Clingy Badboy [End]

😽Arey|Seca😽

Diantara cerita yang on going, 1 yang sad ending
...........................................................

"Tau lagu Kill bill gak?"

"Um? Tau, yang i might kill my ex kan?"

"Iya,"

"Kenapa lo tanya gitu?"

"Entahlah, lagu nya enak, hehe."

[Rather be in Jail than Alone]

Sesya merasa semua baik-baik saja, sudah 2 bulan dia bersembunyi dan tak ada kabar apapun tentang Arey, tampaknya anak itu sudah tidak membunuh lagi.

Siang ini Sesya pergi ke minimarket, mau beli keperluan untuk di kost pastinya.

"Loh, Seca?"

Sesya menoleh keasal suara, senyum cerah Sesya berikan pada orang itu.

"Louis, kenapa lo disini?" sapa Sesya.

Louis terkekeh pelan, dia berbincang sedikit bersama Sesya, sebelum sebuah kalimat menggunjang batin Sesya.

"Arey jadi buronan, dia diburu sama polisi karena udah bunuhin banyak orang, lo harus hati-hati Seca, gue gak mau lo kenapa-napa."

Sesya bahkan sampai tidak bisa berkata apapun selain ternganga, apalagi saat Louis memberikan berita di ponselnya tentang pembunuh berantai.

"T-tunggu, gue gak percaya Arey sampe jadi buron!"

"Iya, soalnya Arey bunuh anak dari Gubernur, temen lo itu, Renata, si Arey bunuh kembaran si Renata njir, jadi Arey kena lapor polisi."

Sesya memijit dahinya pelan, pantas saja Renata mengatakan pada Sesya untuk bersembunyi dari Arey, dan lagi Sesya baru tau kalau Renata itu laki-laki.

Pasalnya ada sebuah surat yang datang ke kost annya berisi data diri Renata, yang bernama asli Renald.

Terlalu rumit, Sesya jadi sakit kepala.

"Lo harus hati-hati ya."

"Iya Lou, gue bakal hati-hati."

Tak lama, Louis pamit pergi dan begitu juga dengan Sesya, dia berjalan menuju parkiran dimana motornya terparkir.

"Mantan gue bisa segila itu, memang sih dia kelihatan agak gila dari kecil."

Sesya baru ingat, dulu Arey pernah menusuk teman sekelasnya menggunakan pensil hanya karena anak sekelasnya berkata Arey aneh.

Sesya baru menyadarinya, Arey memang tidak normal.

"Hahh udahlah, capek gue-"

Tap.

Deg!

Bahu Sesya menegang kala ada sebuah tangan menyentuh bahunya, disusul suara rendah milik seseorang.

"Sudah cukup petak umpetnya, sayang."