10 Perlindungan

1.2K 217 9
                                    

10 Perlindungan

"Sekarang kalian telah mulai hubungan baru, kalau bisa sampai menikah. Mama akan merestui! Mama siap menyiapkan acara, kapanpun kalian mau untuk berkomitmen lebih jauh." Ujar Diana dengan senyuman bahagia. Diana merasa mereka sangat cocok! Selevel! Tidak seperti saat Hero bersama Pamela.

"Kalian memang pasangan serasi!" Jessica menimpali. Sebagai adik dia pun lebih senang jika Liora menjadi pacar kakaknya. Karena dengan begitu, ia bisa menumpang tenar. Liora juga suka membelanjakan barang-barang mewah dan juga make-up. Benar-benar kakak ipar idamannya.

"Jangan buru-buru Tante, Jess, aku siap kok nunggu Hero. Aku tahu saat ini Hero belum sepenuhnya mencintaiku." Liora menjawab seraya memeluk lengan Hero dengan mesra.

Hero hanya diam saja dengan wajah datar. Semenjak Pamela meminta putus, dan berkata telah memiliki kekasih lagi, hidupnya seperti tanpa tujuan. Ini semua salahnya karena tidak bisa menahan nafsu. Tapi mau bagaimana lagi? Ia sudah terjebak dalam permainannya sendiri. Jadi mau tidak mau, Hero harus menjalaninya.

Dia juga sudah terlanjur tidur dengan Liora. Mungkin ini memang jalan terbaik. Toh jika dia meninggalkan Liora sekalipun, tidak akan mengubah keadaan. Pamela tetap sudah menjadi milik pria lain.

Pria yang lebih mapan, dan lebih dari segalanya jika dibanding dia. Hero merasa teriris jika mengingat fakta ini.

"Nanti kita cari tanggal yang pas." Hero tiba-tiba berbicara.

"Sayang, kamu serius?"

"Kamu yang bilang untuk bangun hubungan dan karir bersama kan?" Hero mengusap puncak kepalanya dengan senyuman yang dipaksakan.

Lebih baik seperti ini daripada terus mengharapkan hubungannya bersama Pamela, yang tak mungkin kembali. Andai dari awal dia tidak menyembunyikan hubungan, dia dan Pamela pasti masih baik-baik saja.

"Aku sayang kamu!" Liora memeluknya.

"Aku juga." Jawab Hero singkat, dan membalas pelukan itu sekedarnya.

"Kabari Mama dan Jessica jika sudah ketemu tanggalnya. Mama senang lihat kalian mesra seperti ini!" Diana berkata dengan penuh kebahagiaan.

"Ayo makan, pesanan sudah sampai!" Lanjutnya ketika pelayan restoran mengantar pesanan mereka.

****

"Cincinnya indah sekali!" Pamela tak berhenti memandangi jari manisnya yang di hinggapi cincin berlian indah pemberian kekasihnya. Ia kagum bukan karena keindahannya saja, tapi juga makna daripadanya.

Cincin itu melambangkan jika mulai hari ini dia telah memiliki seseorang yang akan menjaganya. Partner hidupnya. Meski cinta itu belum kunjung datang, tapi akhir-akhir ini bersama Levin membuatnya nyaman.

"Makasih Levin!" Pamela memeluk lengan Levin dengan mesra. Mereka berjalan menuju sebuah restaurant seusai menonton di bioskop.

"Sekarang kamu udah resmi jadi milikku. Aku bakalan tunggu sampai kamu siap untuk menikah."

"Makasih." Pamela berbisik seraya memberi kecupan di pipinya. Ia sangat bahagia! Akhirnya Pamela bisa memiliki hubungan yang normal, dan pria yang menghargainya. Pria manis yang berhasil membuatnya tersipu ribuan kali hari ini.

"Kamu mau makan apa?"

"Apa aja."

"Mau Laksa?" Tanya Levin seraya mengusap puncak kepalanya. Memperlakukan seolah Pamela adalah bocah kecil yang harus dia perhatikan.

Tapi memang kalau Levin lihat-lihat, Pamela lebih manja dari sebelumnya. Semenjak Pamela sering bersamanya, hubungan mereka yang awalnya canggung menjadi sedikit mesra.

Wicked ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang