17 Love

1K 177 7
                                    

17 Love

"Bisa-bisanya Mama sembunyikan hal sepenting itu dari aku! Kenapa Mama tidak cerita jika Pamela anak Papa? Aku sudah sering mengeluh tentangnya bukan?" Cerocosnya panjang lebar.

"Mama pikir dia tidak akan berani berbuat seperti hari ini. Mama pikir dia akan menjauh seperti apa yang dia lakukan selama puluhan tahun terakhir."

"Aku tidak mau kasih sayang Papa dibagi ke Pamela! Liora tidak mau kehilangan sosok Papa seperti dulu lagi."

"Liora itu tidak akan terjadi. Buktinya, Papa selalu ada buat Liora bukan?" Zara mencoba menenangkannya.

"Maaa, jangan menghiburku! Papa pasti lebih sayang Pamela karena dia anak kandungnya! Suatu saat Liora akan dibuang! Liora tidak mau itu terjadi!"

"Liora, itu tidak akan terjadi!" Zara memeluk putrinya yang mulai menangis. Sejak mengalami kecelakaan bersama ayah kandungnya, dan menyebabkan ayahnya meninggal, mental Liora memang sedikit terganggu.

Dia mengalami trauma yang luar biasa. Bisa dikatakan, kehadiran Benny sebagai ayah sambung seperti sebuah penyembuh baginya. Sejak pria itu menjadi sosok ayah dihidupnya, Liora dapat menjalani hari dengan normal kembali. Ia perlahan melupakan lukanya saat itu.

"Mama tidak mengerti!" Liora berlari menuju ruangan kerja Benny seraya tersedu-sedu.

"Sayang, kenapa menangis?" Benny menyambut kedatangan anak tirinya itu dengan khawatir.

"Papa lebih sayang dia? Pamela anak kandung Papa bukan?" Liora berteriak.

"Kamu masih memikirkan tentang itu?" Benny mengusap rambut Liora dengan lembut.

Ya meski dia bukan anak kandungnya, tapi Benny sudah merawatnya sejak kecil. Benny sangat menyayanginya. Sama seperti ia menyayangi Pamela. Bahkan meski dia tidak mencintai Zara, dan menikahinya karena uang, rasa sayangnya kepada Liora tidak pernah main-main.

"Jadi benar?"

"Sayang, kamu dan Pamela adalah anak-anak Papa." Benny memeluknya. "Papa tidak akan membedakan kasih sayang kalian. Papa justru berharap kalian dapat akrab satu sama lain."

"Tidak mau!"

"Pamela bahkan tinggal sendiri selama ini. Kamu tau rasanya saat kehilangan ayah kandung kamu? Itulah yang Pamela rasakan hingga hari ini."

Liora hanya diam seraya memeluk ayahnya dengan erat. Entah kenapa kata-kata Benny selalu membuatnya luluh. Perintah pria itu lebih susah untuk ditolak daripada perintah ibunya.

"Lagipula kenapa kamu membenci Pamela? Selama ini perdebatan kalian terjadi karena Hero saja kan? Sekarang Pamela akan segera menikah dengan Levin. Masalah diantara kalian harusnya clear kan?"

"Papa tahu tentang.... "

"Hero bilang dia akan segera melamarmu. Coba tanya dia, tanya keseriusannya. Jika kalian yakin, kalian bisa bertunangan di hari yang sama dengan Pamela dan Levin. Bukankah itu ide yang bagus?"

"Papa mendukungku dengan Hero?"

Benny mengangguk pelan. Tentu saja ia setuju dengan hubungan mereka sejak awal, meski mengetahui Hero adalah kekasih Pamela.

Benny tidak akan membiarkan Pamela dijadikan cadangan. Jika Hero memang memilih mengumumkan hubungannya dengan Liora, biarkan saja berjalan seperti kemauannya. Pamela berhak mendapat pria yang lebih baik dan serius.

"Suatu saat dia pasti mencintaimu. Semua hanya masalah waktu." Benny mengusap airmata putrinya. Ia berharap hubungannya dengan Hero berhasil.

"Papa harap suatu hari nanti, putri-putri Papa dapat berbaikan dan berteman baik sebelum Papa meninggal."

Wicked ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang