😽AreCa-18😽

12.2K 1.3K 88
                                    

Ngeri ya votenya, jimplang banget, kayanya sider mulai berulah lagi.

Haduh, padahal komen dah dikurangi, masih aja sider, gak bantu komen, ya minimal bantu vote lah elah, beban banget buat pembaca lain.

Heran, vote doang, gak sampai 3 detik, tapi pada malas-malas banget.

Vote diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 50 komen, segini doang, lama penuh di vote.
...........................................................

"KAK SECA! Hiks..HUAAAAAA!"

"Lah? Ngapa lo?"

"ALI GAK MAU TEMENAN SAMA KAMI LAGI KAK! Hiks..Ali gak mau jadi sahabat gue lagi kak..gimana ini.."

"Ya salah kalian, kenapa anak se alim Ali kalian bawa ke club, mana sampai mabuk lagi."

[18-Ali Unfriend?]

"Aku gak mau temenan sama kalian lagi."

JDER!

Seolah ada backsound suara petir yang menggelegar, membuat seisi kelas shock dan kaget, Ali, anak baik hati nan alim itu memutuskan pertemanannya.

Pertemanan yang sudah terjalin sejak SD itu masa harus kandas sekarang.

Kendrik, Jio, Bijan, Arey dan Zava panik tentunya, apa karena masalah semalam?

"Li jangan gitu dong, kita udah temenan 8 tahun, masa harus kelar sih." bujuk Jio tak rela.

Ali, keadaanya menyedihkan, seragam tak rapi, wajah pucat, mata sembab, bisa mereka lihat leher dan tulang selangka Ali luka serta merah-merah.

Seperti luka cakaran "Li, maaf ya pasti gara-gara gue, maaf, nanti kami temui kak Rainy buat minta maaf." bujuk Kendrik.

"Waduh, masalah nih, kasian juga Ali temenan sama anak liar kaya mereka."

"Iya, Ali kena masalah mulu karena mereka."

"Tapi mereka udah sahabatan lama, kasihan kalau sampai hancur."

"Iya sih.."

Ali menggeleng pelan, dia menggigit bibir bawahnya "Enggak usah, itu enggak berguna..Kak Rainy gak akan mau dengerin kalian, dia lagi marah besar ke aku, dia gak akan bicara sama kalian ataupun aku selama yang dia mau." lirih Ali bergetar.

Matanya bergetar, menitihkan air mata yang membasahi pipinya.

Semalam, Ali meraung meminta maaf, dia bahkan sudah mandi selama ber jam-jam, mencakar bekas pelukan wanita asing di club itu.

Menggosok agar bekasnya hilang, bahkan Ali Salat Taubat dan terus meminta maaf dalam Salatnya, selama berjam-jam dia menangis dalam Salatnya.

Meminta maaf atas dosa yang dia lakukan semalam.

"Hiks..aku gak mau temenan sama kalian lagi..enggak mau..kalian jahat..hiks..semalam aku udah enggak mau ikut masuk..hiks..kalian paksa aku..sekarang kak Rainy juga marah sama aku..hiks..huhuuu aku enggak mau temenan sama kalian lagiii!"

Ali berjongkok dan menutup wajahnya, menangis menutup wajahnya yang basah.

Jio ikutan nangis "Aliii jangan gituuu! Hiks..Jio minta maaf..jangan gak mau temenan sama Jio lagi..hiks..Alii huaaaaaaaa!"

Bijan dan Zava menenangkan keduanya, sementara Arey murung, dia gak mau pertemanannya hancur, gak ikhlas dia tuh.

"Gara-gara lo ni." tuduh Arey pada Kendrik.

"Iya gue tau..nanti gue cari cara supaya Ali dimaafin sama kak Rainy."

Karena tangisan keduanya tak bisa dikondisikan, akhirnya mereka kembali memanggil Guru, Ali dijemput Ibu dan Ayahnya untuk pulang.

Sementara Jio tetap sekolah.

.....

"SECA! ADA AREY NIH!"

Sesya segera keluar dari kamar, dia turun dan melihat Arey tengah duduk di ruang tv bersama Ibu Sesya, wajahnya sembab dan pucat.

"KAK SECA! Hiks..HUAAAAAA!"

Melihat Sesya turun, Arey menangis kuat dan menerjang Sesya dengan pelukan, dia menangis pilu diceruk leher Sesya.

"Lah? Ngapa lo?"

"ALI GAK MAU TEMENAN SAMA KAMI LAGI KAK! Hiks..Ali gak mau jadi sahabat gue lagi kak..gimana ini.."

"Ya salah kalian, kenapa anak se alim Ali kalian bawa ke club, mana sampai mabuk lagi."

"Kak bantu Arey..hiks..bantu Arey bujuk kak Rainy buat baikan sama Ali..Arey gak mau pertemanan kami hancur...hiks..kak bantu Areeeey!"

Sesya mendengus pelan, dia mengangkat tubuh Arey dan menggendongnya ala koala, lalu membawanya ke kamar.

Ibu Sesya hanya tersenyum gemas, lucu sekali mereka.

Sesya pasti bisa membantu, dia punya grub khusus untuk dia, Rainy dan Aica.

Kata Rainy dia lagi gak mau bicara sama Ali, sampai dia bisa melupakan adegan di club semalam.

Masih membekas dalam ingatan Rainy.

"Kak..hiks.."

Sesya menidurkan Arey di kasur, lalu mengukungnya "Nanti gue bantu, gue lagi pengen cium lo." bisik Sesya.

Arey setiap menangis selalu terlihat menggoda "Hiks..kakak ihh! Mesum! Tapi Arey suka.." Arey merangkul leher Sesya dan menatapnya sayu.

Dan, yah, sudah lama juga Sesya gak cium Arey, karena masalah terus menghampiri hubungan mereka.

Membuat Sesya jarang ambil jatah kecup mengecup dari bibir manis Arey.

😽Bersambung😽

Clingy Badboy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang