18 Ancaman Kecil

1.3K 177 6
                                        

18 Ancaman Kecil

Pamela menajamkan mata saat Sandra mendatangi kantor kekasihnya. Benar dugaannya, wanita itu pasti datang. Untung Pamela mempunyai insting yang akurat.

"Kamu satpam atau kekasih Levin? Mengintil terus!" Sandra berkacak pinggang. "Keluar, aku mau bicara hal penting dengan Levin."

"Bicara saja. Kenapa Pamela harus keluar?" Levin memotong ucapan Sandra.

"Ini masalah pekerjaan!"

"Kita sudah tidak ada hubungan! Uangmu dan keluargamu sudah aku kembalikan!"

"Jangan terlalu sombong Vin. Para pemegang saham di perusahaan kamu yang lain itu teman-teman Papa aku. Kamu mau mereka semua mengundurkan diri dan membuat perusahaanmu bangkrut?"

Levin meremat kepalanya dan mendekat ke arah Pamela sejenak. "Sayang kamu keluar sebentar ya? Biar aku bicara dengannya."

"Tapi... "

"Hanya sebentar." Levin mengecup pipi Pamela untuk memberinya pengertian. Levin tidak mau Pamela mendengar hal-hal yang membuatnya khawatir. Levin yakin Sandra akan mengintimidasinya kali ini.

Pada akhirnya Pamela menurut saja. Wanita itu keluar seraya melirik Sandra dengan sinis. Sepertinya Pamela harus segera mencari kartu As wanita itu supaya dia tidak bisa berbuat semena-mena.

Pamela mengintip dan menguping pembicaraan mereka dari balik pintu yang sedikit terbuka. Ia tidak boleh ketinggalan informasi. Pamela yakin jika Sandra akan mengancam Levin menggunakan kekuasaan ayahnya. Wanita itu sangat menyebalkan.

Sedangkan setelah kekasihnya keluar, Levin langsung menatap Sandra dengan tajam dan penuh kebencian.

"Apa maumu?" Sentaknya.

"Putus dengan Pamela, dan menikahlah denganku. Maka teman-teman Papa akan tetap stay di perusahaan kamu."

"Kamu pikir, kamu bisa menyetir mereka?"

"Papa itu pengusaha paling disegani! Jika dia bilang tinggalkan kamu, maka mereka semua akan menurut." Sandra mengusap dada Levin dengan senyuman liciknya.

"Pikirkan baik-baik, Sayang. Pilih perusahaan, atau kekasih bodohmu itu!"

"Suruh saja mereka mundur. Semuanya! Aku tidak peduli. Pamela lebih penting!" Jawab Levin yakin. "Aku tidak sudi menikah dengan wanita sepertimu."

"Jadi kamu mau mengorbankan perusahaan peninggalan ayahmu? Membuat ibumu menderita demi cinta? Pikirkan hal itu baik-baik!"

Levin menjambak rambutnya dengan lebih frustasi mendengar perkataanya. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Jika semua penanam saham itu mundur, maka dia akan benar-benar berakhir.

"Aku tunggu jawabanmu lusa." Sandra menepuk pundaknya dengan senyuman sinis, lalu beranjak pergi dengan perasaan puas. Ia merasa menang karena membuat Levin terdiam tak berdaya seperti itu. Sandra yakin Levin akan lebih memilih perusahaan dibanding Pamela.

"Dasar licik!"

Melihat Pamela sudah menatapnya tajam di depan pintu ruangan Levin, Sandra tertawa geli.

"Jadi kamu mendengar semua perkataanku? Kamu menguping? Bagus! Sekarang bantu Levin membuat keputusan! Tinggalkan dia jika mau perusahaan Levin selamat!"

"Jangan senang dulu! Tunggu saja lusa nanti, aku tahu satu hal tentangmu!" Ujar Pamela asal. Ia memang belum tahu apa-apa tentang Sandra. Tapi melihat sikapnya yang panik dan ketakutan setelah perkataanya, Sandra pasti pernah berbuat hal yang buruk kepada orang lain.

Wicked ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang