Mansion keluarga Choi, 9 pm
Yeonjun duduk di kursi dan menghadap ke piano usang peninggalan kakeknya. Jari-jemarinya menekan dan memainkan tuts tuts piano itu dengan lihai. Paduan nada yang Yeonjun mainkan pun terdengar seolah-olah dia sedang meluapkan perasaan emosinya. Lantaran ada suatu hal yang membuat Yeonjun seperti itu.
Sabtu siang hingga sore tadi adalah pertama kalinya Yeonjun mengajak Yeji berkencan. Tapi mereka menonton film di bioskop dengan suasana sangat canggung. Sempat juga berkeliling Mall untuk berbelanja kebutuhan Yeji, dan makan malam di restaurant favorit Yeji. Tapi ketika baru saja makanan sudah terhidang di depan mata, wajah Yeji memucat dan seperti terburu-buru ingin mengejar seseorang, lalu meninggalkan Yeonjun seorang diri disana. Tapi sebelum Yeji pergi, Yeonjun sempat meraih pelan pergelangan tangan Yeji, namun tangan Yeonjun dihempas kasar dan kata-kata yang dilontarkan Yeji sangat menyakiti hatinya.
Alunan nada piano semakin cepat, jari-jemari Yeonjun juga bergerak semakin gesit. Musik yang dia mainkan semakin memacu emosinalnya. Pandangannya menatap kosong pada dinding putih didepannya. Dadanya terasa sesak, ketika teringat lagi kata-kata sama, yang pernah dia dengar sebelumnya, berputar terus menerus dikepalanya.
Aku sangat bosan denganmu!
Sangat bosan!
Bosan!
Jika kalian mendengar alunan musik dan harmoni yang dimainkan Yeonjun saat ini, pasti akan mengerti, jika Yeonjun meluapkan perasaan sentimentalnya. Seperti Mama Yerin dan Ryujin yang sedang duduk di sofa ruang tengah mansion megah itu, dan beberapa orang dari arah dapur berbisik-bisik menerka-nerka. Mereka yang ada disana tengah memandangi punggung tegap yang sedang memainkan piano itu, dengan alunan harmoni penuh emosi.
"Apa Oppa sedang kesal?" Ryujin menatap Mama Yerin yang duduk di sebelahnya.
Mama hanya menghendikkan bahu, dan memilih mendengar seksama alunan musik piano yang memanjakan telinga.
Memainkan alat musik sudah menjadi Hobby bagi Yeonjun. Yeonjun belajar piano sejak usianya menginjak 7 tahun, dan diajari oleh Almarhum sang kakek. Yeonjun juga belajar alat musik lain, seperti alat musik petik gitar dan mulai mempelajarinya sejak usianya 12 tahun. Mahir memainkan beberapa alat musik, tapi tak ingin menjadikan bermain musik menjadi pekerjaan utama, hanya sebagai hobby saja. Memainkan musik pun menjadi pelampiasan perasaanya juga. Saat dia sedang dalam suasana gembira, sedih, marah, ataupun kesal seperti sekarang ini.
Setelah kurang lebih sepuluh menitan bermain piano, Yeonjun menghentikan jari-jemarinya. Belum enggan beranjak dari pianonya, dan malah memejamkan mata. Mengingat kembali kejadian yang sempat menyakiti hatinya beberapa jam lalu. Kemudian menghirup nafas dalam dan menghembuskannya perlahan.
Garis bibirnya mulai terangkat, Yeonjun berusaha meyakinkan diri untuk tak mudah menyerah. Bertekat kuat membuat Yeji luluh, serta membuat Yeji jatuh hati kepadanya.
"Hwang Yeji, akan ku buat kau jatuh cinta padaku!" gumamnya penuh tekat.
Lalu beranjak dari dari sana, dan berjalan naik ke tangga yang melingkar ke lantai dua, untuk menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Romance || YeonJi
Fanfiction(On Going & Slow Update) Kisah cinta seorang Choi Yeonjun selalu berakhir miris. Dalam hubungan percintaannya selalu saja di hadiri oleh orang ketiga. Bahkan terhitung sudah empat kali hubungannya selalu berakhir dengan cara yang sama. Karena orang...