16 Fight

882 183 8
                                    

16 Fight

Zara terkejut saat melihat Pamela datang kerumah bersama Levin yang ia kenalkan sebagai calon suaminya. Ada apa gerangan? Selama puluhan tahun anak itu tidak berani datang atau menginjakkan kakinya ke rumah. Bahkan tidak mau menganggap Benny sebagai ayahnya. Tapi kenapa hari ini dia datang dengan begitu percaya diri?

Zara benar-benar takut jika Pamela masuk kedalam kehidupan Benny dan dirinya. Atau lebih tepatnya ia takut jika Pamela menuntut warisan. Hanya dia dan Liora yng berhak atas warisan Benny. Karena kesuksesannya, juga berkat uangnya di masa lalu. Jadi seharusnya Pamela tidak berhak meminta apapun.

"Sayang bagaimana jika Liora tahu? Usir dia!" Ujarnya ketika Benny mematung untuk sekian detik. Sepertinya pria itu sama kagetnya dengan Zara. Benny juga masih tidak percaya jika putrinya mau datang dan menemuinya.

"Sudah saatnya Liora tahu dan mengenal saudaranya." Sahut Benny singkat.

"Benny!"

"Menurut atau pergi?" Bisik Benny lagi dengan tegas.

"Aku dan Levin datang karena ingin memberitahu, jika kami akan segera tunangan dan menikah." Ujar Pamela dengan senyuman bahagianya. Ia bahkan langsung menyambut pelukan ayahnya dengan senang hati.

"Terimakasih sudah memberitahu Papa!" Benny memeluk erat Pamela dengan rasa rindu yang luar biasa. "Ayo katakan, kapan tanggalnya?"

"Untuk pertunangan akan dilaksanakan minggu ini Pa. Untuk pernikahan kami, akan dilaksanakan awal bulan depan."

"Papa sangat senang mendengarnya."

Ditengah obrolan hangat mereka, tiba-tiba seseorang datang dan memanggil Benny dengan cukup keras.

"Papa!" Liora yang tadinya memanggil ayahnya dengan antusias, kini berubah kesal saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya.

"Liora kemari, ini saudara kamu. Dia juga anak Papa." Benny menarik Liora mendekat.

"Papa punya istri selain Mama?" Meski sudah tau faktanya, Liora berpura-pura polos. Ia menangis seraya menghampiri Pamela, dan hendak memukulnya.

"Ini anak selingkuhan Papa?" Liora berteriak dengan ekspresi kesal saat Pamela menahan pukulannya dengan sangat kuat.

"Katakan padanya Pa, siapa yang anak selingkuhan. Aku atau dia?" Pamela berkata dengan senyuman sinis.

"Diam kamu!" Zara ikut bicara. Ia langsung memeluk Liora yang kini menangis terisak.

"Anak Papa hanya aku kan, Ma?" Liora berlagak lemah, dan bersikap seperti saat ia kehilangan ayah kandungnya di masa lalu. Liora berharap Benny lebih membelanya. Liora tidak mau berbagi ayah dengan Pamela. Tidak mau! Walau Liora tau jika Benny ayah kandung Pamela, dia tetap tidak peduli. Liora menulikan dirinya dari kebenaran.

"Ayo Pa, katakan! Siapa yang anak selingkuhan, dan siapa anak kandung Papa yang sebenarnya!"

"Dia bohong kan Pa?" Liora tidak mau kalah. Sepertinya mereka berdua sama-sama berebut pengakuan dan pembelaan dari Benny. "Papa dan Mama menikah dengan baik-baik. Papa merawatku sejak kecil! Papa menggantikan mendiang Papaku yang sudah meninggal!"

"Jangan menyangkal kebenaran, atau selamanya Pamela tidak akan menganggap Papa sebagai orangtuaku lagi." Pamela tetap tidak mau kalah.

Levin hanya membisu di tempatnya dan tak tahu harus berbuat apa. Levin ingin pergi dan tidak ikut campur. Tapi ia terlalu takut meninggalkan Pamela sendirian. Bagaimana jika kekasihnya disakiti?

Benny menarik nafas panjang, lalu menatap kedua putrinya. Benny menyayangi keduanya. Jadi sebisa mungkin, ia akan bersikap bijaksana.

"Liora, Pamela bukan anak selingkuhan. Tapi anak dari istri pertama Papa yang sudah meninggal."

Wicked ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang