~16 Lucas

13 4 0
                                    

Netra yang terpejam itu perlahan terbuka. Memandang ke langit-langit ruangan dengan tatapan kosong. Kesadarannya belum terkumpul seratus persen. Juga badannya yang terasa sakit semua.

Ia mengangkat tangan kirinya untuk memastikan apa yang membuatnya terasa nyeri dan berat. Ternyata ada selang infus yang menancap di punggung tangannya. Kemudian bergerak meraba lehernya. Sudah tidak ada apapun disana.

"Agent Alex, syukurlah kau sudah sadar" suara seorang perempuan membuyarkan lamunannya. Namanya adalah Riley. Salah satu dokter di Eagle Corps.

Alex mengubah posisinya menjadi duduk karena kedatangan Riley.
"Sudah berapa lama aku pingsan?"

"Saat ini sudah jam 3 sore. Jadi, sekitar 8 jam" Alex mengangguk, ternyata ia tidak sadarkan diri dalam waktu yang cukup lama.

"Aku akan pergi untuk mengambil makanan untukmu sebentar" setelah mengatakan itu, Riley langsung melenggang pergi.

Lelaki itu memandang sekeliling. Ada banyak ranjang-ranjang kosong disana. Alex menghela nafas. Jika ia hanya dirawat di ruang medis biasa, tandanya tidak ada yang serius.

Suasana disana sangat hening. Tidak ada siapapun kecuali Alex. Itu harus di syukuri, karena tidak banyak agent yang terluka.

Kemudian suara langkah kaki memecah keheningan. Alex menoleh, lalu tersenyum tipis melihat gadis yang sudah ditunggunya datang.

"Ini makananmu" Moon duduk di bangku sebelah kanan ranjang sambil menyerahkan nampan berisi makanan.

Ia sempat bertemu dengan Riley saat berjalan di koridor kantor. Memberi tahu jika Alex sudah sadar, sekaligus meminta bantuannya untuk mengantarkan makanan.

"Terimakasih" Alex menerima dengan senang hati.

Kedatangan gadis itu cukup untuk membuatnya lebih baik. Ia tidak bisa berbohong pada hatinya sendiri. Sudah berkali-kali ia mencoba untuk menghapus rasa cintanya kepada gadis itu, namun tidak pernah berhasil. Karena pada akhirnya, ia akan selalu jatuh cinta hanya dengan melihat wajahnya.

"Terimakasih juga telah menyelamatkanku" Moon hanya mengangguk pelan. Lagipula, kenapa harus berterima kasih? Ia hanya menjalankan tugasnya sebagai rekan.

Tidak ada lagi percakapan sampai Alex menghabiskan makanannya. Moon hanya diam karena sibuk berkutat dengan ponselnya. Bukan untuk bermain, ia mencari informasi tentang organisasi yang berhasil memasukkan mata-mata di markas.

Namun hasilnya nihil. Penjahat itu terlalu cerdik dalam menyembunyikan identitasnya. Bahkan ia baru tahu kalau selama ini mereka melakukan transaksi narkoba.

"Kau tahu handphone ku dimana?" Seingat Alex, ponselnya itu diambil oleh lelaki yang menyiksanya saat ia ditangkap.

Moon membuka laci meja di samping ranjang. Mengambil sebuah benda pipih dan memberikannya kepada lelaki itu.

Menerima ponsel itu, Alex mencoba menyalakannya. Dan untungnya bisa karena baterainya belum habis. Tak lama setelah Alex menghidupkan data seluler, ponselnya itu berbunyi. Menandakan ada pesan yang masuk.

Tante Laura
Online

Kamu bisa ke rumah sakit sekarang nak?
-15.21

Pesan yang baru saja masuk itu membuat perasaan Alex tidak enak. Tak biasanya Tante Laura memintanya untuk datang ke rumah sakit. Karena Alex akan selalu datang tanpa diminta.

Alex melepas infus ditangannya dengan kasar. Moon tentu bingung dan kaget melihatnya. Apalagi kini lelaki itu terlihat terburu-buru memakai sepatu.

"Kau mau kemana?" Pertanyaan Moon tidak digubris oleh Alex. Ia langsung pergi setelah selesai memakai sepatunya.

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang