Moon sudah turun dari mobil ketika Alex baru saja akan membukakan pintu untuknya. Kemudian mereka berjalan memasuki sebuah gedung tinggi nan mewah dan menaiki lift menuju lantai 10.
Saat mereka baru sampai dilantai itu, langsung disambut oleh beberapa bodyguard berseragam serba hitam. Mereka meminta bukti akses yang berupa cincin berlogo sayap. Tentu saja cincin itu sudah berada di jari mereka berdua.
Salah satu bodyguard yang memeriksa cincin itu menoleh ke temannya yang lain dan mengangguk. Sikap para bodyguard itu menjadi ramah setelahnya. Jika tadi mereka sangat datar, sekarang mereka menunjukkan senyum tipisnya.
"Kalian boleh masuk. Tapi sebelum itu, serahkan kartu nama kalian pada kami" pinta salah satu bodyguard. Moon dan Alex memberikan kartu nama palsu yang telah disiapkan sebelumnya.
"William Ford and Britney Agatha.." bodyguard itu membaca nama yang ada dikartu milik Moon dan Alex. "Baiklah, silahkan masuk. Maaf telah membuatmu menunggu. Selamat bersenang-senang"
"Thank you" ucap Alex saat mereka dibiarkan memasuki ruangan pesta.
Ruangan itu sangat mewah. Lampu besar berkilauan di langit-langit tengah. Dan Alunan musik mengalun merdu menemani banyaknya orang yang sedang bercengkerama dengan pasangannya. Semua terlihat sangat bahagia.
Moon mengedarkan pandangannya ke segala arah. Dengan penuh harap mencari sebuah nama diantara kerumunan itu. Namun nihil, ia hanya melihat orang-orang asing dan orang berpengaruh di negara itu. Seperti ketua pertahanan, ketua partai politik, dll. Bahkan Moon menyangka bahwa bisa saja disini ada ketua kriminal yang dicari oleh para agent rahasia. Sungguh gudang informasi.
"Kau mau minum apa, wine? Biar ku ambilkan" tawar Alex saat mereka sudah menemukan tempat untuk duduk.
"Aku tidak bisa minum minuman beralkohol"
"Kalau begitu, kurasa hanya ada jus jeruk yang tidak mengandung alkohol. Bagaimana?" Tanya Alex dibalas anggukan oleh Moon.
Alex mengambil satu gelas wine untuk dirinya dan satu gelas jus jeruk. Lalu ia kembali ke meja mereka. "Thanks" Moon menerima jus itu dan meminumnya sedikit.
Moon meletakkan gelasnya di meja ketika seorang perempuan terlihat menghampiri mereka. "Apakah kursinya kosong, bolehkah aku duduk disini?" tanya perempuan itu menunjuk salah satu kursi disamping Alex. Memang di setiap meja berbentuk bulat, akan ada 4 kursi yang tersedia.
"Iya boleh. Silahkan" jawab Alex ramah mempersilahkan perempuan itu untuk duduk. Berbaur dengan tamu lain mungkin akan menguntungkan.
Perempuan itu tersenyum lebar dan mulai memperkenalkan diri. "Hai perkenalan namaku Carla"
Alex membalas uluran tangan Carla. "Aku William, dan ini Britney"
Carla tak kunjung melepaskan tangannya dari Alex. Ia malah terus menatap Alex, tidak menghiraukan tatapan tak nyaman dari lelaki itu. Carla seperti baru saja tersadar saat Alex berhasil melepaskan tangannya.
"Kau sangat tampan William. Bisakah aku berdansa denganmu nanti?" Di akhir kalimatnya Carla mengedipkan sebelah mata, berusaha untuk menggoda Alex.
Pertanyaan itu berhasil membuat Alex terkekeh. Serius dia bertanya seperti itu? Apakah matanya buram? Apakah tidak melihat Moon yang menjadi pasangan Alex disana?
"Apa kau tidak melihatnya? Britney adalah kekasihku. Tentu saja aku akan berdansa dengannya"
Carla mendengus kesal. Tak biasanya ia ditolak oleh lelaki sebelumnya. "Sepertinya dia tak pantas menjadi pasanganmu"
"Kami senang bisa mengenalmu, Carla. Tapi kami akan lebih senang lagi jika kau pergi dari sini. Disana juga ada bangku yang kosong" ucap Alex menunjuk salah satu meja yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
General Fiction"Moon" sebuah julukan sekaligus nama samaran seorang sniper handal yang disegani kawan maupun lawan. Tugasnya dalam diam,senyap,dan Tidak terlihat. Lawan hanya tau namanya tidak dengan wujudnya. Bahkan mereka semua tidak tahu nama aslinya. Dia adala...