13. Astraphobia

104 19 1
                                    

Seoul, 11 pm





Hiruk pikuk jalanan Seoul malam ini tampak lengang, di dalam mobil range rover berwarna hitam yang menembus jalanan itu, di dalamnya ada Yeonjun dan Yeji.

Setelah acara makan bekal bersama itu, Yeonjun putuskan untuk mengantar Yeji pulang. Padahal pekerjaannya sedang menumpuk, tapi dia kesampingkan pekerjaannya hanya untuk mengantarkan calon istrinya, sekaligus memastikannya pulang kerumah dengan selamat.

Benda langit seperti bulan dan bintang tidak terlihat, nampaknya sebentar lagi akan hujan. Pasalnya beberapa kali petir terlihat menyambar kecil. Rintik hujan pun perlahan-lahan membasahi kaca depan mobil.

Wiper kaca mobilnya pun dia nyalakan agar rintik hujan yang semakin lebat tak menghalangi pandangan. Yeonjun putuskan menyalakan musik samar-samar, agar hujan tak terlalu memberisiki telinga .

Diliriknya gadis yang tengah duduk di sampingnya, keningnya mengernyit ketika melihat gadis itu seperti merasa cemas. Peluh terlihat menetes deras di pelipisnya. Tangannya saling bertautan, terlihat bergetar, bahkan matanya menatap was-was pada langit. Gadis itu kenapa?

"Yeji.. kau kenapa?" Lirik Yeonjun sebentar, lalu kembali fokus menatap jalanan.

Yeji tidak menjawabnya, dia tampak gelisah dan bertambah ketakutan ketika kilatan cahaya di langit terlihat menyambar.

"Yeji !"




Duarr




Yeji terkesiap, refleks mengamit lengan kekar disampingnya. Dari yang Yeonjun amati, gadis ini sepertinya takut gemuruh petir. Yeonjun putuskan menepikan mobil.

"Yeji, kau baik-baik saja?" Laki-laki itu nampak khawatir.

Yeji menjawab dengan menggeleng, meremas erat lengan kekar itu, tangannya pun merembet memaksa memeluk tubuh itu.

"T-takut.. Yeonjun.. aku takut!" cicitnya.

Sabuk pengaman yang masih terpasang dan posisi duduk keduanya membuat Yeji tidak leluasa memeluk tubuh Yeonjun. Yeji butuh pelukan.




Duarr




Dengan gerusukan, Yeji melepaskan sabuk pengamannya. Masa bodoh dengan gengsi, Yeji menubruk tubuh kekar itu dan duduk dipangkuannya. Sejak tadi, dia ingin segera memeluk tubuh lelaki itu, namun terhalang gengsi.

"Yeji.." Netra Yeonjun membulat, terkejut karena tindakan tiba-tiba yang Yeji lakukan.

Yeji malah memeluk erat tubuh kekar Yeonjun. Posisi kaki Yeji pasti tidak nyaman karena ruangnya sempit. Disisi lain, posisi saat ini membuat Yeonjun merasa risih. 

"Yeji.."

"Yeon-jun.."




Duarr



Bad Romance || YeonJiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang