"Jika kamu menatap ke dalam jurang, maka jurang itu akan balik menatapmu." — Friedrich W. Nietzsche
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.14. Terlambat
Lauren mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia memainkan lidahnya di dalam mulut, menatap lawannya tanpa rasa takut, dan bersiap untuk meluluh lantakkan mereka semua.
"Ayo keroyok gue kalau kalian semua mampu!!" Lauren justru berteriak menantang. "Nggak asik kalau cuma lo doang yang gue lawan, ha!"
"Kebanyakan bacot lo!" Dia kembali melayangkan tinjunya. Menyerang Lauren dari segala arah. Cewek tersebut justru tertawa riang melihat reaksi lawannya yang kini menyerangnya semakin brutal.
"Lo tahu dia bisa kayak gitu?" tanya Mevia pada Andreas mengenai Lauren. "Enggak. Ini jelas udah beda. Seni bela di SMA VN nggak kayak gini." balas Andreas.
"Maksudnya?" Mevia tidak begitu mengerti. Apanya yang berbeda?
Sekarang ia mengerti kenapa Lauren membencinya. Dia takut jika ia ketahuan mengenai rahasianya yang jago bela diri. Itu artinya ia salah mengira. Bukan karena tindakannya mencuri permen di minimarket. Tapi, ketika membanting tubuhnya tanpa sengaja saat itu.
Dia melakukan tendangan memutar, Lauren menundukkan tubuhnya. Ketika lawannya itu bersiap menonjok wajah Lauren: dengan kepalan tangannya yang mengepal kuat, wajahnya yang penuh ambisi, dan posisi tubuhnya yang mantap. Lauren menapakkan kakinya di badan bus. Tubuhnya seketika meloncat ringan. Satu kakinya yang bebas terangkat menampar telak sisi wajah lawannya hingga ia ambruk menabrak temannya yang lain; masih sibuk melakukan tawuran.
"Sialan!!" umpatnya ketika tubuhnya bergeser akibat terjangan mendadak dan ketika tahu ternyata orang tersebut adalah ketuanya, "oi bangsat! Kok lo bisa kalah?!"
Dia menunjuk Lauren dengan nyalang. Matanya menatap Lauren dengan tatapan membunuh. "A-ABISIN CEWEK ITU!!"
Mereka semua beralih pada Lauren.
Lauren bersiaga. Sudah bersiap untuk segala kemungkinan buruk yang akan terjadi selanjutnya. Beberapa dari mereka mulai mengincarnya. Tidak hanya dari SMA Alvabeth yang ketuanya sudah dibuat malu hingga ubun-ubun, tapi juga dari SMA Bina Nusantara yang juga tertarik untuk melawannya. Satu orang maju, dua orang setelahnya dan mereka bergiliran melawan seorang cewek.
Mevia bingung harus berbuat apa sekarang. Ia mengecek jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul tujuh tepat. Mereka sudah terlambat.
Lauren menundukkan kepalanya, ketika seseorang melakukan tendangan memutar. Dua lawannya sekaligus menyerangnya dari segala arah. Kepalan tangan itu nyaris mengenai sudut bibirnya kalau saja ia tidak menggeser kepalanya di sudut yang lebih aman. Ia meloncat ketika lawannya yang lain hendak menjegal kakinya. Mata Lauren berkeliaran mengikuti arah serangan mereka. Refleks nya memang jauh lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOS(V)ER: You Live Sucks
AçãoRivanno Zikri Reeyandra, ketua geng Avigator sekaligus pemegang kendali sekolah khusus laki-laki paling brutal di kota Jakarta. 𝑫𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒊𝒏𝒊, 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒂𝒋𝒂𝒊𝒃𝒂𝒏, 𝒂𝒌𝒔𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒆𝒃𝒂𝒓𝒌�...