berusaha untuk menatap ke sembarang arah agar tak melihat singto.
"Tak usah berlebihan, bukankah aku yang menyuruh mu untuk masuk?" Ucap singto.
"Ahh... Ya, ini celana mu" ucap krist.
"Apa kamu malu melihat ku? Apa kamu juga menyukai pria, krist?" Tanya singto.
"A-aku... Bukankah kurang sopan jika menanyakan orientasi seksual seseorang!!" Ucap krist marah.
"Ku pikir kamu tak tertarik dengan pria, kamu bahkan tak pernah berkencan dengan pria" ucap singto sambil tersenyum manis.
"Kenakan celana mu secepatnya setelah itu temui aku di luar" ucap krist.
Ia langsung keluar dari sana sedangkan singto tersenyum melihat itu.
Beberapa menit kemudian singto menghampiri krist di ruang tamu. Mereka pergi ke kantor bersama dengan mobil krist.
"Krist, bagaimana tentang liburan off?"
"Bukankah sudah di bahas kemarin?"
"Dan tentang ucapan tay yang ingin mengatur kencan buta untuk mu?"
"Uhh... Aku tak memikirkan itu, aku masih memikirkan clara" ucap krist.
Matanya terus terfokus ke jalanan tanpa sadar jika singto terus menatap ke arahnya sedari tadi.