~9 back

52 3 3
                                    

01.00

Pukul dini hari ini 'Moon' kembali. Kembali menjadi sniper setelah beberapa hari ini tidak ia lakukan. Di atas gedung menjalankan misi untuk menggagalkan rencana para orang licik dinegara itu yang rela melakukan apapun demi uang.

Misinya kali ini adalah untuk menghancurkan alat komunikasi rahasia mereka yang dipasang ditempat tempat tersembunyi. Ini merupakan cara terbaru mereka untuk melakukan transaksi terlarang itu.

Tak hanya itu, Moon juga harus mengincar dua orang pembunuh berantai yang sangat sulit ditemukan. Sudah ada 69 orang yang menjadi korban. Hingga lokasinya kini diketahui dan satu-satunya cara untuk menghentikannya dengan menghabisi mereka.

Dor..dor..dor..

3 tembakan dilepaskan untuk menghancurkan alat komunikasi yang diterletak ditempat-tempat rumit. Moon sampai membutuhkan waktu 30 menit untuk menemukan semuanya. Bukan waktu yang lama memang tapi dibandingkan yang sebelumnya, kali ini jauh lebih tersembunyi.

Sekarang Moon hanya harus menunggu kemunculan 2 orang pembunuh itu. Dan tak lama terlihat 2 orang yang berjalan berjauhan di tengah hutan. Satu orang masih berada dibelakang dan satunya lagi sudah jauh didepan. Tak salah lagi, merekalah orangnya. Moon membidik pria yang dibelakang.

Dor~... headshot

"One down" walaupun jaraknya sangat jauh dan objeknya terus bergerak, Moon bisa menembaknya dengan mudah. Tembakan kedua pun sama, tepat sasaran--headshot.

***

Brak..

Seorang pria membuka pintu ruangan dengan kasar hingga mengejutkan 2 orang yang ada didalamnya. Saat mengetahui siapa yang datang, wajah kedua orang itu berubah menjadi pucat.

Pria itu menarik kerah salah satu orang yang sedang duduk untuk berdiri. Setelahnya ia mendaratkan sebuah pukulan keras dipipi lelaki tadi sampai terjatuh. Lelaki itu pun mendesis kesakitan, merasa perih di sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Namun tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan selain diam.

Lelaki itu dipaksa untuk berdiri oleh pria itu dengan mencengkeram kerahnya lagi.

"Kau pasti tau kan apa kesalahanmu. Sudah dua kali kau melakukannya dan masih gagal? Itu pun bukan tugas yang sulit. Aku tak membayar mu untuk melakukan kesalahan yang sama setiap saat. KAU PAHAM ITU JAKE?!?" Bentak pria itu dengan penuh amarah.

"Ma-maaf tuan"

"Maaf? MAAF KAU BILANG? 'Maaf' tidak akan menyelesaikan semuanya. Tidak akan mengembalikan semua kerugian yang telah kau  buat. Kau mau kupecat hah?"

"Tidak, jangan tuan" lirih Jake

"Aku akan memberimu kesempatan. Tapi kau harus lebih teliti dalam pekerjaanmu selanjutnya. Jangan sampai salah memilih mata-mata untuk Eagle Corps, jika tidak kau pasti sudah tau akibatnya. Dan jangan muncul dihadapan ku sebelum kau melakukannya" ucap pria itu penuh penekanan kemudian mendorong Jake hingga menghantam dinding dan langsung melenggang pergi.

Arthur menghampiri Jake yang terduduk lemah dengan bersandar di dinding. Sejak tadi dia hanya bisa berdiri ditempat menyaksikan temannya kesakitan oleh bosnya sendiri. Arthur juga tidak bisa melakukan apapun atau ia juga akan mendapat masalah.

"Kau tak apa?" Tanya Arthur yang membuat Jake terkekeh hambar.

"Apa kau bilang? Tak apa? Huh. Bahkan sekarang keberadaan ku pun terancam" ucap Jake. Arthur baru sadar bahwa pertanyaannya tadi memang sangat konyol.

Arthur membantu Jake untuk berdiri dan mendudukkannya di sofa. Ia juga mencarikan kotak obat untuk mengobati sudut bibir Jake yang terluka.

"Yang merusak alat komunikasi itu apakah sniper itu lagi?" Tanya Arthur

"Hmm"

"Bukannya dia tidak terlihat beberapa saat ini? Bagaimana dia bisa secepat itu menemukannya, aku yakin kau telah meletakkannya ditempat yang sulit"

"Berisik. Jangan membuat kepalaku semakin pusing, aku juga tak tahu" ketus Jake. Moodnya sangat hancur, membuatnya tak ingin diganggu.

Merasa kesal dengan respon Jake, Arthur memilih untuk meninggalkan Jake sendiri. Jika saja Jake dalam keadaan baik pasti Arthur akan membalasnya dan terjadi adu mulut antara mereka. Tapi Arthur masih punya belas kasihan walau sedikit.

Ruangan itu menjadi sepi. Hanya bunyi detikan jam yang bisa Jake dengar. Memikirkan semua yang terjadi membuat kepalanya serasa akan pecah.

Ini semua telah terjadi, ia tidak bisa menghindar dari masalah layaknya seorang pecundang. Jake benci akan hal itu. Ia pun tak membenci bosnya atas perlakuannya tadi. Bagi Jake, bosnya itu adalah penyelamat hidupnya. Bahkan untuk membalas kebaikannya, Jake rela melakukan apa pun.

Yang bisa Jake lakukan sekarang adalah dengan melakukan pekerjaannya dengan benar untuk membuktikan kepada bosnya bahwa ia sudah bukan pecundang sepeti dulu lagi.
.
.
.

Haii! Saya kembali 🌚
Maaf kalo dikit, habis maraton RE4R hehe🤓
Makasih yang udah baca.
Happy reading and see you^_^

Selamat menunaikan ibadah puasa❤️

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang