21. Just Five Months

145 21 10
                                    

Kediaman Yeonji, 7 am





Waktu tidak terasa begitu cepat, ternyata sudah hampir satu bulan Yeonjun dan Yeji tinggal dalam satu atap yang sama. Tapi selama itu pula mereka berdua tidak pernah menghabiskan waktu yang intens. Kejadian manis dirumah sakit beberapa waktu lalu tidak membuat hubungan keduanya semakin baik. Lantaran keduanya canggung, keduanya juga tidak punya waktu yang signifikan untuk sekedar bersama.

Yeji sibuk dengan Cafe bakery nya, sedangkan Yeonjun terlalu sibuk mengurus perusahaan, mengurus tikus-tikus berdasi yang membuat kekacauan di perusahaan.

Tak hanya itu, laki-laki bernama Haechan tidak hanya terobsesi pada , perusahaannya juga. Yeonjun sudah duga dari awal mereka menjalin hubungan, karena pada dasarnya laki-laki itu hanya disuruh sang ayah untuk memanfaatkan adiknya.

Singkatnya Haechan disuruh untuk memanfaatkan Ryujin, mengorek informasi lebih dalam tentang perusahaan dan ingin menjatuhkan perusahaannya. Lalu tidak disangka jatuh cinta sungguhan dengan adiknya.

Terlebih lagi muncul rasa obsesi berlebihan dengan adiknya. Sialnya dia tidak terima diputuskan sepihak oleh Ryujin. Berakhir tanpa pikir panjang, menculik adiknya, untuk memaksa adiknya menjalin hubungan lagi dengannya.

Yeonjun tau semua itu dari detektif yang dikirimnya untuk memata-matai Haechan. Tapi sekarang orang yang menyakiti adiknya sudah berhasil disingkirkan.

Sekarang tinggal memikirkan hubungannya dengan Yeji yang tak berkembang sama sekali.


Sragh!


Gorden yang menjuntai menutupi jendela itu dibuka pelan. Cahaya matahari menyinari seluruh sudut ruangan di kamar Yeonjun. Sejenak mata tajam seperti rubah itu mengedar ke jendela kaca yang memperlihatkan pemandangan taman kecil di depan sana. Yeonjun menggeliatkan tubuh sambil sesekali menguap, ah ini efek begadang semalaman.

Tok   tok   tok

"Yeonjun.. boleh aku masuk." Panggil seseorang di luar kamarnya.

"Hmm.." jawabnya tanpa menengok.

Mungkin orang yang mengetuk pintu itu tak akan mendengar jawaban Yeonjun, lantaran laki-laki ini hanya bergumam pelan. Masih sibuk mengumpulkan nyawa.

Perempuan bernama lengkap Hwang Yeji itu tidak sabaran menunggu yang punya kamar membukakan pintu, maka dia berinisiatif sendiri membuka pintu.

"Kenapa tidak menjawab panggilanku?" tanya Yeji dengan memasang wajah kesal.

"Sudah kujawab tadi."

Kedua alis Yeji menukik tajam, "Aku tidak dengar kau menjawab panggilan ku."

"Kau mau apa sebenarnya?" tanya Yeonjun dengan masih tak bergeming sedikitpun dari tempatnya.

Yeonjun jadi ingat kejadian saat dirinya mengenggam erat tangan Yeji. Waktu itu Yeonjun pikir ada rasa kelegaan saat melihat wajah adiknya, kemudian dia lampiaskan dengan memegang erat tangan istrinya. Hanya refleks, itu yang dibilang Yeonjun saat di goda oleh orang-orang yang melihat kejadian itu secara langsung. Alasan yang tidak masuk akal bukan?

Harap maklum, karena sifat orang cerdas macam Choi Yeonjun terkadang tidak masuk akal jika dihadapkan dengan cinta.

Yeji berjalan perlahan masuk dengan canggung dan mendudukkan diri di ujung ranjang. "Ehm.. kebutuhan untuk memasak sudah habis, a-aku.. aku ingin.. belanja-"

Tanpa banyak bicara Yeonjun mengambil dompet kulitnya yang berada di dalam laci di nakas sebelah ranjang. Mengeluarkan blackcard dan menyodorkannya pada Yeji.

Bad Romance || YeonJiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang