La Luna Depresot

447 12 0
                                    

"Luna!"

"Kenapa? Itu dimakan dimas, bastian." Luna menatap kedua sahabatnya dengan piring yang masih full.

"mau di suapin kamu luna." Luna menarik alis sebelahnya.

"Makan sendiri, punya tangan kan!!" Luna melanjutkan makannya. Tapi kedua sahabatnya tidak bisa diam terus menganggu luna saat makan contohnya rengekan seperti anak kecil sampai semua siswi menoleh kearah pemilik suara itu.

"Lunaaaa... mau di suapin yaaa plisss." Sekarang bastian dan dimas menendang kecil kaki luna. Chelzea juga aletta mulai takut dengan perubahan aura kantin dalam hitungan.

Tiga...

Dua...

Satu....

Brakk...

Semua siswi tidak berani menoleh kearah suara itu. Berly juga ke lima teman nya terdiam dan melihat luna menggebrak meja makan kantin. Bastian juga dimas hanya terkekeh karna berhasil bikin emosi luna kepancing.

"JANGAN TERTAWA KALIAN BERDUA!!! BISA GAK KALIAN BERDUA TIDAK BIKIN GUE EMOSI DAN LOH!! BASTIAN GUE NYESEL NYURUH LOH BALIK KE ITALIA, UNTUNG GAK ADA DEVANO BISA GILA GUE!!" Luna dengan emosi yang tidak terkendali ingin menacapkan garpu di jidat mereka berdua untuk chelzea gercep langsung mengambilnya jika tidak ada pertumpahan darah.

"Lun gue mohon kendalikan emosi lo, maafin dimas juga bastian." Chelzea memohon kepada luna agar tidak melakukan apapun.

"Lo juga dimas bastian. Kalian kan punya tangan kenapa masih sempetnya bikin luna marah sih ya tuhan." Aletta menepuk jidatnya jika sahabat segaligus bosnya sifatnya gampang berubah apa lagi devano menghilang.

"He.. berly luna lagi marah loh malah melamun, bantuin gue tolol!!" Chelzea menahan tubuh luna ingin menyerang dimas juga bastian. Berly tersadar dari lamunannya langsung gercep peluk tubuh istrinya.

"Kendalikan dirimu sayang, kenapa emosimu sampai tidak bisa terkontrol ehm.. kita lagi disekolahan sayang." Sorot mata luna tetap menatap kedua sahabatnya.

"Lunaaaa gue minta maaf, ehm... sebenernya gue tuh kangen sama loh." Bastian sambil menunduk dan memainkan tangannya. Oke aku jelasin sedikit tentang Bastian Basil Achilles, bastian adalah kaki kanan luna saat di tugasnya di New Zealand. luna menghubungi bastian menyuruhnya pulang ke italia untuk membatunya mencari devano.

"Hm."

"Princess!!."

"Apa! Dimakan itu makannya sebelum gue lempar itu piring di kepala kalian berdua!!!" Bastian menelan ludah jika luna modem devil. Bastian juga dimas bergegas menghabiskan makanan dan luna masih melihat mereka berdua berlomba menghabiskan makanan.

"Pelan - pelan nanti lo bedua tersedak." Kedua tangan luna mengarah ke bibir bastian juga dimas membersikan bibirnya ada nasi yang nempel di bibir mereka bedua. Chelzea juga aletta hanya diam dan memperhatikan tangan luna. Selsai makan luna hanya mentap wajah sahabatnya secara gantian.

"Lunaaa" Luna menoleh ke sumber suara itu dan melihat siapa yang memanggilnya kalau bukan zero.

"Apa!" Dengan sikap cueknya.

"I-ituu.... aku minta maaf soal tadi pagi, ohiya devano kemana tumben gak ada. Gue denger devano lagi sakit ya?" Zero melihat raut wajah luna begitu datar. Luna tanpa menjawab berdiri dari kursinya dan berjalan meninggalkan kantin di ikutin sahabatnya juga suaminya.

Sesampai ruang OSIS luna menyuruh anggota OSIS yang berada didalam pergi dari ruangan. Luna berjalan masuk ke ruangan dan mendaratkan pantatnya di sofa yang empuk.

"Луна, ты в порядке?" ( Luna kamu baik baik saja kan? ) ucap bastian melihat bos sekaligus sahabatnya tampak kesal melihat wajah zero.

"Gue gapapa kok bas, gue hanya capek dan kangen sama devano." Helahan nafas luna sambil memejamkan matanya.

Mafia And Ruthless Psychopaths || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang