Kepergian La Luna ke medan perang.

176 6 2
                                    

"Sayang jangan pergi." Ucap pria itu sambil memeluk tubuh istrinya dari belakang.

"Aku janji akan pulang lebih cepat. Ini tugas aku untuk menutup semua sayang dengan tangan aku sendiri." Gadis itu sambil menutar tubuhnya menghadap suaminya.

"Aku ikut ya mommy. Boleh ya sayang." Dengan suara manja membuat gadis itu tidak tega tapi ia harus menutup semuanya.

"Tidak boleh suamiku. Kamu harus tetap disini sama Caca. Kenapa suamiku manja sekali hm.." gadis mengajak suaminya duduk di kasur dengan posisi gadis itu duduk di pangkuan suaminya.

"Kalau kangen gimana mommy. Biarin aku manja sama kamu biar gak jadi berangkat." Gadis itu hanya tertawa mendengar ucapan suaminya. Gadis itu langsung melumat bibir suaminya terakhir kalinya. Luna merasakan tangan kekar Berly yang melilit pinggang nya sangat erat membuatnya makin tidak tega.

"Sayang aku pamit pergi dulu kamu hati - hati di rumah. Jaga kesehatan kamu dan ingat jangan lupa makan. Aku tunggu aku pulang sayang." Gadis itu sambil tersenyum dan mengajak suami turun kebawah.

Langkah kaki mereka menuruni anak tangga sambil bergandengan tangan. Gadis itu juga menyuruh semua orang mansion berkumpul. Teman - teman Luna sudah siap memakai baju serba hitam dan aura wajah mereka berubah menyeramkan.

"Dengan kan saya baik - baik. Selama saya tidak ada dirumah tolong jaga suami juga anak saya dan suruh mereka makan juga minum obat tiap harinya. Faham!" Ucap gadis itu dengan wajah datar dan menatap satu persatu pelayan mansion.

"Faham nyonya." Jawab mereka dengan serentak membuat gadis itu menjawab anggukan. Gadis itu juga berpamitan dengan sang anak untuk terakhir kalinya.

Langkah kaki gadis itu berjalan kearah mobil yang sudah di siap. Suara tangian Caca membuat gadis itu tidak tega tapi ia harus berangkat hari ini, semua teman Luna masuk kedalam mobil masing - masing.

"Mommy Caca ikut.... Hiks... hiks..."

"Daddy mau ikut mommy... mommy... hiks... hiks..."

Mobil BMW M4 mulai meninggalkan mansion begitu mewah dan gadis itu tidak sedikit pun membuka kaca mobil untuk melambaikan tangan nya karna ia sudah memakai topeng. Berly yang menahan Caca yang ingin mengejar mobil Luna dengan teriakan membuat nya tidak bisa berpikir apapun.

"Daddy... kenapa mommy jahat ninggalin Caca." Gadis kecil itu menangis di pelukan Berly. Pelayan mansion melihat anak majikan nya terus menangis membuat nya khawatir.

"Masih ada daddy sayang. Mommy lagi kerja syaang, mommy juga janji akan pulang secepatnya." Pria itu sambil mengusap punggung Caca.

"Tapi kenapa mommy tidak mau membuka kaca mobil nya daddy... Hiks... hiks... terus kaca mobilnya sangat gelap sekali Caca gak bisa melihat wajah Mommy hiks... hiks..." Berly memberikan jawaban membuat Caca faham dan tau kenapa istrinya tidak mau membuka kaca mobil. Berly juga menyuruh pelayan kembali ke dapur mansing masing.

Mobil MBW M4 melewati kota italia begitu ramai dan sedikit macet membuat mobil yang di tumpangi teman Luna membuka jalan agar cepat sampai di bandara. Dalam mobil gadis itu juga menghidup kan GPS di jam tangan milik suaminya yang kemarin ia beli kan.

45 menit mereka sampai di bandara. Mobil BMW M4 melewati jalur Vvip dan sudah di berapa bodyguard. Sementar bodyguard lain sudah sampai lokasi dan memantau pergerakan musuh nya.

Langkah kaki gadis begitu cepat masuk kedalam pesawat bersama teman - teman nya. Perjalan kali ini cukup lama dari Italia - New zealand butuh satu harian bisa lebih. Pesawat milik Luna mulai lepas landas meninggalkan kota kelahirannya.

Di dalam pesawat gadis itu tetap diam tanpa berbicara sedikitpun membuat Aletta, Chelzea, Bastian, Dimas, Kelvin juga Giovanni mati kutu dalam perjalan kali ini. Bastian terus mencolek istrinya untuk menyakan sudah makan belum karna dari Luna hanya diam.

Mafia And Ruthless Psychopaths || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang