Bab 27 - Akhir Pertarungan

835 180 121
                                    

DAEBAK!! MASYAALLAH ... Jebol 80 vote belum 24 jam.

Cus 80 vote kalau mau lanjut.

Kalau enggak, dicukupkan sampai di sini. Udah happy end, kok. Wkakak

Bonus gambar cakep.

Suara jeritan membahana membelah kesunyian malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara jeritan membahana membelah kesunyian malam. Tidak akan ada yang curiga meski warga mendengar lengkingan tadi, karena kabarnya memang di rumah ini sering terdengar suara-suara aneh di kala malam. 

Suara denting pisau terjatuh menghantam bebatuan terdengar. Darah mengalir cukup deras dari luka yang tercipta. Asa jatuh terduduk dengan kaki selunglai agar-agar.

Sementara itu, Jack membeliak dan mengumpat kala tangan kanannya kehilangan daya genggam. Dalam sepersekian detik sebuah paku berkarat menancap kuat di punggung tangannya. 

Gara dengan kecepatan tinggi mengeluarkan paku berkarat yang sudah dia bungkus sapu tangan. Pria itu sudah memosisikannya agar mudah ditarik dan dilempar jika situasi mendesak. Paku tadi sempat dia temukan di pelataran masjid sesaat sebelum berjalan di tepi pemakaman.

Namun, Jack tidak diam saja. Dia langsung menarik paku itu dari tangannya lalu kembali berusaha menyerang Asa yang sudah beringsut menjauh. Akan tetapi, Jack tidak bisa mendekati Asa karena Gara telah menyambar pisau yang jatuh dan mulai menyerang.

Hawa dingin menerjang tengkuk Jack. Mata Gara yang semula masih tersirat keraguan, kini begitu dipenuhi dendam dan keinginan membunuh. Jack menyambar batang pohon dari tanah untuk menjaga jarak dengan Gara. Pria itu mengerikan! Bahkan dengan luka tusuk di perut, gerakannya tetap tajam dan efisien. 

Akan tetapi, Gara sudah sangat serius. Perbuatan Jack yang sudah berani melukai Asa bahkan nyaris membunuhnya benar-benar membuat Gara kalap. Pria itu melepaskan semua refleks yang sedari tadi ditahannya kuat-kuat. 

Serangan bertubi-tubi Gara membuat Jack kewalahan. Ternyata memang Gara sedari tadi berusaha sekeras mungkin untuk tidak melukainya. Jack mengira, tiga tahun setelah Gara tidak lagi membunuh, pria itu akan kehilangan kemampuannya. Akan tetapi, pekerjaan Gara yang membutuhkan ketahanan fisik yang besar, olahraganya setiap pagi dan petang, juga amarah yang menjadi bahan bakar, sama sekali di luar perhitungan Jack.

Gara mungkin memang sudah tidak seandal dulu, tapi dia tetap petarung yang tangguh. Sedari tadi, ia berusaha tidak menyakiti Jack. Namun, rantai yang membelenggu Gara lepas sudah. Pria itu kembali sebagai pembunuh berdarah dingin yang siap menghabisi lawannya.

Tubuh Jack menabrak dinding di belakangnya. Gara mengangkat tangan dan bersiap menancapkan pisau ke leher.

"JANGAAAAAAN!!!" Jeritan Asa kembali memecah pertarungan dan gerakan Gara terhenti hanya beberapa senti di atas kepala Jack. Asa bisa melihat kepalan tangan Gara yang mencengkeram pisau bergetar hebat. "Jangan membunuh lagi, Kak! Kakak sudah berhijrah!" 

END Asam Garam Asa dan GaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang