😽AreCa-10😽

16.1K 1.6K 75
                                    

Kaya gini dong, target cepat penuh, kan aku bisa double up hehehe, jadi, sekarang ayo vote diawal atau diakhir chapter.

Minimal vote ya, jangan jadi beban buat pembaca lainnya, jangan siderrrrr!

200 vote dan 50 komen aja, ayoo🏃
...........................................................

"Tante, bolehin Arey ketemu kak Sesya ya? Arey mohon.."

"Pergi, Sesya gak akan pernah mau ketemu sama kamu lagi."

"Tapi-"

"Ini keputusan kamu, kamu yang mutusin Sesya jadi jangan merengek ingin balikan."

[10.Sesya menghindar]

Arey menerjang hujan demi pergi menemui Sesya, Arey yakin Sesya ada di rumahnya saat ini.

Dengan cepat Arey turun dari motornya saat sampai di depan rumah Sesya, dia melempar helmnya asal lalu berlari kearah pintu rumah.

TOK TOK TOK TOK TOK!

"SECAAAA! SECA AKU MINTA MAAF!"

Arey takut setengah mati, dia mengetuk pintu dengan tangan yang bergetar, air mata sudah menyatu dengan air hujan.

"SECAAAAAAAA!"

Arey benar-benar kalut, bagaimana ini, dia tak mau putus.

Tak lama, pintu rumah Sesya terbuka dan menampilkan Ibu Sesya, beliau menatap Arey tenang dan sedikit kasihan.

Hela napas wanita paruh baya itu berikan, dia menepuk bahu basah Arey.

"Lebih baik kamu pulang Rey." usir Ibu Sesya masih tenang.

Arey menggeleng ribut, dia berlutut memohon agar diizinkan menemui Sesya.

"Tante, bolehin Arey ketemu kak Sesya ya? Arey mohon.."

"Pergi, Sesya gak akan pernah mau ketemu sama kamu lagi."

"Tapi-"

"Ini keputusan kamu, kamu yang mutusin Sesya jadi jangan merengek ingin balikan."

Wajah Arey pucat, kepalanya berdenyut disusul cairan merah yang mengalir keluar dari hidungnya, Ibu Sesya panik melihatnya.

"Arey-"

Bruk!

Deru napas Arey lemah, dia ambruk di teras rumah Sesya dengan hidung yang mengeluarkan darah.

Sesya yang melihat itu dari balkon lantai 2, hanya diam tak acuh kemudian masuk ke dalam kamarnya.

Biarkan Sesya menjauhi Arey dulu, biar Arey tau apa kesalahannya, agar Arey bisa sadar bahwa tuduhannya itu membuat Sesya merasa tersinggung.

"JUAN! JUAN ANAKMU PINGSAN JUAN!" Ibu Sesya berteriak panik menuju rumah Arey yang ada di sebelah rumah mereka.

Keadaan Arey terlihat menyedihkan, tubuhnya dingin, deru napasnya lemah.

Tak lama, Juan berlari panik menuju dimana Arey berada, semua kacau malam ini.

.....

"Sesya,"

Sesya menoleh kearah pintu, Ibu nya masuk dengan kabar buruk yang tampaknya tak akan Sesya perdulikan.

Sesya menaikan sebelah alisnya, menatap sang Ibu bertanya.

"Ada apa?" tanya nya singkat.

"Arey, dia gak sadarkan diri, entah kenapa kata Dokter dia gak ada luka apapun tapi kesadaran dirinya rendah, setara dengan koma, masih belum tau kapan dia bangun."

Sesya mengangguk pelan "Kayanya dia shock." gumam nya tak perduli.

Sesya memilih untuk tidur, dia tak perduli apa yang Arey alami untuk saat ini.

Mungkin Arey kena shock batin sampai membuatnya enggan untuk bangun, karena hidupnya sedang buruk membuatnya lebih memilih untuk tidur dalam jangka waktu panjang.

"Kamu kalau udah gak marah, temui dia ya. Mungkin kedatangan kamu bisa buat Arey bangun." pesan Ibu Sesya.

Sesya mengangguk saja, dia tak berharap bisa pergi menemui Arey, karena dia ingin menenangkan diri dulu.

"Lo terlalu lemah buat ngehadepin kenyataan, lo lemah Rey." gumam Sesya.

Sesya memejamkan matanya pelan, ya dia hanya ingin membiarkan semuanya berlalu semestinya.

Arey pasti akan bangun, dia tak akan tidur terlalu lama.

Masih teringat tuduhan Arey tadi siang, membuat Sesya sedih, tersinggung dan kecewa.

Hela napas Sesya berikan, dia mengetuk layar ponselnya, membuat layar itu menyala dan memperlihatkan foto Sesya bersama Arey di kebun binatang bulan lalu.

Mereka tampak bahagia, dengan Sesya yang merangkul pinggang Arey dan Arey yang tersenyum bahagia.

"Lo labil Rey, kenapa lo lebih percaya sama temen lo daripada penjelasan gue." lirih Sesya dengan air mata yang mengalir pelan, jatuh ke bantal tidurnya.

Isakan lirih terdengar, Sesya tak mau berpisah dari Arey, dia mencintai pemuda itu, tapi Sesya tak suka dituduh apalagi tidak dipercaya.

Apa Arey meragukannya? Dia bahkan tak percaya pada penjelasan yang Sesya berikan.

Sialan sekali, ini semua karena Bijan!

😽Bersambung😽

Clingy Badboy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang