Part 20

345 47 29
                                        

Singto beranjak dari duduknya, merenggangkan pinggangnya, sudah terhitung hampir 3 jam dia duduk di depan layar laptopnya, rasanya pinggangnya akan patah sekarang.

Singto berjalan keluar dari ruangannya, dia ingin ke toilet. Beberapa karyawan yang memang mengenal Singto menyapa Singto, dan Singto membalas sapaan mereka dengan ramah.

Saat dia memasuki lorong toilet, ada seorang OB sedang mengepel lantai.

"Permisi, aku ingin lewat" Ucap Singto sopan.

"Silakan tuan" Ucap OB tersebut.

Singto berjalan di sana, sang OB menendang ember tempat air pel-nya sehingga membuat lantai basah dan Singto yang kebetulan lewat tergelincir hingga dia jatuh ke lantai.

"Ahh" Lirih Singto kesakitan.

Pantatnya benar-benar sakit!

Sang OB berjalan pergi dari sana tanpa berniat untuk membantu Singto yang terjatuh akibat ulahnya.

"Benar-benar tidak sopan" Lirih Singto sambil berusaha bangkit sendiri.

Singto berjalan tertatih ke sebuah wastafel, dia mencuci wajahnya di sana berusaha untuk menyegarkan pikirannya kembali. Setelah itu masuk ke dalam salah satu bilik toilet. Setelah menyelesaikan urusannya, Singto membuka pintu namun itu terkunci dari luar.

Singto mengetuk pintu toilet sambil berteriak.

"Apa ada seseorang di luar?!" Teriak Singto.

Karna panik Singto langsung menghubungi Krist. Beruntung dia membawa ponselnya tadi.

Krist memang menyuruh Singto agar selalu membawa ponsel kemana pun Singto pergi, jika terjadi sesuatu, Singto bisa langsung menghubungi kekasihnya.

"Krist, aku terkunci di dalam toilet" Ucap Singto setelah Krist mengangkat panggilannya.

Krist yang mendengar itu langsung beranjak dari duduknya, berjalan menuju toilet terdekat dari ruangan mereka.

"Permisi, tuan" Ucap seorang OB dengan membawa alat pelnya.

Krist hanya mengangguk, tak lama Singto keluar dengan wajah cemasnya. Singto yang melihat kedatangan Krist langsung memeluknya.

"Bukankah kamu mengatakan kamu terkunci dari luar tadi?" Ucap Krist heran, kenapa Singto bisa keluar sendiri.

"Ya, itu tadi, setelah ku coba lagi, pintunya terbuka sendiri. A-aku takut... I-itu pasti Clara yang mengerjaiku" Ucap Singto.

Apa benar itu hantu Clara? Tapi kenapa itu bertepatan dengan OB tadi yang baru saja lewat? Apa hantu berani menampakkan diri di siang hari?

"Ayo pulang" Ucap Krist sambil mengusap rambut Singto.

"Ya" Ucap Singto.

Krist memilih untuk tak membahas itu lagi, dia memang sedikit mencurigai OB tadi yang mengerjai Singto, tapi kenapa? Apa dia kurang pekerjaan sehingga melakukan itu? Karna Krist tak ingin menuduh orang sembarangan jadi lebih baik dia membawa Singto pulang meskipun sekarang belum jamnya pulang.

Di depan kantor tiba-tiba ada motor yang melaju kencang di dekat mereka sehingga membuat Krist memeluk tubuh Singto agar menepi.

"Shit! Orang gila mana yang ngebut membawa motor di kawasan kantor!" Ucap Krist marah.

Orang tadi memakai helm full face sehingga Krist tak bisa melihat wajahnya. Itu pasti salah satu karyawan kantornya, jika Krist tahu orang itu, dia akan memecatnya nanti, beruntung mereka tidak tertabrak.

Singto memeluk tubuh Krist karna terkejut, sudah 2 kali dia hampir di tabrak motor.

Mereka berjalan ke tempat parkir, Krist membukakan pintu mobil untuk Singto lebih dulu, setelah itu baru dia masuk ke kursi pengemudi dan menjalankan mobilnya keluar dari area parkir.

"Mau makan dulu?" Tanya Krist.

"Ya" Ucap Singto.

Sebuah motor melaju kencang di samping mobil Krist sehingga membuat Krist reflek membanting stir agar sedikit menepi.

"Ada apa dengan hari ini!" Ucap Krist kesal.

"Entahlah Krist, aku juga bingung, ada apa dengan orang-orang" Ucap Singto.

30 menit kemudian, mereka tiba di sebuah restoran, Krist dan Singto berjalan masuk ke restoran tersebut.

Kini keduanya sudah duduk di sebuah kursi yang berada di dekat pintu masuk, sang pelayan mulai menghampiri mereka, dan memberikan buku menu.

Setelah menyebut pesanan mereka, kini sang pelayan pergi dari sana.

Seorang pria berjalan di dekat Krist dan Singto dengan membawa nampan berisi sop panas, dia menabrak meja sehingga membuat supnya tumpah hampir mengenai tangan Singto, beruntung Krist reflek menarik Singto.

"Apa kamu tak punya mata!?" Ucap Krist memarahi orang itu.

"M-maaf, tuan. Aku sedikit mengantuk" Ucapnya.

"Kamu tak menggunakan seragam waiter, kamu bukan pelayan disini kan?" Ucap Krist.

Pria itu langsung berlari pergi dari sana, Krist ingin mengejar pria itu namun di tahan oleh Singto.

"Aku baik-baik saja, Krist. Aku juga tidak terkena kuah sop panas itu karna kekasih ku dengan sigap melindungi ku" Ucap Singto sambil tersenyum manis agar Krist tidak marah.

"Bagaimana jika aku tak ada di sisi mu?" Ucap Krist.

"Kamu pasti akan selalu ada disisi ku, aku tahu itu" Ucap Singto.

"Ayo menikah, agar kita bisa satu rumah, dan aku akan selalu ada dimana pun kamu berada" Ucap Krist.

"Kamu melamar ku di sini, dan dalam keadaan yang sangat tidak romantis ini?" Ucap Singto.

"Apa terlalu terburu-buru? Aku akan menyiapkan kejutan romantis nanti" Ucap Krist.

"Tak perlu, Krist. Aku mau menikah dengan mu" Ucap Singto.

"B-benarkah?" Ucap Krist.

"Ya" Ucap Singto sambil tersenyum manis.

Krist memegang tangan Singto dan mengecup punggung tangannya, dia benar-benar bahagia mendengar itu.

"Aku akan mempersiapkan pernikahan kita secepatnya" Ucap Krist.








Tbc.

Me And You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang