Kelen pada malas nge vote banget ya, menuhin 150 aja pada lama banget anjir parah ckck.
Jangan sider lah ah elahh, capeknya berurusan sama sider ini, gak ada habisnya, baca mau, vote kagak.
200 vote dan 50 komen, gak lagi nuruni target vote, enak kali kelen jadinya, itu pun 150 vote penuhnya 1 hari padahal yang baca udah 400 lebih.
Vote diawal atau diakhir chapter.
..........................................................."Mau ikut! Ikut atau aku teriak kalau kamu mau merkosa aku! Biar kamu dibawa ke kantor polisi!"
"Kaki lo aja lagi patah gitu, gabakal bisa jalan Arey."
"AKU GAK MAU KAMU BERDUAAN SAMA ALI DOANG! KAMU ITU PUNYA AKU JADI GAK BOLEH SAMA YANG LAIN!"
"Arey, gue cuma nganterin Ali ketemu sama istrinya. Dia kan sahabat lo, jangan gitu ya, gue bentar aja, be a good boy, okey? I'll give you something afterthis."
[07.Masalah Ali 2]
Sesya sudah mendapatkan informasi mengenai posisi Rainy saat ini, walau harus bergadang sampai pagi.
Wajah Sesya sudah lusuh dan terlihat mengantuk, tapi dia harus mengantar Ali ke tempat yang sudah teman Sesya sebutkan.
Rainy ada di sebuah hotel yang tak jauh dari rumah sakit ini, dekat dengan perumahan tempat Ali dan Rainy tinggal.
"Kakak gak harus nganter Ali, Ali bisa pergi sendiri." tolak Ali saat Sesya menawarkan diri untuk mengantarnya.
Sesya tak mungkin membiarkan hal itu, ini sudah jam setengah 4 pagi dan tidak ada kendaraan di jam segini.
"Gak papa, ayo gue anter."
Sesya bahkan tak menyadari tatapan marah dari Arey, kenapa Arey gak ditawari untuk ikut, Arey mau ikut.
"Aku ikut." cetus Arey seraya berusaha turun dari kasur inapnya, Sesya segera berjalan cepat kearah Arey dan menahannya agar tidak turun.
"Lo nanti pagi mau di operasi, jangan banyak tingkah deh." tegur Sesya.
"Mau ikut! Ikut atau aku teriak kalau kamu mau merkosa aku! Biar kamu dibawa ke kantor polisi!"
Hela napas panjang Sesya berikan, dia memegang bahu Arey dan menatapnya lembut, gak mau terlalu mengkasari Arey.
"Kaki lo aja lagi patah gitu, gabakal bisa jalan Arey."
Geraman lirih Arey berikan, dia benci perkataan Sesya, dia hanya mau ikut bersama Sesya, dia tak mau Sesya berduaan dengan laki-laki lain.
Bahkan jika itu sahabat Arey sekalipun.
"AKU GAK MAU KAMU BERDUAAN SAMA ALI DOANG! KAMU ITU PUNYA AKU JADI GAK BOLEH SAMA YANG LAIN!"
Anggukan Sesya berikan, dia memeluk Arey pelan dan lembut, menenangkan getaran emosi ditubuh Arey dengan elusan dipunggung.
"Arey, gue cuma nganterin Ali ketemu sama istrinya. Dia kan sahabat lo, jangan gitu ya, gue bentar aja, be a good boy, okey? I'll give you something after this." bujuk Sesya lembut.
Arey memeluk Sesya dan membenamkan wajahnya dibahu Sesya, menggigit bahu gadis itu kesal lalu mengangguk terpaksa.
"Ya udah..cepetan, sebelum aku operasi kamu harus udah disini." lirih Arey dengan melas dan manja.
Sesya mengangguk pelan "Iya, Arey."
Punya pacar lebih muda dari dirinya, membuat Sesya belajar bersabar dan bersikap lembut, emosi Arey masih lah sulit diatur.
Terlebih sedari dia kecil, dia selalu mendeklarasikan diri Sesya sebagai milik Arey, tidak boleh ada yang mencuri gadis itu darinya.
......
Ali harap-harap cemas saat sampai di hotel tempat Rainy berada, dia sudah tau kamar dimana Rainy menginap, dia sudah sampai di lantai kamar Rainy saat ini.
"Nomor 24 Li."
Ali mengangguk, dia mendapati kamar yang dituju lalu segera mengetuknya pelan, dia tak mau membuat keributan saat ini.
Tok tok.
"Assalamualaikum.."
Tok tok.
"Kakak...ini Ali, buka Kak.."
Butuh 15 menit sampai akhirnya Rainy membuka pintu kamar, memperlihatkan Rainy yang tampak sendu dan luyu.
"Mau apa?" tanya Rainy langsung dan terdengar dingin.
Ali mulai bergetar, air mata meluruh tanpa bisa dicegah, dia berlutut di kaki Rainy pelan.
"Ali enggak selingkuh, Ali dijebak, Ali ketiduran setelah selesai kerja kelompok, Ali gak mau cerai Kak..Ali cinta sama Kakak..tolong..jangan ceraiin Ali.." isak tangis Ali memenuhi koridor, membuat Sesya tak tega.
Rainy tampak diam, dia mundur lalu melebarkan pintu kamarnya.
"Masuk, ayo selesaikan masalah ini tanpa melibatkan orang lain." ujarnya tegas dan sedikit melirik kearah Sesya.
Sesya yang paham pada tatapan itu langsung mengangguk.
"Kak Sesya, makasih udah nolongin Ali." lirih Ali berterima kasih pada Sesya.
Sesya mengangguk pelan, dia melihat Ali bangkit dan Rainy langsung menggendongnya ala bridal, masuk ke dalam kamar dan menutupnya.
"Huh, masalah rumah tangga ternyata rumit ya."
Sesya gak tau gimana nanti kelanjutan antara dia dan Arey, semoga saja tak ada masalah yang buruk diantara mereka.
Sesya kembali ke rumah sakit pada jam 5 pagi, dia melihat Arey tertidur lelap dengan sisa air mata dipipinya.
Sepertinya Arey tidur sambil nangis, perlahan Sesya mendekati kasur Arey lalu menunduk pelan, mencium bibir sang kekasih lembut tanpa membangunkan Arey.
Setelah dirasa napas hampir habis, Sesya melepaskan ciumannya dan mengecup dahi Arey.
"Seca..udah pulang.." bisik Arey yang terbangun dengan mata sayu agak merah, Sesya tersenyum lalu mengelus rambut Arey.
"Tidur lagi, gue disini."
"Um, jangan kemana-mana ya.."
"Iya sayang, tidur yah, nanti pagi mau di operasi jadi harus tidur dulu."
Arey mengangguk, dia memeluk tangan Sesya dan memejamkan matanya pelan, lebih tenang tidur saat ada Sesya.
Tidur lebih nyaman dan aman.
😽Bersambung😽
KAMU SEDANG MEMBACA
Clingy Badboy [End]
Dla nastolatkówPunya pacar badboy tapi Clingy? Possesive parah, kalau pesannya gak dibalas 1 menit pasti langsung ngerusuh dan datang ke rumah dengan teman-temannya. Kalau dicuekin 1 hari serasa hampir mati, kalau dimarahin selalu keluarin jurus kucing pungut alia...