4 Runyam
"Jadi ini pacarmu? Kamu udah dapat calon mantuku, Vin?" Erna memeluk dan menyapa Pamela dengan raut bahagia. Sejak calon istrinya meninggal, Levin menutup hatinya untuk wanita manapun. Erna sempat pesimis soal jodohnya. Tapi ternyata, wanita di hadapannya berhasil meluluhkan hati seorang Levin Nugraha.
"Tante sebenarnya saya..."
"Iya Ma, ini orangnya." Potong Levin. "Namanya Pamela."
"Pamela? Nama yang cantik, sama seperti orangnya." Erna memeluk Pamela yang terlihat sangat kaku dan sungkan. Sejak tadi Pamela terus menunduk malu. Bagaimana tidak? Mereka saja baru berkenalan selama dua hari, tapi sudah dianggap calon mantu. Situasi macam apa ini?
"Jadi kapan kalian nikah?"
"Kapanpun Pamela siap!" Jawab Levin lagi yang membuat Pamela membola.
"Aduh duh...!!!! Mama pikir kamu nggak doyan lagi sama cewek. Ternyata masih ya? Syukurlah!" Erna kini berganti menatap Pamela yang masih terdiam.
"Jadi kapan kamu siap sayang? Kamu sangat beruntung. Selama ini Levin tidak pernah membiarkan wanita manapun masuk kedalam hidupnya. Aku yakin jika Levin memilihmu, itu berarti kamu orang yang tepat. Jangan ragu-ragu. Katakan saja kapan siapnya? Besok? Lusa? Mau pernikahan adat apa?"
Levin terkekeh saat Pamela kesusahan menjawab kecerewetan ibunya. Ternyata disaat panik pun, dia tetap saja kelihatan cantik. Levin tergila-gila padanya!
"Kita mau saling mengenal dulu, Tante." Pamela menjawabnya dengan terbata.
"Levin gentleman kok! Dia tidak akan melakukan hal seperti tadi jika tidak ada niat menikah. Percaya sama Mama! Kamu tidak akan mendapatkan pria seperti dia, di luar sana. Jangan ragu-ragu!" Erna masih tak menyerah untuk mempromosikan putra sematawayangnya.
"Maaaa...." Levin menegur.
"Iyaaa dehhh...!!!" Erna tertawa lepas. Ia gemas dan terlalu senang karena putranya kembali membuka hati.
"Orangtua kamu sudah kenal Levin?"
"Belum Tante."
"Panggil Mama, jangan Tante!" Erna memaksanya. "Levin kenapa tidak menghampiri orangtuanya? Kamu ini pria apa?" Erna beralih mentap Levin yang hanya tersenyum kecut.
"Orangtua Pamela sudah meninggal. Pamela tidak punya keluarga."
Levin dan Erna kembali saling berpandangan saat Pamela menjawab demikian. Pasalnya Levin sendiri juga tidak tahu jika Pamela yatim-piatu.
"Maaf ya, Sayang? Mama tidak tahu."
"Tidak apa, sudah lama mereka meninggal." Jawab Pamela dengan senyuman sendunya.
"Kamu boleh anggap Mama sebagai Mama kamu! Levin juga tumbuh tanpa seorang ayah. Jangan bersedih dengan keadaan ini. Mama yakin di masa depan, anak-anak kalian akan memiliki keluarga yang utuh!"
Pamela mengangguk pelan dengan airmata bercucuran, lalu memeluk Erna dengan erat. Akhirnya setelah sekian tahun kehilangan sang ibu, ia bisa merasakan kembali pelukan dari sosok itu. Pelukan yang sangat ia rindukan.
Sebenarnya Pamela bukan anak yatim, ayah Pamela masih hidup. Tapi ia sudah menganggapnya mati sejak pria itu meninggalkan dia dan ibunya, dan lebih memilih menikah dengan janda kaya demi kekuasaan. Ayahnya bahkan lebih memilih merawat putri tirinya.
"Maaf jika Mama membuatmu sedih."
"Tidak apa."
"Ayo kita makan malam! Jangan sedih-sedihan karena masa lalu! Kita bahas saja masa depan kalian."
"Iya Sayang, kamu punya aku dan Mama. Kamu punya keluarga." Ujar Levin sembari mengedipkan sebelah matanya.
Sayang? Sejak kapan mereka resmi pacaran? Mereka hanya akan bermain-main. Bukan sungguhan! Dasar pria gila! Pamela membatin kesal. Kenapa keadaan menjadi runyam seperti ini? Kenapa ibu Levin ikut-ikutan? Astagaa...!!!
****
"Mama lebih setuju kamu bersama Liora. Dia lebih pantas bersamamu Hero. Buat apa kamu memikirkan gadis kampung yang tidak jelas asal-usulnya itu? Orangtua saja tidak punya! Keluarga tidak punya! Miskin! Bersamanya tidak akan ada masa depan!"
"Mama benar Kak! Aku juga lebih senang punya kakak ipar artis!" Adiknya menimpali.
"Ma, Jess, sudah cukup. Hero mencintainya, dan hanya dia yang akan menjadi istriku di masa depan."
"Lalu mengorbankan masa depanmu? Sejak sama Liora, semakin banyak yang mengenal kamu. fanbase kalian membludak, tawaran dimana-mana. Buat apa kamu membuang masa depanmu hanya untuk cinta monyetmu itu?"
"Tapi Ma..."
"Awas jika kamu kembali dengan Pamela. Mama dan Jessica tidak akan segan melakukan sesuatu untuk membuat Pamela sadar siapa dia! Dia tidak pantas bersamamu!"
Hero memegangi kepalanya dengan frustasi, seraya menatap wanita yang ada disampingnya. Karena mabuk dan tidak bisa menahan diri, dia melakukannya dengan Liora. Sekarang keadaan semakin tak terkendali.
Hatinya kacau, pikirannya kacau, keadaan kacau! Meski dia bukan pria pertama untuk Liora, tapi setelah malam ini pasti tidak akan sama lagi. Bagaimana jika dia hamil? Kenapa dia harus seceroboh ini?! Hero akan membuatnya meminum obat pencegah kehamilan nanti.
Hero tetap tidak mau berpisah dengan Pamela, apapun alasannya. Hero tidak bisa kehilangan dia. Tapi untuk saat ini, Hero tidak bisa berbuat apa-apa. Dia masih membutuhkan Liora untuk karirnya. Biarlah semua berjalan seperti ini dulu. Asal Pamela tidak tahu, tidak akan menjadi masalah bukan?
"Hero..." Suara serak milik Liora membuat Hero menoleh. Wanita itu bangkit dari tidurnya, lalu memeluk Hero dari belakang.
"Apa yang kamu pikirkan?"
"Maaf telah melakukan ini saat kita mabuk." Elak Hero mencari alasan.
"Kita saling mencintai. Bukan begitu?" Liora mencium pipinya.
"Benar!" Hero membuat posisi mereka kembali bertumpuk diatas ranjang itu, lalu memagut bibirnya dengan lembut.
"Ayo kembali tidur, ini masih tengah malam."
"Kamu tidak ingin melakukan sesuatu lagi?" Liora tersenyum nakal seraya menggodanya. Ia menyentuh milik Hero dan mengurutnya perlahan dari balik selimut yang mereka pakai.
"Aku tidak punya pengaman. Jika kamu hamil, akan sangat berbahaya untuk karir kita."
"Aku bawa obat pencegah kehamilan." Bisik Liora seraya kembali memainkan benda panjang itu dengan lebih sensual. Hero dibuat tak tahan dengan godaanya. Liora benar-benar liar. Wanita itu tau cara membuat pria bergairah.
Hero akhirnya kalah. Ia pun mengambil alih permainan, lalu menindih wanita itu seraya memagut bibirnya.
#Adegan dihapus
"Kita lakukan sekali lagi!" Desah Hero seraya kembali bergerak. Ya, asal Ella tidak tahu, maka tidak akan menjadi masalah. Lagipula ini hanya sex yang tidak ia lakukan dengan dasar cinta. Melainkan nafsu.
*****
Heroooo 😞😞
****
Buat yang mau baca cepat silahkan kunjungi karya karsa yaaa 😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Wicked Choice
RomanceSetelah diselingkuhi pacarnya yang merupakan seorang artis, Pamela menpadati sang boss yang ternyata menyukainya. Apa sebaiknya Pamela menerima bossnya dan membalas dendam?