11. Yeonjun's Plan

113 18 5
                                    

Photography Studio, 1 pm





Setelah kejadian tidak mengenakan terjadi di kota Daegu kemarin, siangnya Yeji harus bertemu kembali dengan Yeonjun untuk melakukan foto Pre-wedding di studio foto. Namun karena kartu undangannya sudah terlanjur dicetak, jadi nanti fotonya digunakan untuk ornamen dekorasi saja sewaktu acara pernikahan berlangsung, dan untuk mengisi album foto mereka.

Di bagian sekitar matanya, harus di poles bedak sedikit tebal untuk memudarkan mata pandanya. Semalaman Yeji tidak bisa tidur lelap, tentu saja memikirkan Yeonjun yang tidak mau menandatangani surat perjanjian pernikahan itu.

Diliriknya Yeonjun disampingnya, dia juga sedang di dandani tipis-tipis oleh penata rias. Mereka berdua memakai baju adat tradisional khas Korea Selatan berwarna senada, hanbok berwarna biru muda dan putih.

"Sudah selesai." Ujar penata riasnya.

Mereka berdua segera berdiri di depan kamera, disana sudah dilengkapi pendukung dekorasi, dan background untuk menambah kesan foto menjadi lebih bagus. Pose pertama, Yeji duduk di kursi, sedangkan Yeonjun berdiri dibelakangnya. Penata gaya membetulkan letak gaun hanbok Yeji agar terlihat rapi di pandang, lalu beralih merapikan pakaian atasan yang dikenakan Yeonjun.

"Sudah siap!" teriak penata gaya itu lalu menjauh dari jangkauan kamera.

Fotografer siap memberi aba-abanya, "Siap, 1.. 2.."




Cekrek!  Cekrek!   




Lampu kilat terus berkedip, menyilaukan mata keduanya. Mereka beberapa kali diarahkan oleh penata gaya agar pose keduanya bervariasi. Untuk pose resmi, keduanya tidak canggung sama sekali, dan terlihat memancarkan binar.

"Yeji anakku, sekarang ganti gaya bebas ya!" pinta Mama Rara.

Oh ya, jangan lupakan para Mama ada disana memantau kedua putra-putrinya. Dan para kru fotografer memindahkan properti yang sudah dipakai ke tempat lain.

"Yeonjun.. Ya Tuhan! jangan kaku nak! Ayo, kalian berdua lakukan pose ala-ala pasangan romantis!" Kali ini giliran Mama Yerin menginterupsi.

Yeji merasa canggung, sedangkan Yeonjun terlalu kaku. Tapi Yeonjun mencoba memberanikan diri, menghela Yeji untuk menghadapnya. Pinggang Yeji di rengkuh dengan begitu mesra, lalu  menatap Yeji kagum, mata cantik seperti kucing milik gadis itu, seakan menghipnotisnya.

"Apa y-yang kau lakukan?"

Yeonjun tidak menjawab, dia justru mengambil nafas panjang untuk mengusir rasa gugup. Guratan tipis sekarang muncul dibibir, Yeonjun menghela lembut tangan Yeji untuk memegangi rahang tegasnya.

"Yeji.."

Gadis itu justru menolehkan kepalanya ke arah lain, menghindari tatapan Yeonjun.

"Kau lihat apa? lihat kemari! lihat mataku!" Tangan Yeonjun mengarahkan kepala Yeji kearahnya, agar pandangan mata gadis itu hanya menatap pada dirinya.

Netra Yeji mau tidak mau memandang mata tajam bak rubah itu. Iris kelam milik Yeonjun sejenak meluruhkan nafasnya. Sepertinya, rasa gugup kini melanda Yeji.

Yeonjun tersenyum kecil, "Kau gugup?"

"T-tidak!"

Yeonjun malah semakin melebarkan senyum, "Kau yakin?"

Bad Romance || YeonJiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang