Hilangnya Devano Menjadi Tanda ?

499 11 0
                                    

"Luna...Maafin gue, gue terpaksa merusak brangkas devano dan menemukan barang ini." Aletta memberikan barang itu ke luna menggunakan sarung tangan karet. Luna memegang barang itu menggunakan tisu dan membolak balik plastik kecil yang berisi nark*ba.

"Lun itu apa?" Tanya polos seorang dimas

"Nark*ba! Jangan di pegang. Di situ ada sidik jari seseorang." Kepala luna tiba tiba berdenyut sakit bukan karna efek alcohol tapi melihat nark*ba di dalam kamar devano.

"Apa ini aja yang lo temukan chelzea aletta? Tunggu di kamar devano bukannya ada CCTV?"

"Itu aja lun, CCTV kita gak ngelihat ada CCTV disana!" Luna menaikan alis sebelahnya dengan wajah yang datar. Luna ingat kalau devano pernah memasang CCTV di apartemen miliknya.

Luna hanya diam dan memutar pikirannya mencari cara untuk menemukan devano sebelum terlambat. Pintu apartemen luna terbuka sosok berly masuk kedalam apartemen miliknya bersama ke-5 teman sekolahnya. Berly langsung duduk di samping luna melihat ada Nark*ba di atas meja.

"Aletta ambilkan minuman gue cepat!! Chelzea suara pria itu tidak asing di telinga gue?" Aletta bergegas mengambilkan minuman yang di miliki luna. Sedangkan chelzea duduk di sambil dimas.

"Sayang, ke 5 teman aku akan membantu mencari devano, tunggu sebentar ini sejak kapan ada nark*ba disini" berly menoleh kearah luna yang duduk di sampingnya dengan rahang mengeras.

"Hmm... terimakasih, aletta juga chelzea yang temukan ini di brangkas devano! Jangan menatapku seperti itu!!" Luna tau jika berly menantapnya dengan tajam dan rahang berly mengeras.

"Sudah sudah jangan berantem kalian berdua! Berly jaga tatapan loh sama istrimu luna tidak pernah memakai barang itu, gue dan chelzea yang temukan di brangkas." Aletta menaruk botol minuman di depan luna dan mendudukan pantatnya disamping chelzea.

"Nyonya, saya sudah menyempurnakan pemilik suara ini dan lokasi terakir mereka tetap di apartemen devano!" Luna hanya menghelas nafas kasar dan otaknya saat ini memikir kan bagaimana lokasi devano masih sama. Luna memutar pemilik suara itu tetapi luna masih asing dengan suara itu berapa kali di putar ada yang aneh dari panggilan terputus.

"Tunggu sebentar lun, lo dengerkan itu ada yang panggil raf?" Ucapan dimas membuat luna tersedak minuman yang luna racik.

"Sayang gpp kan, pelan pelan kalau minum dan lo kalau bil--"

"Aku gpp sayang. Jangan salakan dimas gue yang salah!" Luna menatap mata dimas dengan sedikit tersenyum.

"Lun maaf ya... tapi gue kayak pernah tau nama itu? Dan suara perempuan itu juga?" Luna berjalan ke arah giovanni yang duduk di meja makan.

"Giovanni mana ponsel lo?" Giovanni menurut dan memberikan ponsel nya ke luna. Luna menekan satu nomer yang terhubung di seberang sana.

Tut... tut... tut...

"Hallo bos."

"Не нужно много говорить. У меня есть для тебя задание! Отлично, файлы Джованни будут отправлены через минуту."
(Gak perlu banyak bicara. Gue ada tugas buat lo! Kerjakan dengan baik, Filenya akan di kirim giovanni sebentar lagi.) Luna langsung mematikan tlfon itu dan menyuruh giovanni untuk mengirim file.

"Sayang apa temanmu bisa membantuku menemukan devano?" Sambil berjalan kearah berly yang duduk di ruang tamu bersama yang lain.

"Bisa sayang, aku mempercayai mereka ber 5 apa lagi rafael." Luna mengalikan pandangannya ke rafael dan nama itu sama kayak di tlfon.

Mafia And Ruthless Psychopaths || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang