Penyesalan selalu datang di akhir.
Kalimat tersebut terus memenuhi kepala seorang wanita yang kini sedang duduk di sofa ruang tengah. Memijat pangkal hidungnya yang terasa pening, memikirkan segala hal.
Tumpukan lembaran kertas dan stop map memenuhi meja didepannya. Namun bukan itu yang menjadi sumber kegelisahannya, melainkan sebuah audio tape yang berada diantara berkas-berkas itu.
Audio tape tersebut belum ia dengarkan sama sekali. Wanita itu terlalu takut dengan apa yang akan didengarnya, terlalu takut mendengar kesalahan yang sudah ia perbuat dan hanya akan berakhir pada penyesalan.
Iya, dia Veronica.
Harusnya dia ingat bahwa Moon tidak pernah menuduh tanpa adanya bukti, harusnya ia tidak bertindak sebodoh itu, juga harusnya dia tidak menampar gadis itu dengan tangannya sendiri.
"Nyonya, ini tehnya" seorang maid menaruh secangkir teh hangat di meja yang terpisah, agar tidak ada resiko tumpah mengenai berkas.
"Terimakasih" balas Veronica dengan senyum yang dipaksakan.
"Anda kelihatan lelah. Jangan memaksakan diri, nanti anda sakit" ucap maid tersebut, menatap wanita itu dengan tatapan khawatir.
Veronica adalah orang yang memperlakukan semua pekerja dengan sangat baik. Maka tak heran jika pekerjanya juga memperlakukannya dengan baik dan tulus.
"Iya, hari ini saya cuti" jawab Veronica setelah menyesap sedikit tehnya. Bukan cuti, menghindar lebih tepatnya.
"Bagus, kalau begitu saya permisi" pelayan tersebut pergi ketika mendapat anggukan dari Veronica.
Menghembuskan nafas panjang, wanita itu memberanikan dirinya untuk mendengar rekaman tersebut. Perasaannya semakin tegang saat rekaman mulai terputar.
"Ternyata kau mata-mata itu"
Suara yang terdengar pertama kali adalah suara Moon. Suaranya sungguh datar dan dingin.
"Mata-mata? Kan aku emang bekerja sebagai mata-mata disini. Kau lupa waktu pelantikan agent itu?" Bella menjawabnya dengan nada yang sinis dan terkesan menyebalkan.
"Tak usah pura-pura bodoh, aku sudah tahu"
"Kau yang bodoh!"
"Dibayar berapa jadi mata-mata disini?"
"Maksudmu apa hah? Nuduh?"
"Aku sudah tahu. Dibayar berapa? $5000? $10000? Murah banget, kau bekerja di sini juga bisa lebih----"
"Sok tahu! Bayaranku jauh lebih banyak daripada itu! Aku pun juga dikasih fasilitas yang sangat mewah"
"Ngaku juga kan"
Nafas Veronica seakan tercekat. Detik itu juga ia merasakan penyesalan yang sesungguhnya. Hanya kata andai yang dipikirkan. Andai dia sadar sedari awal, andai ia tak termakan omongan manis dari Bella, pasti semuanya tidak serumit ini.
Wanita itu tak tahu harus berbuat apa. Ia terlalu malu untuk muncul dihadapan Moon dan meminta maaf. Sebut saja ia pengecut, memang seperti itulah kenyataannya.
"Aku mengaku pun, apakah ucapanmu akan didengar oleh wanita Itu? Semua keputusan tergantung padanya kan? Dia mudah sekali terhasut" rekaman kembali terputar.
"Kita lihat nanti"
"Jangan berharap padanya. Nanti kau kecewa karena aku yakin dia pasti akan lebih mempercayaiku. Haha... Dia memang benar-benar..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
General Fiction"Moon" sebuah julukan sekaligus nama samaran seorang sniper handal yang disegani kawan maupun lawan. Tugasnya dalam diam,senyap,dan Tidak terlihat. Lawan hanya tau namanya tidak dengan wujudnya. Bahkan mereka semua tidak tahu nama aslinya. Dia adala...