~17 someone from the past

15 4 2
                                    

Didalam ruangan yang berukuran sedang itu hanya terdapat dua orang didalamnya. Yang satu duduk terikat di kursi dengan tangan diborgol, sedangkan yang lain menatap tajam ke arahnya.

Lelaki yang duduk adalah Jake. Dia sengaja ditempatkan di ruangan berbeda dengan 23 orang lain yang berhasil mereka tangkap kemarin.

Jake baru sadarkan diri pagi ini setelah tertembak senjata listrik. Itupun wajahnya harus disiram segelas air terlebih dahulu. Dan selama itu pula dia terus diam sambil merutuki takdir didalam hatinya. Ia tahu kehidupan itu pasti berputar, tapi tidak secepat ini juga. Baru kemarin ia memaksa seorang lelaki untuk menjawab pertanyaannya, tapi sekarang ia sudah menjadi seperti lelaki itu. Bedanya, Jake tidak mendapat kekerasan seperti yang dirinya lakukan.

Dia juga melakukan hal yang sama, tidak menjawab pertanyaan dengan benar. Jake adalah orang yang sangat setia kepada tuan-nya.

Tak lama kemudian, masuklah seorang gadis kedalam ruangan tersebut, membuat Jake memutar bola matanya malas dan berdecak sebal.

"Agent Moon, kau sudah datang" agent pria yang mengawasi Jake tersenyum pada Moon. "Kalau begitu aku akan keluar"

Gadis itu mengangguk. Lalu mendekat ke arah Jake setelah agent yang tadi sudah pergi keluar ruangan. Gadis itu kemari karena perintah, bukan keinginannya sendiri.

"Aku akan bertanya, dan kau menjawab" ucap Moon datar. Yah, seperti biasanya. "Name?"

"Eat shit" jawab Jake. Seperti itulah Jake ketika ditanya.

Reaksi Moon tidak seperti yang Jake bayangkan. Ia mengira gadis itu akan menampar atau memukulnya, dan dia sudah siap menerima itu. Ternyata tidak sama sekali, gadis itu hanya menatapnya datar.

Padahal jika Jake yang berada diposisi Moon, bisa dipastikan beberapa pukulan dan tendangan sudah ia berikan.

Moon masih menatap lelaki didepannya. Seketika pandangnya tertuju pada leher sebelah kanan Jake, seperti ada sebuah tanda yang tidak asing. Lalu tangannya terulur untuk menolehkan wajah lelaki itu ke kiri supaya tanda tersebut terlihat lebih jelas.

"Woy!.. jangan pegang-pegang!" Protes Jake tak terima.

Gadis itu tak menghiraukannya, memilih mengamati tanda yang kini terlihat semakin jelas dimatanya.

Tanda petir.

Jantungnya berdetak lebih cepat ketika dipikirannya terputar adegan masa lalu, Moon sangat mengenali tanda itu. Beserta dengan nama lelaki dihadapannya. Bahkan ia juga mengenal pria yang menatapnya kemarin--yang terlihat seperti pemimpin.

Ini semua menjadi masuk akal. Pantas saja ia merasa tidak asing dengan sosok pria itu. Dan tentang orang-orang yang berhenti menyerangnya, Moon kini tahu alasannya. Juga dengan satu satunya orang yang bisa memasukkan mata-mata ke markas Eagle Corps.

Tidak salah lagi, itu pasti 'dia'

"Fuck you!" Jake mengumpat setelah Moon melepaskan tangan yang semula menahan pipinya.

"Mengaku saja, aku tau namamu" ucap Moon benar-benar datar dan dingin. Tapi justru membuat Jake terkekeh.

Yang benar saja? Gak mungkin! Pasti gadis itu sengaja berbicara seperti itu supaya dia terkejut dan tanpa sengaja membeberkan namanya. Itu tak akan mempan untuknya!

"Tau dari mana hah? Candaan yang bagus! Lucu"

"Jake" satu kata itu sukses membuat Jake bungkam. "Aku tidak bercanda Jake Claymon"

Satu detik kemudian Jake kembali terkekeh. "Jangan mengada-ada, bukan!"

Gadis itu menghela nafas pelan. Ternyata Jake itu orangnya sangat sulit untuk mengaku. Tapi sayangnya tidak pandai untuk bersandiwara. Apakah dia pikir Moon tidak melihat ekspresinya saat tadi bungkam?

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang