😽AreCa-13😽

14.9K 1.5K 74
                                    

Yahh gak bisa double up, soalnya baru penuh sekarang padahal ini dah dari semalam:)

Tapi kalau ini cepat penuh, bisa kali jam 9 atau jam 10 up lagi.

Tergantung SIDER ini, gila, baca mau vote kaga.

200 vote dan 50 komen, cuma segini, nunggu nya seharian.
...........................................................

"Kak Seca, ayo Arey anter."

"Sorry, gue pergi sama Louis."

"Abangnya Jio? Kenapa gak sama Arey aja?"

"Enggak dulu, sorry ya Rey."

[13.1st Punishment]

Sesya mendatangi ruang inap Arey setelah demamnya turun, dia mengikuti saran Ali untuk memaafkan Arey tapi nantinya memberikan hukuman untuk Arey.

Juan yang tau Sesya mau menjenguk Arey sudah menyambut kedatangan Sesya.

"Sesya, makasih udah mau maafin Arey." ujar Juan senang.

Sesya terkekeh pelan, dia mengangguk "Iya Om, bukan masalah."

Sesya berjalan mendekati kasur tempat Arey terlelap, terlihat damai dan seolah tak mau diganggu.

Ada Ali, Kendrik, Bijan, Jio dan Zava di kamar inap Arey.

Pelan, Sesya menggenggam tangan kanan Arey lalu mencium punggung tangannya.

"Rey, gue udah maafin lo, sekarang bangun ya, semua nungguin lo bangun." bisik Sesya lembut.

Sesya mengelus poni didahi Arey, kemudian turun guna mengelus bibir pucatnya.

"Bangun, gue mau lo bangun."

Tak lama, kedua kelopak mata Arey terbuka, memperlihatkan bola matanya yang terlihat sayu dan kosong.

Namun saat merasakan genggaman seseorang, binar mata Arey terlihat jelas.

Dia menatap Sesya yang tersenyum menyambut dirinya "Seca.." lirihnya bergetar.

"Iya ini gue."

"Hiks..Seca..maaf.."

"Iya, udah gue maafin."

Sesya merengkuh tubuh lemah Arey dan mengelus punggungnya, namun dibalik punggung Arey dia justru menyeringai lebar.

Hukuman Arey, akan dimulai dari sekarang, hukuman yang mampu membuat Arey lemah dan putus asa secara perlahan.

.....

4 hari setelahnya, Arey sudah pulang dari rumah sakit dan menjalani aktivitas seperti biasa, ini adalah hari pertama Arey ingin mengejar Sesya lagi.

Dia sudah rapi dengan seragamnya, ingin mengajak Sesya berangkat bersama karena arah kampus Sesya searah dengan sekolah Arey.

Senyum manis sudah terlihat sedari tadi, Juan dan Claire bahagia melihat keadaan putra mereka yang sudah membaik.

"Jadi hari ini mau berangkat sama Seca?" tanya Juan lembut.

Anggukan Arey berikan, dia memakan roti isi coklat di meja lalu menarik tas sekolah yang ada di sofa.

"Arey berangkat dulu ya Mami, Papi, Assalamualaikum!"

"Waalaikum sallam, hati-hati bawa motornya."

"Iya Papiii."

Arey berlari pelan menuju pintu, dia sempat melambai pada Jaelani, kucing betina nya yang tengah hamil.

Gatau udah berapa minggu, yang pasti perutnya dah gede.

"Jaelani jangan mesum sama si Pritty ya, awas aja! Walau namanya Pritty tapi tetap aja si Pritty itu jantan, kamu lagi hamil, jangan ena-ena dulu sama jantan lain."

Jaelani, si kucing putih betina itu mengeong malas dari atas sofa.

Pritty itu kucing jantan jenis anggora milik tetangga sebelah kanan, milik Ayi Akditira, sahabatnya Atalia.

Arey memakai sepatu sekolahnya dengan segera, lalu berlari cepat menuju rumah Sesya yang tepat ada disebelahnya.

Langkah riang dan senandung penuh kebahagiaan tak lepas dari sela bibirnya.

"I might kill my ex, not that best idea, her new boyfriends next, how i can here~" Arey menyanyikan lagu yang entah dimana dia dengar itu.

Tapi enak, dan Arey suka, arti maupun nadanya.

Dia sampai di depan pintu rumah Sesya lalu mengetuknya penuh semangat.

Tok tok tok tok tok tok tok

"Assalamualaikum, Kak Secaaaaaa!"

Arey masih senyum-senyum gak jelas, sampai akhirnya pintu rumah terbuka dan menampilkan Sesya dengan kemeja biru gelap dipadu celana panjang hitam.

Senyum Sesya berikan "Waalaikum sallam, ada apa Rey?"

"Kak Seca mau kuliah kan? Ada kelas pagi hari ini pasti, sesuai jadwal kakak biasanya, ayo Arey anter, sekalian satu jalan." ajaknya semangat.

Senyum tak enak Sesya berikan, dia menggaruk tengkuknya pelan, pura-pura tak enak hati.

"Sorry, gue pergi sama Louis."

Raut muka Arey langsung berubah drastis, dia diam, sebelum bertanya dengan nada kecewa, alis yang luyu ditambah mata yang lesu.

"Abangnya Jio? Kenapa gak sama Arey aja?"

"Iya abangnya Jio, kami mau ke perpus kota sekalian, jadi enggak dulu, sorry ya Rey."

Arey tersenyum paksa, lalu mengangguk "Kalau nanti sore gimana? Arey jemput ya dari kampus."

"Enggak usah, gue pulangnya sama Louis juga kok."

"Malam, gimana kalau nanti malam pergi ke Mcd sama Arey, mau kan? Kita sekalian ke alun-alun, beli jajanan disana. Biasanya kakak mau kalau kesana,"

Arey berharap Sesya mau, selama Arey di rumah sakit Sesya selalu ada disana, dia pikir Sesya sudah memaafkannya.

Tapi kenapa sekarang Arey rasa, Sesya mulai menjauhinya secara halus.

Itu gak boleh terjadi, Arey gak akan terima hal itu.

"Sorry, nanti malam gue mau jalan sama Louis, mungkin lain kali."

Sesya segera menutup pintu rumah, meninggalkan Arey yang sudah kecewa di depan sana.

Hela napas lesu Arey berikan "Semangat Rey, semangat ngejer kak Seca lagi, semangat!" serunya pada dirinya sendiri.

Arey gak boleh putus asa secepat ini, dia harus semangat ngejer Sesya lagi.

😽Bersambung😽

Clingy Badboy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang