Berulang kali ingin berhenti, berulang kali pula dia meyakinkan diri untuk menyelesaikan semuanya hingga akhir. Setelah membabat habis kepedihan yang ia terima sebab rasa yang dibangun berakhir sebelah pihak, Naela mulai merajut asa sendiri tanpa menyelipkan niat lebih dekat dengan seseorang lagi.
Kala itu, selain ia merasa terdesak akan permintaan teman-temannya untuk menjadi seorang presma, Naela menyanggupi karena menganggap pilihannya dapat membuka jalan kedekatan antara dirinya dan Mas Ilham. Gadis itu selalu berpikir bahwa semakin ia dihadapkan pada masalah-masalah organisasi, maka semakin besar kesempatannya menjalin komunikasi intens dengan sang dambaan hati.
Sayangnya, di penghujung harap yang ia kira bertakdir baik untuknya, sang lelaki dengan tegas menyatakan jika hatinya milik orang lain. Membuat Naela berusaha keras menahan air mata agar tak sederas hujan yang membasahi kota Surabaya waktu itu. Saat sampai di rumah, segalanya tumpah. Gadis itu meraung-raung dalam dekapan bantal. Menyembunyikan bengisnya kepedihan yang menusuk relung hati terdalam.
Berhari-hari Naela terbelenggu nestapa. Mengacuhkan orang-orang yang berusaha mendekat karena cemas. Ia juga mengabaikan tanggung jawab sebagai pemimpin organisasi kemahasiswaan. Hingga saat dirinya tak sengaja menemukan potret Mas Ilham bersama sang kekasih di salah satu laman media sosial, kesadarannya seolah ditarik paksa.
Pelan-pelan Naela menata hatinya kembali. Gadis itu mulai mengerti bahwa Mas Ilham bukanlah pihak yang bersalah disini. Tidak ada yang berhak melarang Naela menyukainya, sebab rasa yang ia punya merupakan fitrah dari sang kuasa. Namun, ia juga tak boleh memaksa Mas Ilham untuk membalas perasaannya sesuai dengan yang dia inginkan. Karena itu Naela memutuskan menghapus perasaan yang bertahan selama ini. Meski akan ada satu dua umpatan mengiringi, gadis itu tidak ingin terlalu lama bergelut dengan hati yang dilanda perih.
Tiga minggu setelah pemilihan, Naela menghabiskan waktu untuk mencari tahu seluk beluk dunia organisasi di ranah kampus. Puluhan informasi tentang alur dan sistem organisasi kampus lain ia temukan lantas ia tekuni seorang diri. Mudah saja baginya meminta bantuan pada orang lain, terlebih Hisyam berulang kali menawarkan diri juga sering membawakan berbagai macam makanan untuknya. Tapi Naela merasa belum mampu berjumpa lama meski hatinya berangsur-angsur membaik. Sehingga pemuda itu terpaksa menghabiskan waktu hanya dengan bercengkrama bersama Ibu kala berkunjung kerumahnya.
Seolah menerima sinyal masalah dari hati, pikiran gadis itu menampik pengetahuan yang ia pelajari. Dari sekian banyak informasi yang ia dapatkan tentang organisasi, tidak ada yang benar-benar ia mengerti.
Cukup frustasi dengan usaha yang tak membuahkan hasil, Naela memilih mengalihkan dirinya pada bacaan yang lain. Di suatu sore yang sendu kala itu, dia pergi seorang diri ke sebuah toko buku. Niat awalnya mencari bahan pengetahuan baru untuk ia terapkan pada anak didik mungilnya. Namun, saat gadis itu menelusuri puluhan buku yang berbaris rapi disana, netranya berhenti pada satu novel yang cukup menyorot atensi.
Naela perhatikan sampul novel itu. Ia baca judulnya berulang-ulang, demi memastikan bahwa isi didalamnya berkaitan dengan sesuatu yang sangat ingin ia ketahui.
Mulanya Naela ragu akan membawa novel itu pada kasir atau tidak, sebab selama ini gadis itu nyaris tidak pernah betah berlama-lama terpaku pada sebuah karangan prosa. Dia lebih menyukai menonton film atau drama. Tetapi, karena kali ini rasa penasarannya cukup mendominasi, Naela meraih satu dan ia bawa pulang setelah merogoh kocek setara dengan uang jajannya dalam sehari.
Menghabiskan dua hari lamanya, siapa sangka Naela sungguh menemukan apa yang ia cari disana. Meski dikemas dalam bentuk karangan fiksi, dia mampu memahami bagaimana cara kerja serta tingkatan organisasi kampus yang seharusnya. Gadis itu sesekali mencebik saat menyadari sistem organisasi kemahasiswaan di kampusnya ternyata amburadul. Otaknya berusaha menata rencana untuk kemudian ia tuangkan dalam buku catatan warna hitam miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CATATAN PRESMA
FanfictionWaktu itu, Naela pikir keputusannya menerima tanggung jawab sebagai presiden mahasiswa adalah suatu hal yang tepat. Sebab ia sangat yakin jika teman-teman yang memilihnya akan bersama-sama membantunya memperbaiki pondasi serta memperkokoh pilar orga...