Hari di mulai seperti biasa, pagi-pagi sekali Singto sudah bangun dari tidurnya, bersiap ingin ke kantor.
Sudah 3 hari Singto ijin tak masuk kerja, hari ini dia memutuskan ingin masuk, kasian Krist yang harus bekerja sendiri tanpa sekertaris.
Terdengar suara pintu kamar di ketuk, membuat Singto berjalan membuka pintu kamarnya.
"Kekasih mu sudah menunggu di depan" Ucap Wave.
Ya, Wave memang belum pulang, dia masih menginap dengan alasan ingin memastikan Singto benar-benar sembuh. Sebenarnya Wave adalah phi yang posesif, hanya saja semua terhalang oleh jarak, pekerjaan, rumah, anak dan istrinya berada di kota lain sehingga membuat Wave tak bisa selalu ada untuk Singto dan kedua orang tuanya.
"Suruh Krist ke kamar ku, phi" Ucap Singto.
"Cih, tidak. Kamu yang harus turun sendiri, Sing!? Apa kamu pikir aku akan membiarkan kamu dan Krist berduaan di kamar" Ucap Wave.
Singto hanya diam tak menjawab, kini dia menutup pintu kamar mengabaikan Wave.
Itu juga salah satu alasan Singto lebih memilih untuk masuk kerja hari ini, agar dia bisa berduaan dengan Krist di kantor, karna selama 3 hari ini Wave selalu melarang mereka berduaan, jika Krist ke kamar Singto, Wave pasti akan ikut masuk, sebisa mungkin dia tak akan membiarkan Krist dan Singto berduaan.
Hampir 30 menit menunggu, akhirnya Singto turun ke lantai bawah, di lihatnya sang kekasih sedang bicara dengan phi Wave-nya.
"Ayo berangkat, Krist" Ucap Singto.
"Kapan kamu akan menikahi adik ku!?" Tanya Wave pada Krist.
"Phi Wave, apa ini tak terlalu cepat?" Ucap Singto.
"Aku siap menikah kapan saja, phi. Semua tergantung Singto" Ucap Krist.
"Abaikan dia Krist, ayo ke kantor" Ucap Singto.
"Sing..." Ucap Wave.
"Ya, phi" Ucap Singto.
"Aku akan pulang hari ini" Ucap Wave.
"Huh, benarkah?" Ucap Singto sambil menghampiri phinya.
"Ya, banyak pekerjaan menunggu ku, aku juga merindukan anak dan istri ku" Ucap Wave.
Singto memeluk Wave setelah mendengar itu.
"Aku pasti akan merindukan phi nanti" Ucap Singto.
"Bukankah ini memang mau mu, huh? Kamu pasti bahagia aku pulang" Ucap Wave.
"Tidak, walau phi suka mengganggu aku dan Krist, tapi aku suka phi disini, bukankah aku bisa berduaan dengan Krist di kantor" Ucap Singto sambil terkekeh kecil.
"Cih, kamu benar-benar nakal" Ucap Wave sambil mencubit hidung Singto.
"Sing, ayo ke kantor" Ucap Krist, bukan maksud Krist ingin mengganggu kakak dan adik itu, tapi mereka memang sudah terlambat sekarang.
"Sebentar lagi, Krist. Aku masih ingin memeluk adik ku" itu Wave yang menjawab.
"Sudah, aku ingin ke kantor" Ucap Singto sambil melepas pelukan mereka.
"Phi Wave, kami berangkat" Ucap Krist.
"Hmm, hati-hati. Aku tak mau mendengar adik ku terluka seperti kemarin lagi" Ucap Wave.
"Aku akan menjaganya dengan baik, phi" Ucap Krist.
Krist dan Singto berjalan keluar dari rumah, Krist membukakan pintu mobil untuk Singto, setelah itu dia masuk ke kursi pengemudi dan menjalankan mobilnya pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And You ✓
FanficKrist benar-benar heran, kenapa setiap orang yang menjalin hubungan dengannya pasti akan berakhir tragis? Apa yang salah darinya? *Top Krist, bot Singto.