09. SMA Vellfire Neara (Casta System)

38 5 1
                                    

"Ada dosa utama manusia yang menjadi sumber dosa lainnya: ketidaksabaran dan malas." — Franz Kafka, "The Z rau Aphorisms from anime Classroom of the Elite 2nd Season.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

09. SMA Vellfire Neara (Casta System)

"Sejak kapan lo berubah pikiran? Bukannya lo bilang nggak mau sekolah di sana?" tanya Nindi. "Apa karena lo takut pak kepsek dipecat?" Ia bertanya secara beruntun.

"Nggak. Ada hal lain yang jauh lebih menarik." Kadang Nindi tidak mengerti isi pikiran Mevia.

"Vellfire Neara." gumam Mevia mengucapkan kata aneh itu dalam bahasa Inggris. Mereka kini sudah sampai di rumah milik Mevia setelah menemui Pak Hotman. "Sekolah itu di bawah naungan siapa sih? Apa mungkin dia bukan orang Indonesia makanya ngasih nama aneh gitu,"

"Bener, sih." Nindi tertawa singkat.

"Mungkin orang yang ngasih nama sekolah itu, punya makna tersendiri kenapa milih nama itu." balas Nindi. Mereka masuk ke dalam rumah setelah Mevia membuka pintu. Keadaan sepi, karena kakaknya Reny kembali berkerja.

"Sistem kasta. Baru kali ini gue denger kayak gituan. Menurut lo ini normal?" Mevia menuju dapur, membuka kulkas, menuangkan air dingin ke dalam gelas, lantas memberikan salah satunya pada Nindi.

"Nggak normal. Tapi menarik." Nindi tersenyum sambil menerima gelas dari Mevia.

"Gue harus tanya lebih jauh ke Winda." ucap Mevia setelah meneguk air minumnya.

"Kenapa Winda?"

"Karena bokap dia pernah kerja di situ. Salah satu orang yang ngebangun SMA Vellfire Neara." jelas Mevia.

-ooOoo-

Senin.

Tepat hari ini, pemilik nama Meviana Salsabila Naffandy itu sudah berada di depan gerbang besi SMA Vellfire Neara. Dirinya di antar oleh kepala sekolah menggunakan mobilnya. Sebab Mevia tidak mengetahui sekolah ini berada di wilayah Jakarta bagian mana.

Sayang, tempatnya lumayan jauh dari jalan raya. Tempat ini berada di tengah-tengah komplek perumahan elite. Mevia juga malas jika harus menggunakan Maps serta menyuruh Reny mengantarkannya. Sudah jelas kakaknya itu sibuk sekali.

Kebetulan, Nindi berkata pak Hotman siap mengantarkannya.

"Maaf, ya? Bapak tidak bisa mengantar kamu hingga ke dalam. Bapak masih ada banyak urusan." katanya.

"Sampai sini sudah cukup kok, pak. Saya pergi." Mevia membuka pintu mobil.

"Kalau ada apa-apa, kamu bisa bilang sama bapak atau guru-guru yang lain. Right?" Mevia mengangguk sebagai jawaban.

LOS(V)ER: You Live SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang