Savage Seorang La Luna yang merubah segalanya.

298 10 0
                                    

Waktu terus berjalan pasangan suami istri masih tertidur sangat pulas, gadis itu tidur membelakangi suaminya memilik memeluk Caca dari pada Berly. Gadis itu merasakan jika tangan kekar masuk ke dalam bajunya dan hembusan nafas pria itu membuat Luna terbangun dan memutar posisinya dan mentap sinis.

"Ngapain sih! Gue masih ngantuk Berly." Dengan suara khasnya sambil menepis tangan Berly dengan kasar.

"Laper mom." Berly menahan tangan Luna yang ingin turun dari kasur.

"Iya udah sana turun sendiri! Ganggu orang tidur aja!!!." Jawab Luna sambil melepas tangan Berly. Gadis itu mengambil Pistol juga Belati miliknya dan melirik Berly dari kaca ingin turun dari tepat tidur dengan kesusahan. hati kecil Luna tidak tega tapi Berly sudah lancang dengan mencari data tentangnya.

"Mau di bantu? Setelah ini gue keluar sebentar dan jangan pernah menyuruh orang untuk mengikuti gue!! Faham daddy!" Tangan gadis itu melingkar ke pinggang Berly dan membantu memapah kearah kamar mandi untuk mencuci wajah dan sikat gigi. Gadis itu juga mengambil kursi untuk Berly duduk dan mengganti cairan infus yang sudah habis.

"Mau keluar kemana? Aku minta maaf sayang, kasih aku kesempatan untuk memperbaiki ini semua." Pria itu terus melihat wajah istrinya saat mengganti cairan infus miliknya.

"Cari suami baru kenapa! Karna suamiku berani - beraninya menyakiti hati istrinya sendiri. Maaf untuk apa hm... gue gak akan kasih kesempatan untuk orang bikin gue sakit hati. Semua itu ada di dalam hati lo sendiri jika lo masih suka sama Citra mending kita cerai, gue akan bawa Caca." Tangan gadis itu sambil membuka kancing kemeja Berly dan melepas kemeja itu dengan pelan - pelan agar tidak kenak infus di tangan.

"Kok jahat banget sih mom, bicara gitu di depan suamimu sendiri. Maaf mom kan bisa di bicarakan baik - baik gak gitu juga bilangnya! Sampai kapan pun aku gak akan pernah cerikan kamu, mom!" Mata Berly sambil berkaca - kaca dan tiba - tiba menarik pinggang ramping Luna duduk di pangkuannya. Suara isak tangis Berly terdengar cukup keras untung aja kamar mandi itu kedap suara jadi tidak ada yang bisa mendengar apapun dari Luar, Luna hanya diam mendengar Ucapan Berly yang terus minta maaf padanya dan ia sangat menyesal karna diam - diam mencari informasi tentang Luna.

"Gak capek minta maaf terus? Kenapa kalau gue cari suami lagi! Kamu aja bisa bohongin gue secara diam - diam. Gue gak masalah meski lo pukul atau lo bilang gue jalang bebas gue bakal terima, jangan gini itu nanti makin sakit luka kamu Berly!!" Tangan gadis itu menahan tangan suaminya ingin membuka perban juga infus ditangan nya, dengan cepat Luna melumat bibir Berly penuh lembut dan gadis itu berdiri mengganti posisi duduknya saling berhadapan ciuman itu makin dalam membuat Berly makin mengeratkan pelukannya.

20 menit ciuman itu terlepas gadis itu mentap wajah Berly yang terus menuduk, gadis itu hanya diam dan berdiri dari duduknya juga membantu Berly membasuh wajah Berly juga membantu menggosokan gigi Berly pernuh sabar.

"Enggak akan capek sebelum kamu maafin aku, sayang!" Tingkah Berly seperti anak kecil membuat Luna menghelah nafas.

"Apa sih! Iya gue maafin, sini pakai dulu bajunya nanti Caca nangis lagi gara - gara lo lama banget!" Gadis itu langsung membantu Berly memakai baju juga celana jeans dan memapah Berly keluar dan benar Caca sudah terbangun dan berlari kearah Luna dengan menangis sekencang mungkin.

"Kenapa sayang? Caca jatuh atau apa." Luna berjongkok di hadapan Caca dan mengapus air matanya membasahi pipi mungilnya.

"Mommy sama daddy lama sekali, Hiks... hiks... hiks..."

"Maaf ya sayang, tadi mommy bantu daddy bentar. Jangan sedih lagi habis ini keluar sama mommy mau."

"Tapi kok lama banget sih mom. mau mom, daddy ikut juga gak mom?"

Mafia And Ruthless Psychopaths || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang