TRUTH OR DARE

80 8 0
                                    

HAPPY READING AND ENJOY...
MISAL KALIAN ADA USULAN DAN KOMENTAR YANG SEKIRANYA CERITA INI AGAK ANU, READER'S BOLEH BANGET KOMEN...

BTW JANGAN LUPA VOTE YA...

■■■

"Terserah, mau kemanapun arah cerita ini, aku tak bisa mengakhirinya begitu saja."
_Pradipta_

●●●

"Gue dare. Cowok harus lakik!" Seru Nipo ketika dirinya terpilih.

Anak anak yang mengikuti permainan ini bersorak licik karena sangat asik ketika mengerjai Nipo. Sahabat Dipta yang satu ini adalah tipe orang yang periang dan pembawa mood baik di kelas.

tuuuut~~ brrrrrr~

"Anjing!"

"Goblok!"

"Bangsat, lo!"

"Bau Rafflesia anjing!"

"Bangke, kentutnya nggak usah di muka gue!" seru Salwa kesal. Bagaimana ia tak kesal jika Nipo kentut tepat di depan mukanya. Salwa sudah heran sejak tadi ketika Nipo berdiri membelakanginya cukup lama, ternyata nahan kentut.

Anak anak yang sedang melingkar serentak berdiri untuk keluar kelas karena jujur kentut Nipo bau jengkol. Beberapa anak kelas masih mengumpat tak jelas karena baunya lama sekali hilang. Beberapa anak kelas juga mual dengan baunya. Nipo, sang pelaku hanya tertawa cengengesan tak bersalah.

"Makanya lu tuh jangan makan singkong mulu. Tinggal di perumahan elit, tiap hari makan singkong mulu, lu!" seru Dipta tak tahan dengan baunya.

Setelah sekitar 5 menit game ini tertunda, mereka membentuk lingkaran seperti tadi mengelilingi botol yang menjadi prasarana game. Karena tadi Nipo belum sempat di kasih Dare, jadi ini masih giliran Nipo.

"Kirim foto aib lu ke mantan," kata Zay, sang ahli matematika di kelas 12 MIPA 2.

"Ga ada mantan gue, kalau pacar ada. Gue kirim ke pacar gue," kata Nipo menyetujui.

Rifki, Zay, Dipta, Lia, Nabila, Salwa, Lio dan Azura juga mengangguk setuju.

Setelah Nipo melaksanakan dare nya, botol kembali diputar lagi.

"Please jangan gue..." lirih Azura.

Ting!

"LIA!" seru 8 orang pemain.

Baru kali ini Lia mau ikut bermain hal hal random seperti ini. Biasanya ia tak mau karena itu hal yang tak cocok dengan dirinya. Jadi mereka senang ketika botol itu mengarah ke Lia. Mereka ingin melihat reaksi Lia di permainan ini.

"Truth," kata Lia.

"Okey! Gue yang ngasih pertanyaan. Sebutin nama crush lo yang sekarang!" tanya Nabila bersemangat.

Semua menanti jawaban Lia karena siapapun itu, dia adalah orang yang beruntung sebab sudah di sukai oleh seseorang seperti Lia. Manis, baik, pintar, humoris juga. Dan orang yang disukai Lia pasti bukan orang yang sembarang, mereka yakin akan hal itu. Kupu-kupu pasti akan menyukai bunga yang manis dan harum bukan?

"Nggak ada crush gue."

"Bohong! Lu suka sama dia dari kelas 10 anjir!" seru Azura tak terima.

"Anjir lu, Ra. Tapi malu gue kalau kalian pada tau," kata Lia.

Dipta yang sedari tadi berhadapan dengan Lia, ikut menanti jawaban dari Lia. Dia juga ingin tau siapa lelaki yang sangat beruntung itu. Walaupun Dipta merasakan sedikit perasaan tak suka dengan pertanyaan ini.

"Sebutin ajalah, Li. Kali aja kita bisa bantu," sahut Zay.

Lia mengangguk, "Yudha."

Semua diam sejenak.

Yudha?!

"Yudha MIPA 1?!" tanya Rifki dan Nipo bersamaan. Memang mereka ini sudah sehati.

Lia mengangguk malu, "ya, tapi gue otw move on. Capek mendem terus," kata Lia.

"Goblok lu berdua, sumpah anjir?!"

Mereka terkejut dengan seruan Nipo yang nyaring tiba tiba.

"Lia, dengerin gue. Yudha MIPA 1 itu, sahabat gue, dia juga suka sama lu dari kelas 11 kayaknya. Dia mau nembak lu, tapi takut lu tolak. Anjirlah takdir apaan ini?! Fiks habis ini lu bakal pacaran sama Yudha. Gue pastiin itu," jelas Nipo.

Iya, takdir macam apa ini. Dipta makin tak suka kala orang yang ternyata Lia sukai sangat berbeda jauh dengan dirinya. Yudha adalah Ketua MPK sekaligus ketua Voli di sekolah. Selain itu, Yudha dan Lia juga sering terlibat dalam olimpiade bersama. Jangan bandingkan dengan Dipta yang hanya upik abu itu.

Lia melihat ke arah Dipta yang terlihat sedang ikut tertawa terpaksa bersama. Karena nyatanya Dipta, Yudha, Zay, dan Rifki adalah teman satu tongkrongan. Jadi mereka sudah dekat sejak awal masuk SMA.

Lia yang mendengar pernyataan dari Nipo senyum malu malu. Benarkah Yudha menyukainya? Kalau benar, maka tak sia sia perasaan yang sudah lama Lia pendam selama ini. Ini bukan lagi cinta sepihak.

Namun sepertinya ini akan menjadi kisah rumit.

Botol kembali diputar.

Perlahan botol itu menuju ke arah Dipta.

"Yess! Akhirnya lu kena, Dip!" seru Rifki.

"Dare."

Rifki tersenyum licik ketika Dipta memilih Dare. Dia sungguh sangat penasaran dengan sesuatu pada Dipta. Jadi dia akan melakukannya sekarang.

"Jangan aneh aneh lu, bangsat!" seru Dipta sesekali melirik ke arah Lia.

"Omongannya dijaga, Dip," kata Lia refleks.

"Iya, maaf," jawab Dipta mengangguk lucu.

Seseorang yang melihat hal itu lagi lagi tersenyum penuh arti. Lia yang baru sadar dengan yang ia katakan sedikit terkejut. Namun dia harus terlihat biasa saja. Tak ada seorangpun yang bisa membuat Dipta meminta maaf dengan lucu seperti ini, bahkan Karin dan mantan mantannya pun belum ada yang bisa.

Dipta juga entah sadar atu tidak, dirinya tak peduli akan hal itu.

"Bilang sayang ke orang yang ada di depan lu," kata Rifki memberi dare pada Dipta.

Whats?

Orang yang ada didepan Dipta? Yes, itu adalah Lia.

"Najis tantangannya!" seru Lia refleks. Sungguh dirinya terkejut, ini adalah hal yang tak bisa ia katakan.

"Gue punya pacar, bangsat!" Dipta menolak tantangan dari Rifki. Suka aneh aneh emang si Rifki.

"Gue tau lu putus sama Karin, kemarin. Nggak usah ngelak gitu kali," kata Rifki.

Rifki ini apa-apaan. Kenapa dia tau hal itu sih...

"Lagian cuma dare doang aelah, nggak usah takut gitu. Karin mah orangnya santai, enjoy. Aneh lu mah..." tambah Zay.

"Lia, gue sayang sama lu," ucap Dipta tiba tiba.

Rifki yang melihat itu refleks salto dan mengeluarkan berbagai freestyle. Sungguh mereka berdua sangat lucu bagi Rifki. Para pemain dare pun merasakan ada cipratan cinta di game ini.

Disisi lain Dipta dan Lia hanya saling bertatap canggung.

trrrrrrr~ tuuutt~ brrrrr~ tut

Dan terjadi lagi....

"GUOBLOGHH."

"BAU BANGKE NIPO!!!" seru Salwa keras.

"GUE PERINGATIN, MULAI BESOK LO NGGAK BOLEH MAKAN SINGKONG. INI DEMI NYAWA MIPA 2, BANGSAT!" tambah Dipta.

"TOLONG KASIH ABA-ABA ANJING! LO BIKIN GUE NGGAK NAFSU MAKAN," tambah anak anak kelas lain.

Dan game ini berakhir rusuh karena kentut seseorang yang sering makan singkong rebus.







PRADIPTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang