Moon menatap datar sebuah kotak berisi dress dan high heels didepannya. Lagi dan lagi dia harus mendapatkan misi yang tidak ia sukai. Sejak satu tim dengan Alex, Moon harus sering melakukan pekerjaan sebagai mata-mata.
Ia semakin malas ketika mendapatkan misi kali ini. Kau tahu? Ia harus pergi ke pesta dansa yang akan dihadiri para orang berpengaruh di negara itu untuk mencuri informasi sebanyak mungkin. Kalian pasti sudah bisa menebak siapa yang akan menjadi pasangan Moon kan? Yaa.. tentu saja Alex.
"Hei Moon. Ternyata kau disini" gadis itu menoleh ketika mendengar sapaan dari Alex. Alex baru saja selesai berbincang dengan rekannya yang dulu. "Gimana, kau suka dress-nya?"
"Aku belum membukanya. Kau tahu dress ini? Ini kan dari Ms. Harper tadi" tanya Moon yang berhasil membuat Alex sedikit salah tingkah. Alex merutuki dirinya sendiri atas pertanyaan yang telah ia lontarkan.
"A--aku..tentu saja aku tak tahu. Aku hanya bertanya saja hehehe-- ya aku hanya bertanya" jawab Alex gugup. Padahal dalam pekerjaannya ia pandai berbohong. Namun tidak untuk kali ini.
Moon curiga dengan tingkah Alex yang mendadak menjadi gugup. Tapi Moon tetap mengangguk, membuat Alex menghela nafas lega.
"Kau seharusnya mendapatkan pasangan yang lain, karena aku saja tak bisa berdansa" kata Moon beralasan untuk menolak misi kali ini.
Alex tersenyum dan menanggapinya dengan santai. "Tak apa. Aku bisa menjadi guru dansamu" ucap Alex menarik lengan Moon untuk mengikutinya.
Alex membawa Moon ke lapangan bola basket yang berada didalam kantor tersebut. Tempat dimana para agent biasanya bertanding basket jika sedang senggang. Memang kantor itu fasilitasnya sangat lengkap.
"Kenapa kau membawaku kemari?" Moon menoleh ke kanan dan kiri melihat lapangan itu yang sangat sepi. Tidak ada siapapun di sana.
"Kau bilang kau tidak bisa berdansa. Akan aku ajari disini" ucap Alex tanpa ada keraguan dinadanya.
"Kau jangan bercanda. Kita hanya perlu mencari informasi, tidak usah ikut berdansa"
"Biar ku jelaskan. Pesta dansa itu rahasia, hanya diketahui oleh orang yang memiliki 'akses'. Di pesta dansa itu akan ada sesi dimana semua orang yang ada di sana harus berdansa dengan pasangannya masing-masing. Jadi, jika kita tidak berdansa pasti akan aneh dan menimbulkan kecurigaan. Kita ke pesta dansa, jika bukan karena untuk berdansa untuk apa lagi " Alex menjelaskan panjang lebar
Moon menghela napas pelan. Sepertinya ucapan Alex benar juga. Tiba-tiba sebuah pertanyaan mengganjal hatinya. "Kau bilang hanya orang yang memiliki 'akses' yang bisa masuk. Lalu, apakah mungkin kita menemui agent rahasia lain di sana dan apakah berisi orang-orang asing yang tidak pernah kita temui sebelumnya?"
"Pasti ada agent rahasia lain. Dan tentu saja orang-orang di sana banyak yang belum pernah kita lihat sebelumnya" jawaban Alex sesuai dengan yang Moon inginkan. Mungkin jika ia tidak suka melakukan hal ini sebagai misi, ia akan melakukannya untuk seseorang. Untuk mencari seseorang yang sangat penting di hidupnya.
"Okey. Let's do it"
Dengan ragu Moon meletakkan satu tangannya di bahu Alex dan satu tangannya lagi berpegangan dengan tangan Alex. Detak jantung Alex seketika berdetak tak beraturan, Moon tidak pernah berada sedekat ini dengannya. Padahal lelaki itu yang membawa Moon kesini untuk belajar berdansa. Tapi sekarang malah ia sendiri yang kelabakan.
Alex berdeham untuk menyembunyikan kegugupannya. "Sorry.." gumamnya saat akan memegang pinggang ramping Moon.
Setelah 30 menit berselang, mereka masih berdansa dengan keadaan disekitar yang hening. Hanya ada suara Alex mengarahkan dan suara sepatu yang beradu dengan lantai. Alex mengajari Moon dengan baik. Sesekali Alex menahan Moon yang akan terjatuh karena tersandung kakinya sendiri. Berdansa memang tidak semudah yang dibayangkan.
"Kau cepat dalam mempelajari sesuatu. Baru 30 menit kau sudah hampir menguasainya" puji Alex dengan masih berada dalam ritme dansanya.
Moon mendongak untuk menatap Alex yang memang lebih tinggi darinya. Sejak tadi gadis itu terus menunduk, memperhatikan pergerakan kakinya agar tidak tersandung untuk kesekian kalinya. Padahal ia masih menggunakan celana dan sepatu yang tidak tinggi. Semoga saja ia nanti bisa berdansa dengan baik meskipun memakai dress dan high heels.
"Sepertinya karena aku diajari oleh guru yang tepat" respon Moon dengan nada datarnya. Walaupun datar, ucapan Moon berhasil membuat Alex tersenyum.
Satu jam berlalu. Moon memutuskan untuk menyudahi latihan dansa itu. Ia merasa sudah cukup baik saat melakukannya dan Alex pun mengakui hal tersebut.
Keduanya pulang setelah makan siang bersama di kafetaria kantor. Veronica tidak memberikan misi untuk mereka siang ini. Ia hanya menyuruh untuk mempersiapkan diri untuk nanti malam.
***
Alex
OnlineNanti kujemput di apartemenmu ya!
-16.11Tak perlu -16.13
Itu aku tidak bertanya, jadi tidak perlu dijawab. Berikan saja alamat apartemen mu dan nomer unitnya -16.13
Terserah. "Oak Street, Roses apartemen". No unitnya tak usah -16.14
Okee, tak apa👌 -16.14
Disisi lain Alex tidak sabar untuk nanti malam. Melihat bagaimana cantiknya Moon menggunakan dress pemberiannya. Ya, dress itu memang pemberian dari Alex.
Flashback on
Alex segera menemui Veronica diruangannya setelah pimpinan itu memangilnya. Ia juga membawa sebuah kotak ditangannya.
"Pesta dansa itu akan dilakukan lagi. Kau bisa memilih pasanganmu sendiri untuk besok malam. Kau juga tidak harus pergi dengan Moon, dia pasti juga tidak akan menyukainya" ucap Veronica pada Alex tanpa basa basi. Padahal Alex baru saja memasuki ruangan itu.
"Tidak. Saya akan tetap memilih Moon untuk misi ini" Alex berkata tanpa ragu. Entah kebetulan atau bagaimana, ia baru saja membeli dress yang memang ingin ia berikan pada Moon. Walaupun Alex tak tahu akan memberikannya kapan. Mungkin saat ulang tahun Moon. Tapi ia beruntung bisa memberikan itu sekarang.
"Baik. Bicaralah padanya besok"
"Tak bisakah anda bilang pada Moon bahwa misi ini memang untuk kita. Dan berikan ini untuk untuk Moon. Tapi katakan padanya bahwa ini darimu" entah keberanian itu datang dari mana. Alex mengatakan itu sambil meletakkan kotak tersebut di meja Veronica.
Veronica seketika paham apa yang sedang terjadi. Ia tersenyum "kau bahkan sudah menyiapkan dress-nya?"
"Tidak. Kebetulan saya tadi membawa dress yang belum dipakai dan tidak ada yang memakainya. Jadi ya.. kebetulan sekali" Alex kali ini berbohong dengan mulus.
"Ya ya terserah kau saja" ucap Veronica yang enggan percaya dengan perkataan Alex. "Baiklah aku akan melakukan semua yang kau minta tadi"
Flashback off
***
Jam 8 malam, Alex sudah menunggu Moon di basemen apartemen. Alex terlihat tampan dengan setelan jas hitam yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Rambutnya juga tertata rapi.
Setelah 15 menit menunggu, akhirnya Moon berjalan menuruni tangga dengan anggun menuju tempat Alex berada. Alex terpesona melihat kecantikan Moon malam ini. Dress panjang berwarna putih itu sangat cocok untuknya. Ditambah dengan rambut yang tergerai sempurna. Ah, dia sangat cantik.
"Apa ada yang aneh?" Tanya Moon ketika Alex terus memandangi dirinya
"Tidak. Kau sangat cantik"
Haiii!!
Makasih yang udah baca. Happy reading
Jangan lupa vote!
See you;-
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Fiksi Umum"Moon" sebuah julukan sekaligus nama samaran seorang sniper handal yang disegani kawan maupun lawan. Tugasnya dalam diam,senyap,dan Tidak terlihat. Lawan hanya tau namanya tidak dengan wujudnya. Bahkan mereka semua tidak tahu nama aslinya. Dia adala...