~22

19 1 0
                                    

"Apakah aku harus pergi sekarang?"

Moon hanya menatap datar Evan yang sedari tadi terus menerus menanyakan hal tersebut. Kini mereka berada di depan gedung tempat  Noah melakukan pemantauan. Mereka berhasil melarikan diri dari gedung sebelumnya yang sudah terkepung musuh.

Tapi Evan tidak mau pergi dari sana karena masih ingin bersama dengan gadis itu. Padahal Moon sudah harus segera menemui Noah untuk melaporkan apa yang dialaminya. Tentu saja Evan tidak bisa ikut dengannya karena lelaki itu bukanlah bagian dari Eagle corps. Jika Evan memaksa menampakkan dirinya dihadapan Noah, bisa saja mereka berdua mendapat masalah.

Evan menghela nafas, mungkin inilah saatnya mereka untuk berpisah. "okay, aku pergi. See you"

Senyum tipis terukir di wajah Evan. Entah mengapa gadis dihadapannya ini membuatnya penasaran. Ia merasa pertemuan mereka yang singkat ini bukannya kebetulan semata.

Setelah memastikan Evan sudah benar-benar pergi, Moon segera masuk kedalam gedung. Ia sedikit terkejut melihat ada beberapa orang yang tergeletak di lantai. pakaian yang mereka kenakan sama persis seperti tidak orang-orang yang menyerangnya tadi. tak heran, ternyata Noah juga mendapat serangan.

Gadis itu menelusuri seluruh ruangan dengan tergesa-gesa, mencari sosok Noah yang mungkin saja masih berada disini. Namun nihil, tidak ada tanda dari lelaki itu sama sekali.

"krkrkkktt..he-helozzzt" earphone yang bertengger di telinga gadis itu berbunyi.

"hello?! Mei come in" Moon mencoba membalas, namun hanya hening yang membalasnya.

Moon menghela nafasnya. gadis itu terdiam cukup lama memandang ruang kosong didepannya. ia sudah gagal dalam menjalankan misinya, lagi.

Ditengah pemikirannya yang mulai berisik itu, Moon merasa seperti ada sesuatu yang sedang mengawasinya dari belakang. ia hendak menoleh, tapi belum sempat gadis itu menoleh, lehernya terasa nyeri seperti ada sesuatu yang menancap.

segera Moon mengambil benda tersebut yang ternyata adalah sebuah jarum. ia berbalik, kini terlihat salah satu orang yang terkapar itu masih mengarahkan pistol berisi jarum ke arahnya.

gadis itu menghampirinya, "Nice shot" ucap Moon seraya mengambil pistol itu dan menghantamnya di tengkuk orang itu, membuatnya pingsan seketika.

Kini Moon hanya bisa menunggu waktu sampai efek dari suntikan itu mulai bekerja. Semoga saja suntikan tersebut bukanlah berisi cairan yang akan langsung membuatnya mati dalam beberapa waktu ke depan.

Belum beranjak dari tempatnya, gadis itu membalik badan lelaki yang menyerangnya tadi dan membuka helm pengaman yang ia kenakan. Wajah lelaki itu terlihat pucat dengan mata yang terpejam sempurna. Kemudian Moon membuka baju pengamannya lalu menggeledah kantong yang ada.

Hanya sebuah ponsel yang berhasil ia temukan. baguslah, mungkin saja ada hak penting yang bisa ia dapat dari ponsel tersebut. gadis itu membuka kunci dengan sidik jari pemiliknya. Moon membuka room chat dan hanya terdapat tiga nama kontak. ia membuka salah satunya yang bernama Jullie.

Jullie
last seen yesterday 22.51

hey Benson
aku ada pekerjaan untukmu!
-19.48

kebetulan aku sedang butuh uang
untuk bersenang-senang
-19.50

dasar kau ini
tapi ini pekerjaan berbahaya
-19.50

haha lucu sekali
berbahaya seperti apa? harus membunuh orang?itu mudah sekali bagiku
-19.52

temui aku di tempat biasa sekarang
-19.59

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang