Suseongmot Lake, Daegu, 5.30 pm
Siang ini matahari begitu terik. Hwang Yeji si gadis cantik sedang terburu-buru menemui seseorang. Dia terlambat hingga hampir setengah jam-an. Namun sekarang dia sudah sampai di taman yang dekat dengan danau, tempat dia dan kekasihnya biasa bertemu.
Yeji menghembuskan nafasnya pelan pelan ketika memandang danau yang akhir-akhir ini menjadi tempat favoritnya dengan seseorang. Kemudian dia menengok ke pohon besar yang tidak jauh dari danau. Ada seseorang yang mengintip dibalik pohon itu.
"Lee Min Hyung, kau dimana? Minhyung-ah, kau dimana?" Yeji berpura-pura tidak mengetahui keberadaan lelaki yang ada dibalik pohon besar itu.
"Hmm, okay jadi kau bersembunyi disuatu tempat ya. Baiklah, jika kau tidak segera keluar maka aku akan segera pergi dari sini." Yeji tertawa pelan setelahnya.
"Baik, aku pergi ya!"
"Tunggu, Yeji! jangan pergi!" Pria itu akhirnya keluar dari tempat persembunyian, dan menghampiri sang gadis.
"Tolong jangan pergi, please!" Pintanya.
Gadis yang semula berpura-pura akan pergi itu, kini membalikkan badan dan memasang wajah kesal. "Mengapa aku tidak boleh pergi? apakah pantas kau begitu?" Yeji maju selangkah untuk lebih dekat lagi dengan Minhyung, membetulkan kerah kemeja pria itu yang tampak tidak rapi.
"Tidak, tapi apakah pantas membiarkan seseorang menunggu begitu lama."
"Aku tidak bermaksud menyuruhmu menunggu terlalu lama. Aku akan mendapat masalah kalau aku tidak segera menyelesaikan pekerjaanku dengan baik." Kini Yeji bersedekap, seolah marah dengan Minhyung, dan menunjukkan wajah cemberut.
"Kau itu, memang tidak akan pernah mengerti dengan masalahku. Aku pergi saja."
"Hey hey hey tunggu! Tuan Putri yang punya banyak masalah. Yang punya banyak masalah itu aku. Dan sudah jadi nasibku. Nasib dari seseorang yang hidup dijalanan sepertiku." Minhyung membelai sayang surai hitam nan panjang milik kekasihnya. Tapi tangannya ditepis begitu saja.
"Hal itu lagi, kenapa kau selalu membahas nasibmu. Apa kau tau nasib seseorang itu tidak ada yang tau. Jangan terlalu menangisi nasibmu." Kini Yeji merapikan rambut cokelat Minhyung yang berantakan terkena angin.
"Kau tau--" Minhyung memberikan jeda pada kalimatnya.
"Nasibku tidak akan bisa membuatku menangis, karena.. cintamu ada bersama denganku." Minhyung menatap Yeji dengan mata berbinar, seolah-olah gadisnya ini adalah satu-satunya dunia baginya.
"Baiklah, jadi hanya itu yang menjadi masalahnya."
"Apa maksudmu?" Dahi Minhyung berkerut, dia tak mengerti.
Wajah gadis bermarga Hwang itu berubah serius, Yeji selangkah maju untuk sedikit lebih dekat dengan Minhyung.
"Masalahnya adalah-- aku.. sudah dijodohkan, dan pernikahanku sudah diatur." Yeji menundukkan kepalanya, berusaha mendramatisir keadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Romance || YeonJi
Fanfiction(On Going & Slow Update) Kisah cinta seorang Choi Yeonjun selalu berakhir miris. Dalam hubungan percintaannya selalu saja di hadiri oleh orang ketiga. Bahkan terhitung sudah empat kali hubungannya selalu berakhir dengan cara yang sama. Karena orang...