Satu bulan berlalu kini hubungan luna juga devano makin romantis jika di luar sekolah luna masih menutupi hubungan mereka jika berada di sekolah, sekali luna sering cemburu jika devano di godain siswi Panca Dharma.
"Dev thank you ya semalam sudah nganterin gue pulang, eh itu siapa sih disamping lo dev?" Luna yang duduk di samping devano langsung pergi entah kemana, devano ingin menyusul kekasihnya tangan nya di pegang siswi yang berada di depan devano.
"Lo mau kemana? Dia siapa dev temen lo atau siapa? Gue sering lihat lo sama dia terus..."devano menghembuskan nafas kasar melihat luna yang sudah hilang di telan bumi, pasti luna bakal marah lagi dan ponsel nya di matikan.
"Ehmm... gue mau kesana mau perpus mau ambil barang gue yang ketinggalan, gue pergi dulu bye" devano langsung lari mencari luna devano tau luna akan marah padanya, devano keliling sekolahan tidak menemukan luna devano mencoba menelfon ponsel luna tidak aktif.
"Kemana kamu lun, motor lo masih ada tapi lo malah ngilang" devano yang duduk di dalam kelas sambil melihat 3 bangku kosong yang dua milik aletta juga chelzea yang akhir ini tidak masuk kelas, 10 menit kemudian luna masuk dalam kelas dengan aura dingin nya sampai teman yang berada di kelas menunduk takut.
Devano yang masih melamun melihat bangku luna, sedang kan luna berjalan mengambil tas sekolah dan ingin pergi dari kelas, Salah satu temannya memberanikan diri untuk menegur luna.
"Lu-luna.. lo mau kemana? It-itu.. devano dari tadi cari lo lun.." luna yang menjedah langkahnya menoleh kearah kursi devano yang sedang melamun.
"Mau pulang!! Bukan urusan gue" luna melanjutkan jalannya sampai tidak terlihat punggung luna lagi dan suara motor sport luna terdengar di dalam kelas, salah satu siswa menepuk bahu devano yang lagi melamun.
"Dev..." devano tersadar dari lamunanya melihat siapa yang menepuk bahunya.
"Ohh.. ada apa? Dea" devano bingung dengan tingkah dea yang ingin menjelaskan.
"Ehmm.. itu luna udah balik duluan dev, maaf gue gak berani manggil lo gue takut sama luna" devano yang mendengar itu hanya menghelah nafas kasar, devano ingin mengejar luna tapi guru jam terakhir sudah masuk kelas terpaksa devano mengikuti pelajaran sampai akhir.
Setelah pelajaran terakhir dan waktunya pulang devano langsung lari ke arah parkiran dan menumpangi motor sport miliknya, devano bergegas ingin pergi dari parkiran motor ada salah satu siswi yang menghadang motornya.
"Dev bisa antarin gue pulang gak? Ehmm.. mobil gue masik ada dibengkel, lagian kita satu arah pulangnya" devano yang menghelah nafas dan menyuruh siska naik di jok belakang, motor yang di tumpangi devano melewati siswa siswi yang lagi jalan salah satu dari siswi mengambil gambar devano juga siska dan dikirimkan ke luna.
Dalam perjalanan devano makin gak enak jika luna tau kalau dia mengantar pulang siska lagi, motor yang ditumpangi devano melesat dan melewati jalanan yang cukup ramai.
Berapa jam kemudian motor yang di tumpangi devano sampai di depan apartemen, devano melepas helm miliknya dan melihat sekitar takut jika luna berada disana siska melihat ada luna dari jarak jauh.
"Sis gue balik dulu ya.. lo sana masuk gih" siska hanya menjawab anggukan dan mencium bibir devano sekilas dan langsung pergi, devano yang terdiam melihat tingkah siska yang barusan iya lakukan.
Dalam perjalanan devano masih was was karna ulah siska devano takut jika kekasihnya tau yang di lakukan siska padanya, jarah apartemen siksa ke apartemen devano tidak terlalu jauh butuh waktu 30 menit devano sampai parkiran apartemen. Saat devano memarkirkan motornya dikejutkan oleh luna parkir disebelah motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia And Ruthless Psychopaths || END
Novela JuvenilMenceritakan seorang gadis yang begitu cantik mempunyai seribu sifat yang sangat susah di tebak. Suatu hari nanti gadis cantik ini di jodoh kan kepada seorang mafia yang begitu tampan.