Berly akhirnya menuruti permintaan istrinya agar mau makan. Pria itu mengajak Rafael keluar untuk mengambil mangga muda. Luna yang sedang duduk mendengar suara ajing gila milik nya yang dari arah belakang mansion milik nya.
Guk... guk... guk...
"Chelzea tumben mereka kesini! Tapi ko---" gadis itu langsung lari membuat Berly yang barusan sampai di buat syok karna istrinya lari ke arah belakang begitu cepat.
Chelzea juga yang lain ikut menyusul gadis itu ke belakang mansion yang cukup luas. Bastian tau anjing itu milik Luna tapi kenapa datang tiba - tiba. Berly melihat istrinya lari tanpa memikirkan kadungannya langsung marah di hadapan semua temannya.
"Sayang! Apa yang kamu lakukan!!!" Terikan Berly membuat gadis itu menoleh kearah suaminya yang begitu marah.
"Aku kenapa? Aku cuma kesini karna anjing milikku menggonggong terus! Kenapa kamu berteriak seperti itu kenapa istrimu yang lagi hamil." Gadis itu sambil mengusap rambut anjing gila miliknya.
"Kamu bilang kenapa! Kamu itu sudah minta mangga muda di turutin malah lari kayak gitu!! Kamu gak inget kalau lagi hamil mau bahayakan anak kita!! Siapa yang gak syok melihat istrinya lari dalam hamil besar." Pria itu sambil mendekati istrinya tapi anjing milik Luna terus menggonggong tidak terima jika Luna di bentak seperti itu.
"Lagian aku gak jatuh dad! Aku tau dad tapi kan bisa bicara baik - baik gak usah teriak kayak gitu!! Lagi juga aku kesini di panggil anjing milikku." Berly menghelah nafas dan peluk istrinya meskipun anjing itu tetap menggonggong kearah Berly.
"Aku minta maaf sayang. Meskipun tidak jatuh tapi tetap bahaya sayang. Maaf ya sayang aku khawatir kamu kenapa - kenapa." Gadis itu menangis dalam pelukan Berly. Bastian mendekat ke arah anjing gila Luna yang di bagian tubuh nya ada bercak darah.
"Luna bukan kah anjing gila ini ada banyak? Kenapa tinggal satu! Ini darah mereka bukan." Tanya Bastian sambil mengedus aroma darah itu.
"Eh iya loh! Kenapa kok tinggal satu yang lain kemana? Siapa yang berani membunuhnya." Chelzea berjalan kearah anjing gila itu sambil melihat jika di bagian tubuh nya ada goresan.
Guk... guk... guk...
"Kemana teman kalian!" Gadis itu sambil melepaskan pelukan dari suaminya. Anjing gila itu terus menggonggong dan membuat Luna juga yang lain syok bukan main.
"Oh.. jadi kamu gigit kekasihnya Ruby! Syukurin Ruby kamu lawan. Kemana Ruby sekarang pergi." Dengan santainya sambil mendengarkan pejelasan anjing gila itu menjelaskan semua.
"Joshua? Bukan nya itu calon suami Ruby. Okee baik lah pergi makan penawar yang ada di rumah kayu itu. Hati - hati." Anjing itu menjawab anggukan dan pergi begitu saja.
"Luna Joshua itu siapa? Terus Ruby itu siapa."
"Orang LA dia calon suami Ruby tapi entah mereka sudah nikah belum. Ruby gadis tengil memiliki bola mata hijau. Kita masuk laper gue." Gadis itu sambil menggandeng tangan suaminya berjalan masuk ke mansion yang sudah ditunggu sang anak.
"Mommy daddy kok lama banget Caca laper." Rengek sang anak
" maaf sayang. Ayo kita makan." Luna sambil mengusap rambut sang anak sambil mengecup keningnya.
Selama makan mereka semua tidak berbicara sedikitpun apa lagi aletta yang melamun sambil makan memikirkan orang memiliki bola mata berwarna hijau. Luna yang terus memperhatikan Aletta yang diam karna gadia itu tidak tau siapa Ruby.
"Sayang mana mangga yang aku mau. Kan tadi sudah janji selsai makan boleh makan mangga." Gadis itu sambil mengedipkan mata nya kearah suaminya. Pria itu yang melihat tingkah istrinya menjawab anggukan dan memberikan buah mangga yang sudah di kupas oleh pelayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia And Ruthless Psychopaths || END
Teen FictionMenceritakan seorang gadis yang begitu cantik mempunyai seribu sifat yang sangat susah di tebak. Suatu hari nanti gadis cantik ini di jodoh kan kepada seorang mafia yang begitu tampan.