"Sementara aku kira aku sedang belajar bagaimana caranya hidup, nyatanya aku sedang belajar bagaimana caranya mati." — Leonardo da Vinci.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.18. Tertangkap
Dalam beberapa menit lagi matahari akan terbenam. Warna jingga kemerahan menghiasi langit dan suara binatang-binatang malam mulai terdengar. Alamat yang dikirim oleh seseorang yang menggunakan telepon Lauren menunjukkan daerah ini. Namun, suasananya benar-benar sangat suram.
Bangunan kosong bekas pabrik ada di seberang jalan. Tiang listrik yang menerangi pintu masuk tempat itu berkedip beberapa kali menambah kesan dan aura aneh jika terlalu lama diperhatikan.
Mevia menoleh pada Andreas yang juga mengamati bangunan itu. Cowok tersebut tadinya bersikeras untuk tidak menuruti apa yang dikatakan seseorang dibalik panggilan asing dari ponsel Lauren. Dia yakin bahwa ini pasti hanyalah jebakan. Sedangkan Mevia ingin memastikan kondisi Lauren. Rasanya aneh cewek sepertinya yang bisa melakukan bela diri tiba-tiba saja ada seseorang yang membuatnya celaka. Namun, siapa sangka jika hal tersebut kemungkinan terjadi.
"Bener yang ini?" tanya Andreas memastikan bahwa mereka sudah sampai seperti pada alamat yang dikirimkan. "Mereka memiliki tempat yang nggak seru. Bahkan kita dilarang untuk bawa orang lain."
"Orang itu nyuruh buat nyelametin Lauren sendirian kalau nggak mau Lauren bakal diapa-apain." Mevia ingat jelas pesan terakhirnya. "Jadi," ia ragu mengatakan ini.
"Oke, gue ngerti. Lo nyuruh gue buat masuk ke sana?"
Andreas keluar dari balik semak-semak. Bersiap untuk melancarkan aksinya. Ini benar-benar tanpa persiapan. Dirinya bahkan tidak ada ide untuk melawan mereka nanti.
"Oh iya, waktu lo denger suara penelpon asing itu, lo denger hal lain yang aneh nggak?" tanya Andreas entah apa maksudnya.
"Em.. nggak tau pasti sih, tapi kayaknya suara orang-orang lagi ngobrol random gitu."
"Rame banget,"
"Lumayan."
"Kemungkinan mereka lebih dari sepuluh orang." Andreas tercenung. Mevia sedikit terkejut sebab Andreas menyimpulkan hipotesis secepat itu Sepertinya dia hanya asal bicara. Jadi, tu artinya banyak sekali. Satu orang tidak mungkin melawan orang sebanyak itu kecuali jika dia benar-benar menguasai bela diri.
"Kalau lo nggak keluar dalam waktu tiga puluh menit. Gue bakal panggil polisi." ucap Mevia.
"Gue ragu sama ucapan lo."
"Gue bakal telephon kakak gue. Dia anggota polisi. Kita pasti aman." ucap Mevia serentak membuat Andreas seketika menoleh kepadanya. Ekspresinya tidak dapat terbaca. Hanya memandang Mevia lamat-lamat.
"Lo ngapain ngeliatin gue kayak gitu? Reaksi lo nggak seperti yang gue harapkan. Oke, jadi gue baru aja ngasih tahu salah satu hal yang mencakup keluarga gue. Kapan-kapan lo juga bisa cerita tentang keluarga lo." ucap Mevia.
Andreas mengalihkan pandangannya dari Mevia. Sepertinya ada sesuatu yang ia pikirkan. Senter flash menyala dari ponselnya. Cowok itu berdiri dan bersiap untuk menyebrang. Jalanan yang sangat sepi membuat Andreas langsung berjalan menuju bangunan itu tanpa hambatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOS(V)ER: You Live Sucks
ActionRivanno Zikri Reeyandra, ketua geng Avigator sekaligus pemegang kendali sekolah khusus laki-laki paling brutal di kota Jakarta. 𝑫𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒊𝒏𝒊, 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒂𝒋𝒂𝒊𝒃𝒂𝒏, 𝒂𝒌𝒔𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒆𝒃𝒂𝒓𝒌�...